Soeharto: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Gambar:Soeharto.jpg|thumb|200px|Soeharto.]]
 
{{Taknetral}}
[[Jenderal Besar]] [[Purnawirawan]] '''Soeharto''', ([[ER]], [[EYD]]: Suharto), atau juga dikenal sebagai '''Haji Muhammad Soeharto''' ([[Kemusuk]], [[Argomulyo, Yogyakarta|Argomulyo]], [[Yogyakarta]], [[8 Juni]] [[1921]]), adalah [[Presiden]] [[Indonesia]] yang kedua.
 
Beliau mulai menjabat sejak keluarnya [[Supersemar]] yang dinilai kontroversial pada tanggal [[12 Maret]] [[1967]] sebagai Pejabat Sementara Presiden, dan dipilih sebagai Presiden pada tanggal 21 Maret oleh [[MPRS]].
 
Soeharto dipilih kembali oleh [[MPR]] pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Masa jabatan terakhirnya, tahun 1998, berakhir setelah beliau mengundurkan diri pada tanggal [[21 Mei]] [[1998]]. Pengunduran diri tersebut menyusul terjadinya [[Kerusuhan Mei 1998]].
Baris 10:
 
==Latar belakang==
Soeharto lahir di [[Kemusuk]], [[Argomulyo]], [[Yogyakarta]]. Dia bergabung dengan pasukan kolonial [[Belanda]] dan belajar di [[akademi militer]] yang dijalankan oleh[[Hindia Belanda]], [[KNIL]]. Selama [[perang dunia II]], dia menjadi komandan [[batalion]] di dalam militer yang disponsori oleh [[Jepang]] yang dikenal sebagai tentara [[PETA]] (pembela tanah air).
 
Setelah proklamasi kemerdekaan oleh [[Soekarno]] pada [[1945]] pasukannya bentrok dengan Belanda dalam rangka mendirikan kembali [[kolonialisme|hukum kolonialisme]]. Dia dikenal luas dalam militer dengan serangan tiba-tibanya yang menguasai [[Yogyakarta]] pada [[1 Maret]] 1949 (lihat [[Serangan Umum 1 Maret]]). Yogyakarta dikuasai hanya satu hari, tapi gerakan ini dikatakan dilihat sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia terhadap pasukan Belanda. Meskipun penggagas sebenarnya dalam serangan ini adalah [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]], sebagai raja Yogyakarta Gubernur Militer serta Menteri Pertahanan.
 
Di tahun berikutnya dia bekerja sebagai pejabat militer di Divisi Diponegoro [[Jawa Tengah]]. Pada [[1959]] dia dituduh menyelundupkanterlibat kasus penyelundupan dan dipindahkankasusnya hampir dibawa ke kampus stafpengadilan militer dioleh [[Bandung]],Kolonel [[JawaAhmad BaratYani]]. PadaNamun atas saran Jendral [[1962Gatot Subroto]] saat itu, dia mencapaidibebaskan jabatandan [[mayordipindahkan jendral]] dan memimpindipindahkan divisike Diponegoro.kampus staf komando Angkatan SelamaDarat ([[konfrontasi Indonesia-MalaysiaSESKOAD]],) Soeharto adalah seorang komandandi [[KostradBandung]], yang[[Jawa memilikiBarat]] keberadaanmeskipun menurut koleganya di SESKOAD, Kolonel [[JakartaHario Kecik]]. Padayang akhirnya menjadi Pangdam Mulawarman, Soeharto mengalami konflik pribadi dengan Kolonel [[1965D.I. Panjaitan]],. angkatanSebelumnya bersenjataLetkol pecahSoeharto menjadi duakomandan faksi,penumpasan satupemberontakan di [[sayap kiriMakassar]] dandibawah satuKomando lagiKolonel [[sayapAlex kananKawilarang]], dengandimana Soeharto beradamengalami dikonflik bagianpribadi sayapdengan kananKawilarang akibat keteledorannya sehingga huru-hara meletus kembali ketika Kawilarang melaporkan situasi Makassar yang dianggap aman kepada Presiden [[Soekarno]] di [[Jakarta]].
Pada [[1962]] dia mencapai jabatan [[mayor jendral]] dan memimpin Komando Mandala yang bertugas membebaskan [[Irian Barat]]. Selama [[konfrontasi Indonesia-Malaysia]], Soeharto adalah seorang komandan [[Kostrad]], yang memiliki keberadaan di [[Jakarta]]. Pada [[1965]], angkatan bersenjata Republik Indonesia, khususnya Angkatan Darat mengalami konflik Internal, terutama akibat politik [[Nasakom]] pada saat itu sehingga digambarkan pecah menjadi dua faksi, satu [[sayap kiri]] dan satu lagi [[sayap kanan]], dengan Soeharto berada di bagian sayap kanan.
 
