Budaya masyarakat Jepang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Manga: memasukan pranala dari wikipedia ke dalam bagian ini |
k →Cosplay: Menambahkan pranala luar serta revisi format |
||
Baris 15:
=== Cosplay ===
[[Berkas:Cosplay.jpg|thumb|Cosplay]]
Istilah ''cosplay'' diciptakan oleh Nov Takahashi pada tahun 1984 ketika menghadiri sebuah konvensi ''sci-fi'' di [[Los Angeles]]. Takahasi terinspirasi dari ''costume masquerade'' dan menulisnya dalam majalah ''sci-fi'' Jepang yang kemudian menyebar dengan cepat di Jepang sebagai sebuah pertunjukan seni yang baru. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa ''cosplay'' berasal dari Jepang, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Forrest J. Ackerman menginspirasi ''fan-costuming'' di seluruh dunia ketika pertama kali mengenakan kostum [[futuristik]] yang dibuat oleh Myrtle R. Douglas pada konvensi dunia pertama dalam bidang ''Science Fiction'' pada tahun 1939 di Caravan Hall, [[New York]]. <ref name="FTW">http://www.cosplay-ftw.com/what-is-cosplay.html</ref>
Sejak saat itu istilah ''cosplay'' telah menyebar ke negara-negara di seluruh dunia seperti [[Filipina]], [[China]], [[Italy]], [[France]], [[Mexico]], [[Brazil]], [[Russia]], [[Canada]], dan negara-negara lainnya. Meskipun banyak negara yang berhasil menghasilkan kreasi-kreasi yang hebat dalam kostum namun Jepang merupakan negara [[eksportir]] terbesar dalam hal ''cosplay'' yang berkualitas. Jepang berhasil membawa ''cosplay'' ketingkat yang baru dimana Jepang berhasil mengubahnya kedalam bentuk seni yang menginspirasi para ''cosplayer'' di seluruh dunia. <ref name=FTW/>
== Pengaruh Budaya ==
Pembelajaran mengenai tradisi dan nilai-nilai kebudayaan dapat dilihat sebagai suatu pola, pengulangan cara berpikir, perasaan dan acting. Kebudayaan memberikan batasan terhadap pilihan-pilihan dan memberikan panduan terhadap tingkah laku individu. Kebudayaan memberikan informasi yang dapat membantu individu untuk mengetahui apa yang dianggap benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai, baik dan buruk, dan lainnya. Kebudayaan tidak hanya mengenai pembatasan, representasi dari suatu media akan mengenai kecantikan seorang wanita yang seringkali menimbulkan perdebatan karena kecantikan merupakan suatu hal yang relatif bagi masing-masing individu. Hal tersebut menunjukan bahwa kebudayaan juga merupakan hal yang liberal karena nilai-nilai dari kebudayaan dapat dikonteskan. Terutama dalam masyarakat yang demokratis dan plural. Suatu kebudayaan yang dominan atau sering juga disebut sebagai “mainstream culture” yang merupakan kebudayaan yang secara mayoritas mempengaruhi masyarakat seringkali diperdebatkan.<ref name="Baran">Baran, Stanley J. 2006. Introduction to Mass Communication “Media Literacy and Culture”. New York: McGraw – Hill.</ref>
|