Dag Hammarskjöld: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JAnDbot (bicara | kontrib)
k robot Adding: eo:Dag Hammarskjöld
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
| nationality=swedia
| image=Dag Hammarskjold.jpg
| order=2nd [[Sekretaris Jenderal PBB]] ke-2
| term_start=[[10 April]] [[1953]]
| term_end=[[18 September]] [[1961]]
Baris 18:
'''Dag Hjalmar Agne Carl Hammarskjöld''' ({{Audio|sv-Dag_Hammarskjöld.ogg|''Dag Hammarskjöld''}}) ([[29 Juli]] [[1905]] – [[18 September]] [[1961]]) ialah [[diplomat]] [[Swedia]] dan [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa|SekJen]] [[PBB]] yang ke-2. Ia menjabat dari April 1953 sampai kematiannya akibat kecelakaan pesawat pada September 1961.
 
Dag Hammarskjöld dilahirkan di kota [[Jonkoping]], Swedia, namun besar dan menghabiskan [[tahun]]-tahun awalnya di [[Uppsala]], tempat [[ayah]]nya menjabat sebagai Gubernur Kaunti. Ia menjadi Dosen Senior Ilmu Ekonomi pada [[1933]], Wakil Sekretaris dalam [[Menteri Keuangan Swedia|Kementerian Keuangan]] selama 10 tahun. Ia menjabat sebagai Ketua Delegasi Swedia ke perundingan [[OECD]] antara [[1947]]-[[1948|48]], Wakil Sekretaris Tetap di [[Menteri Luar Negeri Swedia|Kementerian Luar Negeri]] antara [[1949]]-[[1951|51]] dan kemudian bergabung dengan [[pemerintah]]an sebagai menteri negara non-politik dengan kisaran isu internasional yang luas. Pada April 1953, Dag Hammarskjöld diangkat sebagai [[Sekretaris Jendral PBB]].
 
"Anda akan memasuki [[pekerjaan]] terpenting di [[dunia]] ini". Dengan kata-kata inilah [[Trygve Halvdan Lie]] menyerahkan mandatnya sebagai [[Sekretaris Jendral PBB]] kepada Dag Hammarskjöld. Saat itu [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] sedang menghadapi krisis paling serius, dan Lie memutuskan meninggalkanmelepaskan mandatnya.
 
Hammarskjöld tidak terkenal saat menduduki jabatan itu; namun segera ia memperlihatkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk membuat PBB yang saat itu melempem efektif. Ia terkenal sebagai pemimpin terdedikasi dengan visi luas untuk jabatannya. Digerakkan dengan kebulatan tekad pribadinya untuk efektif dengan bereaksi cepat terhadap krisis-krisis yang dihadapi, ia mencoba memecahkan masalah di tahap pertama, masalah yang ia percaya hanya akan menjadi rumit bila ditunda. Selama masa jabatannya, ia juga memperkenalkan diplomasi diam untuk membuka debat yang bisa menimbulkan konflik lebih dalam.