Barongan, Kota Kudus, Kudus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
sebelah utara : Desa Kaliputu
sebelah selatan: Kelurahan Panjunan
 
Kantor Pemerintahan Desa Barongan adalah di Jalan Kramat Kecil No. 224 kodepos 59312 telpon 0291.437243 penyelenggaraan pelayana masyarakat dipimpin oleh Kepala Desa , H. Bambang Juniatmoko ,SE dibantu oleh Sekdes Bambang Suryanto ,ST serta Kepala Urusan Pemerintahan Sugiarto, Kepala Urusan Pembangunan Bangun Mulyo Wibowo , Kepala Urusan Keuangan Noor Indriati , Kepala Urusan Kesejahteraan H.Achmad Salim dan Kepala Urusan Umum Sugito.
 
Dari nama Barongan sendiri berasal dari keberadaan Desa atau Pendrikan yang berlokasi di pinggir sungai Kaligelis dengan hutan hutan bambu yang sangat rimbun atau barongan.
Pendrikan ini sendiri menurut sejarah yang di yakini secara turun temurun di kenalkan oleh seorang ulama penyebar agama Islam pada masa lampau yang berasal dari Ngerum ( sebuah wilayah di Timur Tengah ) namun adapula yang menyebutkan asal sang Ulama berasal dari wilayah timur Nusantara yang setelah runtuhnya kerajaan Majapahit dan berkembangnya Islam maka Beliau merantau ke Jawa Tengah ( Kudus ) guna belajar lebih jauh mengenai agama dan budaya Islam.
Lepas dari asal sang Ulama , karena keseriusan dan jasa jasa Beliau maka Beliau mendapat hadiah sebuah pendrikan di tepi sungai kaligelis untuk di tempati. Maka di bukalah pendrikan baru tersebut menjadi sebuah perkampungan kecil juga beberapa bangunan sederhana yang di fungsikan sebagai semacam asrama untuk menampung murid murid yang menimba ilmu pada Beliau. Selain mengajarkanpengetahuan Agama kepada murid muridnya Sang Ulama juga dikenal sebagai seorang Budayawan yang memilki wawasan luas sehingga dikenal pula sebagai penasihat para wali. Beberapa banyak kesempatan para wali khususnya Sunan Kudus dan Sunan Muria sering terlihat berdiskusi dengan Beliau.
Dalam perkembangan penyebaran agama dan proses belajar agama di sela sela masa istirahat Beliau dan beberapa murid sering mengadakan permainan. Permainan permainan yang ada adalah mengadopsi dari asal muasal murid murid Beliau. Beberapa murid dari wilayah pegunungan prawoto sering menampilkan permainan dengan memakai topeng dan gerakan gerakan harimau . Karena proses asimilasi kebudayaan pada saat itu di kudus yang masih kental budaya yang dibawa oleh kyai Telingsing maka permainan yang menyerupai harimau ( singo barong ) berasimilasi dengan budaya Barong ( barongsai ) kemudian tiumbuh dan digemari dan di masukkan beberapa filosofi filosofi kehidupan dengan beberapa sentuhan seperti munculnya orang bertopeng yang disebut penthul yang berperan sebagai pendamping singo barong atau semacam pawang. Dimana filosofi yang terkandung adalah bahwa nafsu , kekuatan , dan hidup sembarangan sang singo barong harus diimbangi dan diatur oleh kekuatan lain yang lembut ( Agama dan peraturan hidup adalah berfungsi meredam nafsu manusia , karena manusia yang berakal pasti berbeda dengan nafsu hewani yang diwakili sang singo barong atau macan yang dikenal sebagai raja binatang ).
 
Demikianlah perkembangan Agama dan kebudayaan yang sejalan lambat laun membuat pendrikan kecil berubah menjadi sebuah kawasan yang didatangi para murid yang hendak belajar agama, budaya dan sastra juga sebagai pusat perniagaan baru di kota Kudus. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga Desa ini disebut dan dikenal sebagi desa Barongan ( hutan bambu ) sang Ulama sendiri dikenal dengan sebutan mbah Barong serta permainan atau kesenian senisingo barong akhirnya dikenal dengan sebutan Barongan.
}}
{{untuk|[[kesenian]] [[suku Jawa|Jawa]]|Barongan}}