Chen De Xiu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 19:
Saat pertama kali pindah ke kota [[Tulungagung, Tulungagung|Tulungagung]], Tan Tik Siu menumpang di pabrik minyak kacang milik ''Tho Lian Hiang''. Pada tahun 1916, dalam salah satu suratnya, ia mengatakan pada waktu itu ia masih dalam keadaan berantakan. Pada akhir tahun 1916, ia sering terlihat mengenakan baju dan celana panjang putih serta beristirahat di dekat ''Goa Selomangleng'' di daerah Kilisuci [[Kabupaten Kediri]]. Waktu itu, ia juga sering pergi ke Gunung Klotok Kediri.<ref name="scribd"/>
 
Pada tahun 1917 dan 1918, Tan Tik Siu masih belum mempunyai gua-gua pertapaan baik di lereng [[Gunung Wilis]] maupun di Sumber[[Sumberagung, AgungRejotangan, Tulungagung]]. Namun, namanya telah banyak dikenal penduduk Jawa Tengah karena ia banyak berbuat amal dan suka menyembuhkan orang-orang yang sakit tanpa memungut biaya sepeserpun. Ia tidak membedakan yang kaya dan yang miskin, pribumi atau bukan, keluarga atau orang lain. Ia juga mahir berbahasa China, Melayu, dan Inggris serta ilmu bela diri dengan keinginannya sendiri, karena ia tidak mengenyam pendidikan hingga tinggi. Setiap perayaan [[Cap Go Meh]], biasanya di Tulungagung diadakan pawai [[barongsai]] dan liong. Tan Tik Sioe ikut serta berperan sebagai [[Sun Go Kong]] sambil mempertunjukkan kemahiran bersilat dengan menggunakan senjata ''Kim Kong Pang'' ("Pentung Kim Kong"). Terkadang ia juga berperan sebagai ''Boe Siong'' (Wu Song).<ref name="Sampokong"/><ref name="scribd"/>
 
Rakyat setempat mengisahkan bahwa Kampung Sumber Agung menempati wilayah yang pada awalnya adalah rawa-rawa (Danau Remang) seluas 50 hektar lebih. Chen De Xiu menutup sumber air utama yang mengairi danau tersebut sehingga menjadi kering. Konon beliau menyumbatnya hanya menggunakan seputung rokok yang ia ciptakannya dari sebatang ranting kering. Kini wilayah rawa-rawa yang kering berubah menjadi beberapa desa dan kawasan [[Sawah|persawahan]]. Nama Desa Sumber Agung sendiri merupakan pengingat atas kejadian tersebut, dimana ''Sumber'' memiliki arti ''Mata Air'' dan ''Agung'' memiliki arti ''Besar''. Seringkali pula di halaman gua rumahnya diadakan pertunjukan [[Barongsai]] dan [[Jaranan]].