== Naik ke kekuasaan ==
{{PemimpinIndonesia}}
Pada pagi hari [[1 Oktober]] [[1965]], beberapa penjagapasukan terdekatpengawal Kepresidenan, [[SoekarnoTjakrabirawa]] dibawah Letnan Kolonel [[Untung Sutopo]] bersama pasukan lain menculik dan membunuh enam jendral sayap-kanan anti-Komunis dimana Jendral [[A.H. Nasution]] yang menjabat sebagai Mentri Koordinator bidang Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata lolos. Satu yang terselamatkan, yang tidak menjadi target dari percobaan kudeta adalah Jendral Soeharto, meski menjadi sebuah pertanyaan apakah Seoharto ini terlibat atau tidak dalam peristiwa yang dikenal sebagai [[G-30-S/PKI]] itu. PengawalBeberapa Soekarnosumber mengatakan, Pasukan Tjakrabirawa yang trerlibat itu menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan kudeta militer yang didukung oleh [[CIA]] yang direncanakan untuk menyingkirkan SukarnoPresiden Soekarno dari kekuasaan pada "Hari ABRI", 5 Oktober 1965 oleh apa yang dikatakan sebagai Dewan Jenderal.
 
Peristiwa ini segera ditanggapi oleh Mayjend Seoharto untuk segera mengamankan [[Jakarta]], menurut versi resmi sejarah pada masa [[Orde Baru]], terutama setelah mendapatkan kabar bahwa Letjend Ahmad Yani, menteri Panglima Angkatan Darat tidak diketahui keberadaannya. Hal ini sebenarnya berdasarkan kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat bahwa bila Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima KOSTRAD yang menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 maret [[Supersemar]] dari Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden Soekarno, penangkapan sejumlah Menteri yang diduga ''terlibat'' G-30-S (Gerakan 30 September). Tindakan ini menurut pengamat internasional dikatakan sebagai langkah menyingkirkan angkatan bersenjata Indonesia yang pro-Soekarno dan pro-Komunis yang justru dialamatkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia dimana jajaran pimpinannya khususnya Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara [[Omar Dhani]] yang dinilai pro Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan [[eksekutif]]. Tindakan pembersihan dari unsur unsur [[komunis]] (PKI) membawa tindakan Penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia yang menyebabkan pembunuhan sistimatis sekitar 500 ribu "tersangka komunis", kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas [[Tionghoa|Cina Indonesia]]. Soeharto dikatakan menerima dukungan [[CIA]] dalam penumpasan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan bahwa mereka telah menulis daftar "operasi komunis" Indonesia dan telah menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. [[Been Huang]], bekas anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa: "Itu merupakan suatu pertolongan besar bagi angkatan bersenjata. Mereka mungkin membunuh banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak darah di tangan saya, tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya dimana anda harus memukul keras pada saat yang tepat." Howard Fenderspiel, ahli Indonesia di ''State Department's Bureau of Intelligence and Research'' di 1965: "Tidak ada yang perduli, selama mereka adalah komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak ada yang bekerja tentangnya."<sup>1</sup> Dia mengakhiri konfrontasi dengan [[Malaysia]] dalam rangka membebaskan sumber daya di militer.
Ini membawa pembalasan segera oleh Soeharto dan militer sayap-kanan lainnya, menyingkirkan angkatan bersenjata Indonesia yang pro-Soekarno dan pro-Komunis dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan [[eksekutif]] kepadanya pada [[11 Maret]] [[1966]] (lihat [[Supersemar]]). Kehadiran Kostrad Soeharto di daerah Jakarta memberikan sekutunya untuk memobilisasi dan mengambil kontrol Jakarta dengan cepat. Penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia melibatkan pembunuhan sistimatis sekitar 500 ribu "tersangka komunis", kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas [[Tionghoa|Cina Indonesia]].
 
