Bahasa Jawa Banyumasan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 13:
}}
'''Dialek Banyumasan''' atau masyarakat diluar Banyumas sering
Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut '''''Banyumasan''''' karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah [[Banyumasan]].
Baris 19:
Seorang ahli bahasa Belanda, E.M. Uhlenbeck, mengelompokan dialek-dialek yang dipergunakan di wilayah barat dari Jawa Tengah sebagai kelompok (rumpun) bahasa Jawa bagian barat (Banyumasan, Tegalan, Cirebonan dan Banten Utara). Kelompok lainnya adalah bahasa Jawa bagian Tengah (Surakarta, Yogyakarta, Semarang dll) dan kelompok bahasa Jawa bagian Timur.
Kelompok bahasa Jawa bagian barat (harap dibedakan dengan [[Jawa Barat]]/[[Bahasa Sunda]]) inilah yang sering disebut bahasa Banyumasan
Secara geografis, wilayah Banten utara dan Cirebon-Indramayu memang berada di luar wilayah berbudaya [[Banyumasan]] tetapi menurut budayawan Cirebon TD Sudjana, logat bahasanya memang terdengar sangat mirip dengan bahasa Banyumasan. Hal ini menarik untuk dikaji secara historis.
Dibandingkan dengan [[bahasa Jawa]] dialek [[Yogyakarta]] dan [[Surakarta]], dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama yakni akhiran 'a' tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego' (nasi), di wilayah [[Banyumasan]] orang makan 'sega'.
== Sejarah ==
|