Daerah Istimewa Yogyakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 60:
Pemerintah '''Daerah Istimewa Yogyakarta''' secara legal formal dibentuk dengan
Pembagian Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi ''kabupaten-kabupaten dan kota'' yang berotonomi diatur dengan '''UU Nomor 15 Tahun 1950''' (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 44) dan '''UU Nomor 16 Tahun 1950''' (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 45). Kedua undang-undang tersebut diberlakukan dengan '''PP Nomor 32 Tahun 1950''' ( Berita Negara Tahun 1950 Nomor 59). Menurut undang-undang tersebut Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi kabupaten-kabupaten:
Baris 76:
sebuah ''Kota Besar Yogyakarta''.
Untuk alasan ''efisiensi'', pada tahun 1951, kabupaten Adikarto yang beribukota di Wates '''digabung''' dengan kabupaten Kulon Progo yang beribukota di Sentolo menjadi ''Kabupaten Kulon Progo dengan ibu kota Wates''. Penggabungan kedua daerah ini berdasarkan '''UU Nomor 18 Tahun 1951''' (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 101).
Selanjutnya, demi kelancaran tata pemerintahan, sesuai dengan ''mosi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta'' Nomor 6/1952 tertanggal 24 September 1952, ''daerah-daerah enclave Imogiri, Kota Gede, dan Ngawen'' '''dilepaskan''' dari ''Propinsi Jawa Tengah dan kabupaten-kabupaten yang bersangkutan'' kemudian '''dimasukkan''' ke dalam wilayah ''Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupaten-kabupaten yang wilayahnya melingkari daerah-daerah enclave'' tersebut. Penyatuan enclave-enclave ini berdasarkan '''UU Darurat Nomor 5 Tahun 1957''' (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 5) yang kemudian disetujui oleh DPR menjadi '''UU Nomor 14 Tahun 1958''' (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1562).
|