Jendral Soeharto akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno ([[NAWAKSARA]]) ditolak MPRS pada tahun [[1967]], kemudian mendirikan apa yang disebut ''[[Orde Baru]]''.
Ada bukti bahwa Soeharto menerima dukungan CIA dalam pengenalan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan bahwa mereka telah menulis daftar "operasi komunis" Indonesia dan telah menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. [[Been Huang]], bekas anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa: "Itu merupakan suatu pertolongan besar bagi angkatan bersenjata. Mereka mungkin membunuh banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak darah di tangan saya, tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya dimana anda harus memukul keras pada saat yang tepat." Howard Fenderspiel, ahli Indonesia di ''State Department's Bureau of Intelligence and Research'' di 1965: "Tidak ada yang perduli, selama mereka adalah komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak ada yang bekerja tentangnya."<sup>1</sup> Dia mengakhiri konfrontasi dengan [[Malaysia]] dalam rangka membebaskan sumber daya di militer.
 
JendralBeberapa Soehartopengamat mendirikanpolitik apabaik yangdalam dianegeri sebutmaupun ''[[Ordeluar Baru]]''.negeri Diamengatakan bahwa Soeharto membersihkan [[parlemen]] dari [[komunis]], menyingkirkan [[serikat buruh]] dan meningkatkan [[sensor]]. Dia juga memutuskan [[hubungan diplomatik]] dengan [[Republik Rakyat Cina]] dan menjalin hubungan dengan negara barat dan [[PBB]]. Dia menjadi penentu dalam semua keputusan politik.
 
Jendral Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua agens intelijen - Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ([[Kopkamtib]]) dan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang dieksekusi dalam [[pembersihan]] massal dan lebih dari 200.000 ditangkap hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis, tersangka komunis dan yang disebut "[[musuh negara]]" dihukum mati (meskipun beberapa hukuman ditunda sampai [[1990]]).
 
Diduga bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh [[CIA]]. Sebagai tambahan, [[CIA]] melacak nama dalam daftar ini ketika rezim Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini dari [[Pemerintah Amerika Serikat]] untuk rezim Soeharto tetap diam sampai invasi [[Timor Timur]], dan terus berlangsung sampai akhir [[1990-an]]. Karena kekayaan sumber daya alamnya dan populasi [[konsumen]] yang besar, Indonesia dihargai sebagai [[rekan dagang]] [[Amerika Serikat]] dan begitu juga pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton dikutip di [[New York Times]] mengatakan bahwa Soeharto adalah "orang seperti kita" atau "orang golongan kita".
Baris 33 ⟶ 35:
 
