Andjar Asmara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 110.137.137.88 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh ZéroBot
Aulia3232 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
}}
'''Abisin Abbas''' ({{lahirmati|[[Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok|Alahan Panjang]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia-Belanda]]|26|2|1902|[[Cipanas, Cianjur|Cipanas]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]|20|10|1961}}), lebih dikenal dengan [[nama samaran]] '''Andjar Asmara''', merupakan seorang penulis drama dan [[sutradara]] film yang terlibat dalam perfilman di [[Hindia-Belanda]]. Lahir di [[Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok|Alahan Panjang]], [[Sumatera Barat]], ia mendapatkan pekerjaan di [[Batavia]] (kini [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Ia kemudian berpindah ke [[Kota Padang|Padang]] dan menjadi penulis drama untuk ''Padangsche Opera''; di sana ia mengembangkan sebuah gaya drama yang mengutamakan [[dialog]]. Sekembalinya ke Batavia pada tahun 1929, Andjar menghabiskan waktu tiga tahun sebagai kritikus film dan teater. Pada tahun 1930, ia bergabung dengan kelompok drama [[Dardanella]] sebagai penulis, sampai akhirnya mereka pergi ke [[India]] untuk memfilmkan karya drama Andjar bernama ''Dr Samsi''.
 
'''Iklan: Dijual Rumah di pinggir jalan Barkah di Jakarta
1. Rumah tingkat dua
2. Empat kamar tidur
3. Satu kamar mandi
4. Air pakai Jet-Pump
5. Listrik 900w
6. LT/LB: 32m² / 64m²
7. SHM
8. Dilalui angkutan umum M34 jurusan Kalibata-Barkah
9. Lingkungan ramai s/d jam 11 malam, karena jalan Barkah merupakan salah satu jalan alternatif menuju ke jalan raya Dr saharjo (cocok untuk buka usaha)
10. Dekat sekolah Assyafi’iyah
11. Bebas banjir
 
Harga 475 juta (nego)
 
Alamat : Jln Barkah no 32 Rt 02 Rw 05 kelurahan Manggarai Selatan kecamatan Tebet Jaksel (Lokasi rumah persis di samping masjid Al Barkah Asyafiiyah. Ciri-ciri rumah: di depannya ada tulisan besar “Prof KH Aulia”)
 
Hp: 0817.9919.624'''
 
Andjar meninggalkan Dardanella pada tahun 1936 dan mendirikan kelompok sandiwara Bolero, lalu bergabung dengan suatu penerbit, tempat ia mengadaptasi film dalam bentuk serial. Pada tahun 1940, ia diminta untuk bergabung dengan Java Industrial Film milik [[The Teng Chun]], dan di sana Andjar menyutradarai dua film. Selama [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|pendudukan Jepang]], ia terus bergabung dengan teater, lalu kembali ke dunia film pada tahun 1948. Dalam periode ini ia menyutradarai tiga film serta menulis empat [[skenario]]; Andjar juga menulis sebuah novel, ''Noesa Penida'', pada tahun 1950. Pada tahun-tahun terakhirnya, Andjar terus menjadi kritikus film sekaligus menulis serial. Ia dikenang sebagai salah satu tokoh besar dunia teater Indonesia dan salah satu sutradara [[pribumi]] pertama, walaupun Andjar tidak mempunyai peran kreatif yang besar dalam film-film tersebut.