Oda Nobunaga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 176:
Masih pada tahun yang sama ([[1579]]), pasukan Nobunaga memadamkan pemberontakan di [[Kinai]] yang dipimpin [[Besso Nagaharu]] dan [[Araki Murashige]]. Nobunaga juga memerintahkan istri sah dari Tokugawa Ieyasu yang bernama [[Tsukiyama-dono]] untuk melakukan [[seppuku]]. Tsukiyama-dono adalah ibu dari putra pewaris Ieyasu yang bernama [[Tokugawa Nobuyasu]]. Peristiwa ini menjadi sumber perselisihan di kalangan kelompok pengikut Tokugawa yang terbagi menjadi kelompok pro dan kelompok anti-Nobunaga. Pada akhirnya [[Tokugawa Ieyasu]] memutuskan untuk tidak menyelamatkan nyawa istri dan putra pewarisnya.
 
Pada bulan April [[1580]], Nobunaga berhasil berdamai dengan pihak kuil Ishiyama Honganji. Masalah kuil Ishiyama Honganji dan pendeta [[Kennyo]] yang merupakan ganjalan bagi Nobunaga bisa diselesaikan dengan damai berkat keputusan Kaisar Ōgimachi yang menguntungkan pihak kuil Ishiyama Honganji. Sesuai dengan syarat perdamaian, kuil Ishiyama Honganji harus pindah dari [[Osaka]]. Pada bulan Agustus [[1580]], Nobunaga secara tiba-tiba mengusir pengikutnya seperti [[Sakuma Nobumori]], [[Hayashi Hidesada]], [[Andō Morinari]], dan [[Niwa Ujikatsu]].
 
Pada tahun [[1581]], Istana Tottori di [[Inaba]] yang dikuasai oleh [[Mōri Terumoto]] dipaksa menyerah oleh pasukan [[Hashiba Hideyoshi]] yang kemudian bergerak maju untuk menyerang [[Bizen]].
 
Pada tahun yang sama, Oda Nobuo kembali memimpin pasukan sebanyak 60.000 prajurit untuk membalas kekalahan dari prajurit lokal di Ise. Pembunuhan massal terjadi di Iga, semua orang yang disangka [[ninja]] tewas dibantai termasuk wanita dan anak-anak kecil. Korban tewas mencapai lebih dari 10.000 orang. Semua orang dikabarkan lenyap dari Provinsi Iga, semua barang-barang juga lenyap dan Provinsi Iga hancur. Peristiwa ini dinamakan Kerusuhan Iga tahun Tensho bagian kedua.
 
=== Kehancuran klan Takeda ===
Pada bulan Maret [[1582]], pasukan [[Oda Nobutada]] menyerang wilayah Takeda dan secara berturut-turut berhasil menaklukanmenaklukkan [[Provinsi Shinano]] dan [[Provinsi Suruga|Suruga]]. [[Takeda Katsuyori]] dikejar sampai Gunung Tenmoku di [[Provinsi Kai]], dan terpaksa bunuh diri yang menandai musnahnya klan Takeda.
 
Setelah klan Takeda dari [[Kai]] takluk, Nobunaga memerintahkan untuk menghukum mati semua pengikut klan Takeda beserta keluarga, dan pembantu yang dianggap akan membalas kematian tuannya. Peristiwa ini dikenal sebagai Perburuan Takeda. Perintah Nobunaga untuk membantai seluruh klan Takeda tidak dapat diterima [[Tokugawa Ieyasu]] dan sebagian menteri dari pihak Nobunaga. Walaupun harus bertaruh nyawa, Ieyasu dan para menteri menyembunyikan sisa-sisa pengikut Takeda. Seorang tokoh di [[zaman Edo]] yang bernama Takeda Yukari merupakan keturunan dari sisa-sisa pengikut Takeda yang berhasil diselamatkan dari pembunuhan massal.
Baris 191:
Pada saat yang bersamaan, pasukan yang dipimpin putra Nobunaga [[Kambe Nobutaka]] dan menteri [[Niwa Nagahide]] sedang dalam persiapan berangkat ke [[Shikoku]] untuk menyerbu [[Chōsokabe Motochika]].
 