== Puncak Orde Baru ==
 
Dia juga memulai penekanan terhadap suku [[Tionghoa]], melarang penggunaan [[bahasa Tionghoa tertulis|tulisan China]] di berbagai material tertulis, dan menutup Organisasi Cina karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis.
Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonom yang sebelumnya bertentangan denga Presiden Soekarno yang cenderung bersifat sosialis. Teknokrat teknokrat yang umumnya berpendidikan barat dan liberal ([[Amerika Serkat]]) diangkat yang umumnya adalah lulusan [[Berkeley]] sehingga dikenal sebuah klik ekonomi yang dikatakan sebagai ''[[Mafia Barkeley]]'' dikalangan Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Pada masanya, Indonesia mendapatkan bantuan ekonomi dan keuangan dari negara negara donor (negara negara maju) yang tergabung dalan [[IGGI]] yang diseponsori oleh pemerintah [[Belanda]]. Namun pada tahun [[1992]], IGGI dihentikan oleh pemerintah Indonesia karena dianggap turut campar dalam urusan dalam negeri Indonesia, khususnya dalam kasus [[Timor Timur]] paska [[Insiden Dili]]. Peran IGGI ini digantikan oleh lembaga donor [[CGI]] yang diseponsori [[Perancis]]. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembaga internasional lainnya yang berada dibawah [[PBB]] seperti [[UNICEF]], [[UNESCO]] dan [[WHO]]. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang bertumpu dalam sistem ''trikle down effect'' yang mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN) pemerintah, membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor Internasional terutama paska [[Krisis 1997]]. Dalam bidang ekonomi juga, tercatat Indonesia mengalami swasembada beras pada tahun [[1984]]. Namun prestasi itu ternyata tidak dapat dipertahankan pada tahun tahun berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi Indonesia saat itu dianggap sangat signifikan sehingga Indonesia sempat dimasukkan dalam negara yang mendekati negara negara Industri Baru bersama dengan [[Malaysia]], [[Filipina]] dan [[Thailand]], selain [[Singapura]], [[Taiwan]] dan [[Korea Selatan]].
 
Di bidang Politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik sehingga pada massa itu dikenal tiga partai Politik yakni [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP), [[Golongan Karya]] (Golkar) dan [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan. Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila yang mewarnai kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya, terjadi ketimpangan dalam kehidupan politik dimana muncullah istilah "mayoritas tunggal" diamana GOLKAR dijadikan partai utama dan mengebirikan dua parpol lainnya dalam setiap penyelenggaraan PEMILU. Berbagai ketidakpuasan muncul, namun dapat diredam oleh sistem pada masa itu.
 
Seiring dengan naiknya taraf pendidikan pada masa pemerintahannya karena pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik dan ketidakpuasan atas ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan. Kesenjangan ekonomi, sosial dan politik memunculkan kalangan yang tidak puas dan menuntut perbaikan. Kemudian pada masa pemerintahannya, tercatat muncul peristiwa kekerasan di masyarakat yang umumnya sarat kepentingan politik, selain memang karena ketidakpuasan dari masyarakat.
 
== Beberapa catatan atas tindakan represif Orde Baru ==
DiaPresiden Soeharti dinilai juga memulai penekanan terhadap suku [[Tionghoa]], melarang penggunaan [[bahasa Tionghoa tertulis|tulisan China]] di berbagai material tertulis, dan menutup Organisasi Cina karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis.
 
Pada [[1970]] Soeharto melarang [[protes]] pelajar setelah demonstrasi yang meluas melawan [[korupsi]]. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat umum. Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi tersebut. Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik.
Baris 41 ⟶ 52:
Pada [[1973]] dia memenangkan jangka lima-tahun berikutnya melalui pemilihan "electoral college". Dan juga terpilih kembali pada [[1978]], [[1983]], [[1988]], [[1993]], dan [[1998]]. Dia memulai reform elektoral hanya tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk partainya sendiri, [[Golkar]].
 
Pada [[1975]], dengan persetujuan bahkan permintaan [[Amerika Serikat]] dan [[Australia]], dia memerintahkan pasukan Indonesia untuk menyerangmemasuki bekas koloni [[Portugal]] [[Timor Timur]] setelah Portugal mundur dan gerakan [[Fretilin]] memegang kuasa yang menimbulkan kekacauan di masyarakat Timor Timur Sendiri, serta kekhawatiran Amerika Serikat atas tidakan Fretilin yang menurutnya mengundang campur tangan Uni Sovyet. Kemudian pemerintahan pro integrasi dipasang oleh Indonesia meminta wilayah tersebut berintegrasi dengan Indonesia. Pada [[15 Juli]] [[1976]] Timor Timur menjadi provinsi Timor Timur sampai dia dialihkan ke [[PBB]] pada [[1999]].
 
[[Image:william_cohen_with_suharto.jpg|thumb|290px|Soeharto dengan [[William Cohen]]]]
Baris 49 ⟶ 60:
Catatan [[HAM]] Soeharto juga semakin memburuk dari tahun ke tahun. Pada [[1993]] [[Komisi HAM PBB]] membuat resolusi yang mengungkapkan perhatian dalam terhadap pelanggaran HAM di Indonesia di Timor Timur. Presiden AS [[Bill Clinton]] mendukungnya.
 
