Bahasa gaul di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ryan Fadhila (bicara | kontrib)
Baris 2:
 
== Ciri-ciri ==
# Kosakata khas: berkata → bilang, berbicara → ngomong, cantik →kece, dia → doi, doski, kaya →tajir, reseh →berabe, ayah → bokap, ibu → nyokap, cinta →cintrong, aku →gua, gue, gwa, kamu → lu, lo, elu, kita → kite dll.
# Penghilangan huruf (fonem) awal: sudah → udah, saja → aja, sama → ama, memang → emang, dll.
# Penghilangan huruf “h”: habis → abis, hitung → itung, hujan → ujan, hilang → ilang, hati → ati, hangat → anget, tahu → tau, lihat → liat, pahit → pait, tahun → taon, bohong → boong, dll.
Baris 11:
Imbuhan
# Peluluhan sufiks [[me-]], [[pe-]] seperti: membaca → baca, bermain → main, berbelanja → belanja, membeli → beli, membawa → bawa, pekerjaan → kerjaan, permainan → mainan, dst.
# Penggunaan akhiran "-in" untuk menggantikan akhiran "-kan": bacakan → bacain, mainkan → mainin, belikan → beliin, bawakan → bawain,hidupkan → hidupin , dst.
# Nasalisasi kata kerja dengan kata dasar berawalan 'c': mencuci → nyuci, mencari → nyari, mencium → nyium, menceletuk → nyeletuk, mencolok → nyolok<ref>[[s:Buku Praktis Bahasa Indonesia 2#Menyolok atau Mencolok]], [http://www.indonesia.co.jp/bataone/ruangbahasa24.html Mencolok atau Menyolok?]</ref>
# Untuk membentuk kata kerja transitif, cenderung menggunakan proses nasalisasi. Awalan "me-", akhiran "-kan" dan "-i" yang cukup rumit dihindarkan.