Garuda Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 80:
Pada tahun 1970-an,Direktur Utama Garuda,[[Wiweko Soepono]],melakukan pembelian beberapa jenis narrow-body jet yaitu [[McDonnell-Douglas DC-9]] dan [[Fokker F28]] serta pesawat jenis turboprop [[Fokker F27]] (sebagai sarana transisi pilot dan hasil dari penjualan pesawat [[Douglas DC-8]]) untuk penerbangan domestik. Pada 1973, maskapai ini membeli pesawat badan lebar [[McDonnell Douglas DC-10|McDonnell Douglas DC-10-30]] untuk penerbangan internasional jarak jauh sebanyak 6 buah,karena tuntutan penumpang yang ingin berpergian ke Eropa dan Amerika(yang baru terencana pada tahun 1985),sementara itu pada tahun 1980-an Garuda membeli[[Airbus A300|A300]] sebanyak 6 armada dan membeli [[Boeing 747|Boeing 747-2U3B]] sebanyak 6 armada untuk menambah penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat. Garuda merupakan operator terbesar Fokker 28, sekitar 63 unit pernah dioperasikan. Garuda juga merupakan konsumen perdana (''launch customer'') dari [[Airbus A300|Airbus A300B4-220FFCC]] (varian A300 perdana dengan kru kokpit 2 orang.
=== 1990an: Konsolidasi dan masa sulit ===
Dalam tahun [[1990-an]], Garuda membeli 9 unit [[McDonnell-Douglas MD-11]] (1991), [[Boeing 737]] seri -300 , -400, dan -500 (tahun 1992, untuk menggantikan DC-9), serta [[Boeing 747|Boeing 747-400]] (tahun 1994, 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 disewa, bekas [[Varig]]) dan [[Airbus A330|Airbus A330-300]] (1996). Tetapi, pada masa ini Garuda mengalami dua musibah, yang pertama, di [[Garuda Indonesia Penerbangan 865|Fukuoka, Jepang]], dan yang terburuk , dan yang juga merupakan tragedi terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia, adalah pada tahun 1997, dimana sebuah A300 [[Garuda Indonesia Penerbangan 152|jatuh]] di Sibolangit, Sumatera Utara. menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena [[Krisis Finansial Asia]], yang terjadi pada tahun yang sama. Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa rute seperti [[Frankfurt]], [[London]] dan [[Amsterdam]] sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam pertengahan tahun [[2000-an]] ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus<ref>[http://www.fundinguniverse.com/company-histories/Garuda-Indonesia-Company-History.html Garuda Indonesia – Company History].
|