Pada [[1996]] Soeharto berusaha menyingkirkan putri Soekarno [[Megawati Soekarnoputri]] dari kepemimpinan [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI), salah satu dari tiga partai resmi. Di bulan Juni, pendukung Megawati menduduki markas besar partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan pecah di [[Jakarta]] pada tanggal [[27 Juli]] [[1996]] (peristiwa [[Sabtu Kelabu]]) yang dikenal sebagai "''Peristiwa Kudatuli''" (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
 
== Soeharto turun tahta ==
Pada [[1997]], menurut [[Bank Dunia]], 20 sampai 30 persen dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. [[Krisis finansial Asia]] di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari [[IMF]].
 
Pada [[1997]], menurut [[Bank Dunia]], 20 sampai 30 persen dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. [[Krisis finansial Asia]] di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari [[IMF]].
Mekipun janjinya untuk turun tahta, Soeharto tetap memastikan dia terpilih kembali oleh [[parlemen]] untuk ketujuh kalinya di [[Maret]] [[1998]]. Setelah beberapa demonstrasi dan tekanan politik dan militer menentangnya, dia dipaksa untuk mundur pada [[21 Mei]] di [[Revolusi 1998 Indonesia]]. Penerusnya adalah wakilnya [[BJ Habibie|Jusuf Habibie]].
 
Mekipun janjinyasempat menyatakan untuk turuntidak dicalonkan kembali sebagai Presideb pada periode [[1998]]-[[2003]], terutama pada acara Golongan tahtaKarya, Soeharto tetap memastikan dia terpilih kembali oleh [[parlemen]] untuk ketujuh kalinya di [[Maret]] [[1998]]. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan dan tekanan politik dan militer menentangnya, diaPresiden dipaksaSoeharto untukmengundurkan mundur padadiri [[21 Mei]] di [[Revolusi 1998 Indonesia]], untuk menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. PenerusnyaPemerintahan adalahdilanjutkan wakilnyaoleh Wakil Presiden Republik Indonesia, [[BJ Habibie|Jusuf Habibie]].
 
[[image:Suharto_resigns.jpg|thumb|Pada 21 Mei 1998, setelah tekanan politik besar dan beberapa demonstrasi, para pendukung revolusi mendapatkan hadiahnya: Soeharto mengumumkan kemundurannya di TV Indonesia]]
<!--
== Setelah kejatuhannya ==
In May [[1999]], [[Time (magazine)|''Time Asia'']] reported that the Suharto family fortune is worth an estimated US$15 billion in cash, [[shares]], corporate assets, real estate, jewelery and fine art. US$9 billion of this is reported to have been deposited in an [[Austria]]n bank. The family is said to control about 36,000 km&sup2 of real estate in Indonesia, including 100,000 m&sup2 of prime office space in Jakarta and nearly 40 percent of the land in East Timor. Over US$73 billion is said to have passed through the family's hands during Suharto's 32-year rule.
 
On [[May 29]], [[2000]], Suharto was placed under [[house arrest]] when Indonesian authorities began to investigate the corruption during his regime. In July, it was announced that he was to be accused of embezzling US$571 million of government donations to one of a number of foundations under his control and then using the money to finance family investments. But in September court-appointed doctors announced that he could not stand trial because of his declining health. State prosecutors tried again in [[2002]] but then doctors blamed an unspecified [[brain disease]].
 
Unable to prosecute Suharto, the state prosecuted his son Hutomo Mandala Putra, more widely known as [[Tommy Suharto]]. He was sentenced to 15 years in jail for arranging the murder of a judge who sentenced him to 18 months for his role in a land scam in September [[2000]]. He is the first member of the Suharto family to be found guilty and jailed for a criminal offence. Tommy Suharto maintains his innocence but says he will not appeal the verdict or the sentence.
-->
 
==Lihat pula==
Baris 81 ⟶ 85:
 
{{Kotak_selesai}}
 
{{stub}}
 
[[kategori:Kelahiran 1921]]