Ajaran Samin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bangsawan123 (bicara | kontrib)
Anasarrosyidh (bicara | kontrib)
Baris 74:
 
== Riwayat hidup Samin ==
[[Samin Surosentiko]] lahir pada [[1859]] dengan nama [[Raden Kohar]] di [[Desa Ploso Kedhiren]], Randublatung, Kabupaten [[Blora]]. Ayahnya bernama [[Raden Surowijaya]] atau [[Samin Sepuh]]. Ia mengubah namanya menjadi Samin Surosentiko sebab Samin adalah sebuah nama yang bernapas wong cilik. Samin Surosentiko masih mempunyai [[pertalian darah]] dengan [[Kyai Keti]] di [[Rajegwesi]], [[Bojonegoro]], dan [[Pangeran Kusumoningayu]] yang berkuasa di Kabupaten Sumoroto (kini menjadi daerah kecil di [[Kabupaten TulungagungPonorogo]], jawa timur) pada [[1802]]-[[1826]].
 
Pada [[1890]] Samin Surosentiko mulai mengembangkan ajarannya di daerah Klopoduwur, Blora. Banyak yang tertarik dan dalam waktu singkat sudah banyak orang menjadi pengikutnya. Saat itu pemerintah kolonial Belanda menganggap sepi ajaran tersebut, hanya dianggap sebagai ajaran kebatinan atau agama baru yang remeh temeh belaka.
Baris 80:
Pada [[1903]] [[residen]] [[Rembang]] melaporkan terdapat 722 orang pengikut Samin yang tersebar di 34 desa di [[Blora]] bagian selatan dan [[Bojonegoro]]. Mereka giat mengembangkan ajaran Samin. Pada [[1907]], [[pengikut Samin]] sudah berjumlah sekitar 5000 orang. Pemerintah mulai merasa was-was sehingga banyak pengikut Samin yang ditangkap dan dipenjarakan.
 
Pada 8 November [[1907]], Samin Surosentiko diangkat oleh pengikutnya sebagai [[Ratu Adil]] dengan gelar [[Prabu Panembahan Suryangalam]] (karena perjuangannya seperti ki ageng surya ngalam dari [[wengker]] yang memberontak atas ketidak adilan . Kemudian 40 hari sesudah menjadi Ratu Adil itu, Samin Surosentiko ditangkap oleh [[asisten]] [[Wedana]] [[Randublatung]], [[Raden Pranolo]]. Beserta 8 pengikutnya, Samin lalu dibuang ke luar Jawa (ke [[kota Padang]], [[Sumatera Barat]]), dan meninggal di [[Padang]] pada [[1914]].
 
Tahun [[1908]], Penangkapan Samin Surosentiko tidak memadamkan gerakan Samin. Pada 1908, [[Wongsorejo]], salah satu pengikut Samin, menyebarkan ajarannya di [[Madiun]], mengajak orang-orang [[desa]] untuk tidak membayar [[pajak]] kepada pemerintah. Wongsorejo dengan sejumlah pengikutnya ditangkap dan dibuang keluar Jawa.