Ada pendapat yang mengatakan [[Akechi Mitsuhide]] kuatirkhawatir dengan masa depan sebagai pengikut Nobunaga karena tidak diberi bagian dalam rencana penyerbuan ke Shikoku. Mitushide merasa nasibnya sebentar lagi mirip dengan nasib [[Sakuma Nobumori]] dan [[Hayashi Hidesada]] yang diusir oleh Nobunaga.
 
Pendapat lain mengatakan Akechi Mitsuhide merasa dirinya sudah tidak berguna, karena tidak lagi diserahi tugas memimpin pasukan oleh Nobunaga. Mitsuhide juga merasa dipermalukan oleh Nobunaga, karena rencana pernikahan putri salah seorang pengikutnya yang bernama [[Saito Toshimitsu|Saitō Toshimitsu]] menjadi gagal. Pernikahan ini sebenarnya diatur oleh Mitsuhide sesuai strategi pendekatan terhadap Chōsokabe Motochika yang diperintahkan Nobunaga.
Baris 209:
Nobunaga menggemari barang-barang yang berasal dari Barat. Pada tahun [[1581]], Nobunaga pernah menyelenggarakan parade pasukan [[kavaleri]] dengan mengundang [[Kaisar Ōgimachi]]. Pada waktu itu, Nobunaga hadir mengenakan mantel dari kain [[beludru]] dan [[topi]] gaya Barat.
 
Pada masa tuanya, Nobunaga dikabarkan selalu mengenakan [[baju zirah]] ala Barat sewaktu tampil dalam pertempuran. Nobunaga sangat tertarik pada pelayan berkulit hitam dari misionaris Yesuit bernama [[Alessandro Valignano]]. Nobunaga lalu menjadikan pelayan berkulit hitam yang diberi nama Yasuke sebagai penasehatpenasihat pribadi.
 
Nobunaga konon bisa segera mengerti kegunaan dari barang-barang yang dihadiahkan misionaris [[Yesuit]] seperti [[bola dunia]], [[jam]], dan [[peta]]. Pada waktu itu orang Jepang masih belum mengetahui bumi itu bulat. Para pengikut Nobunaga walaupun sudah dijelaskan berkali-kali tidak juga paham, tapi Nobunaga kabarnya bisa langsung mengerti dan menganggapnya sebagai sesuatu yang masuk akal.
Baris 217:
Nobunaga kabarnya begitu tampan sewaktu masih remaja sehingga sering disangka sebagai wanita. Nobunaga juga punya selera [[fedofilia]] seperti lazimnya samurai [[zaman Sengoku]]. Nobunaga punya hubungan khusus dengan banyak bocah laki-laki seperti [[Maeda Toshiie]], [[Hori Hidemasa]], dan [[Mori Ranmaru]]. Tokoh terkemuka seperti [[Maeda Toshiie]] dan [[Hori Hidemasa]] sewaktu kecil adalah peliharaan Nobunaga, sedangkan [[Mori Ranmaru]] adalah anak laki-laki peliharaan Nobunaga yang terakhir. Nobunaga adalah pemimpin yang sangat berkuasa, tapi dibandingkan dengan besarnya kekuasaan Nobunaga, jumlah istri yang dimiliki sangat sedikit walaupun dikaruniai banyak keturunan.
 
Nobunaga benci dengan seni pertunjukan [[Noh]] tapi menyenangi [[Igo]] dan seni menyanyi dan menari yang disebut [[Kowakamai|Kōwakamai]]. Salah satu lagu Kōwakamai yang digemari Nobunaga berjudul [[Atsumori]], terutama lirik yang berbunyi {{nihongo|"''Ningen gojunen, keten no uchi o kurabureba, mugen no gotoku nari, Hitotabi sei o uke, messenu mono no aribeki ka''"|「人間五十年 下天のうちをくらぶれば 夢幻の如くなり ひとたび生を享け 滅せぬもののあるべきか」||"Umur manusia hanya lima puluh tahun, Di dunia fana ini, Hidup ini seperti mimpi, Sekali dilahirkan, Adakah orang yang tidak mati}}. Nobunaga dikabarkan sangat sering menyanyikan lagu ini sambil menari, mungkin karena liriknya mengena di hati atau mungkin juga cocok dengan prinsip hidupnya. Nobunaga sangat menggemari [[sumo]] sehingga sering sekali menggelar pertandingan sumo yang dihadiri kaisar dan kalangan atas istana. Nobunaga menyenangi seni bela diri dan beraneka macam olah raga, seperti [[berenang]], berburu memakai [[burung rajawali]], menunggang [[kuda]], dan seni memanah [[kyūdo]].
 
; Lukisan potret
Lukisan potret Nobunaga disimpan di kuil [[Chōkōji]], kotaKota [[Toyota]], [[Prefektur Aichi]].[http://www.ikedaya.com/ikedatown/castlepre/k.html] Lukisan potret Nobunaga oleh pelukis Eropa yang disimpan di gudang kuil Sampoji, kotaKota Tendo, Prefektur Fukui ikut habis terbakar akibat serangan udara dalam [[Perang Dunia II]], padahal dalam lukisan potret tersebut Nobunaga digambarkan sangat mirip dengan aslinya.
 
== Kebijakan ==
=== Tenka Fubu ===
Pada abad pertengahan, rakyat Jepang terdiri dari kelas bangsawan, kelas pendeta, dan kelas [[samurai]]. Stempel Nobunaga bertuliskan "Tenka Fubu" (penguasaan seluruh Jepang dengan kekuatan militer) yang sering diartikan sebagai ambisi Nobunaga untuk mendirikan pemerintahan militer oleh kelas samurai dengan menghapus kelas bangsawan dan kelas pendeta. Ambisi Nobunaga menghancurkan kelas pendeta terlihat dari kebijakannya menghancurkan [[Pemberontakan Ikko Ikki]] dan [[Perang Ishiyama]] yang dilancarkan terhadap kuil [[Honganji]] dan pendeta [[Kennyo]]. [[Keshogunan Muromachi]] yang berada dibawahdi bawah kendali Nobunaga juga mengeluarkan peraturan pertanahan di [[Kyoto]] yang menempatkan kompleks rumah tinggal kelas bangsawan di lokasi khusus agar lebih mudah diawasi.
 
=== Kegiatan beragama ===
Walaupun menyatakan dirinya sebagai penganut sekte Hokke, Nobunaga dinilai tidak punya penghormatan sama sekali terhadap agama Buddha. Perintahnya dinilai kejam dalam penyelesaian masalah Ikko Ikki dan pembantaian massal kuil Enryakuji. Nobunaga dikabarkan menggunakan patung batu dewa pelindung anak dalam agama Buddha dan [[batu nisan]] sebagai tembok batu di [[Istana Azuchi]].
 
Pihak yang pembela Nobunaga menyangkal Nobunaga tidak religius dengan menunjuk pada bukti [[langit-langit]] menara utama Istana Azuchi yang dipenuhi hiasan gambar para tokoh dalam agama [[Buddha]], [[Taoisme]], dan [[Konfusianisme]]. Pendapat lain mengatakan Nobunaga hanya menginginkan pemerintahan militer yang sekuler. Nobunaga juga tidak pernah melarang kegiatan beragama seperti [[Jōdo Shinshū]] dan kuil Enryakuji.
 
=== Kebijakan terhadap istana ===
Nobunaga tidak menempati jabatan di istana setelah mengundurkan diri dari jabatan [[Udaijin]], bulan April [[1578]]. Pengunduran diri Nobunaga sering dikatakan berkaitan dengan wafatnya [[Uesugi Kenshin]] di usia 49 tahun, bulan Maret [[1578]].
 
Ada pendapat yang mengatakan Nobunaga sudah mempunyai kekuasaan yang cukup hingga tidak lagi memerlukan bantuan dari istana, apalagi saingan Nobunaga sudah tidak ada lagi. Musuh-musuh besar Nobunaga seperti Uesugi Kenshin, kekuatan militer dari kuil [[Honganji]] dan klan ternama seperti [[klan Takeda]], [[klan Mōri]], dan [[klan Ōtomo]] semuanya sudah habis.
 
Di daerah [[Kanto]], Nobunaga berusaha menjalin persekutuan dengan [[klan Gohōjō]] yang menguasai wilayah bernilai 2.400.000 [[koku]]. Pemimpin klan juga dikirimi wanita untuk dijadikan istri.
Baris 242:
Pendapat lain mengatakan pameran kekuatan Nobunaga dalam bentuk parade pasukan [[kavaleri]] pada tahun [[1581]] diadakan dengan tujuan mengancam Kaisar Ōgimachi. Pendapat yang membela Nobunaga mengatakan parade pasukan tidak dilakukan dengan tujuan mengancam kaisar.
 
Kaisar Ōgimachi bermaksud berkompromi dengan Nobunaga dengan cara memberikan gelar-gelar seperti [[Seitaishogun]], [[Dajo Daijin|Dajō Daijin]], dan [[Kampaku]]. Pendapat lain mengatakan ada kemungkinan kalangan istana merupakan dalang Insiden Honnōji karena kuatirkhawatir dengan Nobunaga yang semakin bebas menjalankan politik Tenka Fubu setelah wafatnya Uesugi Kenshin.
 
=== Kebijakan perdagangan ===
Nobunaga menjalankan politik pasar bebas (''rakuichi rakuza'') dalam bentuk penghapusan sistem [[kartel]] dan pos-pos pemungutan pajak yang tidak perlu, sehingga peredaran barang dan perekonomian berkembang dengan pesat. Nobunaga juga melakukan survei wilayah dan memindahkan tempat kediaman pengikutnya di kota sekeliling istana.
 
Penghapusan sistem kartel hanya berlaku di daerah-daerah yang bisa dibebaskan dari kartel. Distribusi barang dikuatirkandikhawatirkan lumpuh jika sistem kartel dihapus di seluruh daerah. Sistem kartel seperti di Kyoto tetap dipertahankan mengingat anggota kartel berpengaruh di bidang politik.
 
=== Kebijakan kepegawaian ===
Baris 262:
 
 
* Nobunaga Oda adalah salah satu figur paling kontroversial dalam sejarah Jepang, pada awal usahanya untuk menyatukan Jepang, Oda hanyalah merupakan klan kecil dari Owari, dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam peta politik saat itu. Puluhan Daimyo besar dan kecil berkuasa secara feodalistik di Jepang; Hojo (Kanto), Uesugi (Kaga-Noto),Takeda (Shinano), Imagawa (Suruga), Asakura-Azai (Echizen), Saito (Mino), Rokuhara (Kansai), Mori (Chigoku), Ukita (Bizen), dll. Hanya seorang pemimpin dengan bakat alamiah yang mampu memiliki tekad dan mampu mewujudkannya seperti yang dicapai oleh Nobunaga.
 
* ApapunApa pun kontroversi mengenai banyak tindakannnyatindakannya yang dianggap kejam, namun jika kita boleh berkaca pada prinsip "Perdamaian hanya dapat diciptakan setelah melalui peperangan". Nobunaga juga bisa dianggap sebagai peletak dasar kekuatan Toyotomi dan Tokugawa.
 
== Silsilah ==
;Asal-usul
Pendapat yang melihat hubungan antara klan Oda (disebut juga klan Taira atau klan Fujiwara) dan kuil Shinto Tsurugi di [[Prefektur Fukui]] mengatakan asal-usul klan Oda adalah [[klan Imbe]] (klan Imibe) yang merupakan kelas bangsawan sejak zaman kuno. Klan Oda berasal dari [[Echizen]] tapi kemudian pindah ke [[Owari]]. Klan Asakura merupakan saingan klan Oda. Kakek Nobunaga bernama [[Oda Nobusada]] yang merupakan penguasa Istana Furuwatari.
Beberapa Sejarawan berpendapat bahwa keputusan Nobunaga untuk tidak ingin menerima gelar Shogun dari Istana, terutama disebabkan oleh asal-usulnya. Nobunaga meyakini dirinya adalah keturunan dari klan besar Taira (Heike), keturunan langsung pemimpin legendaris klan Taira (Kiyomori) yang pernah menjadi penguasa absolut Jepang. Sedangkan gelar "Shogun" diciptakan oleh Yoritomo (Minamoto-Genji) seorang Shogun yang mengalahkan kekuasaan Taira setelah wafatnya Kiyomori.
; Adik dan kakak
* [[Oda Nobuhiro]] (kakak tiri)