Hieronimus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 13:
Beberapa sahabatnya itu menemaninya tatkala dia melakukan perjalanan sekitar tahun 373 melewati Trakea dan [[Asia Kecil]] menuju [[Syria]] Utara. Di Antiokhia, tempat dia menetap paling lama, dua dari rekan seperjalanannya meninggal dunia dan dia sendiri sakit parah lebih dari sekali. Pada waktu terbaring sakit inilah (sekitar musim dingin tahun 373-374) dia mendapat suatu penglihatan yang menyuruhnya untuk mengesampingkan studi-studi duniawi dan membaktikan dirinya untuk perkara-perkara Illahi. Tampaknya saat itu dia sudah cukup lama abstain dari studi klasik dan bersungguh-sungguh mendalami studi Alkitab, berkat dorongan Apollinaris dari Laodikia yang mengajarinya sampai benar-benar mahir dalam [[Bahasa Yunani]].
 
[[Image:Giovanni Bellini St Jerome Reading in the Countryside.jpg|thumb|right|St. HIeronimusHieronimus sedang membaca di pingiran desa, oleh Giovanni Bellini]]
Karena hasratnya yang menggebu-gebu untuk hidup bermatiraga, selama beberapa waktu dia tinggal di Gurun Chalcis, arah Barat Daya dari kota Antiokhia, yang dikenal sebagai Thebaid Syria karena sebagian besar pertapa yang hidup di situ berasal dari Syria. Selama itu tampaknya dia masih sempat meluangkan waktu untuk studi dan tulis-menulis. ntuk pertama kalinya dia mencoba mempelajari Bahasa Ibrani di bawah bimbingan seorang [[Yahudi]] yang sudah beralih ke agama Kristen; pada saat itu rupanya dia telah menjalin hubungan dengan orang-orang Yahudi yang beragama Kristen di Antiokhia, dan mungkin saja sejak itulah dia tertarik pada [[Injil Umat Ibrani]], yang menurut kaum Yahudi Kristen tersebut adalah sumber dari [[Injil Matius]] yang kanonik.
 
Setelah kembali ke Antiokhia pada tahun 378 atau 379, dia ditahbiskan oleh Uskup Paulinus. Rupanya dia tidak berkeinginan untuk ditahbiskan, dan oleh karena itu ia mengajukan syarat agar diperbolehkan melanjutkan pola hidup bermatiraga setelah ditahbiskan. Segera setelah itu dia berangkat ke [[Konstantinopel]] untuk melanjutkan studinya dalam bidang Kitab Suci di bawah bimbingan [[Gregorius dari Nazianzus|Santo Gregorius Nazianzus]]. Tampaknya dia menetap di kota itu selama dua tahun; tiga tahun berikutnya (382-385) dia di [[Roma]] lagi, berhubungan dekat dengan [[Paus Damasus]] dan para pemuka masyarakat Roma yang beragama Kristen. Keberadaannya di Roma mula-mula karena diundang untuk menghadiri [[sinode]] tahun 382 yang digelar dengan tujuan mengakhiri [[skisma]] di Antiokhia, dirinya menjadi sangat penting di mata Sri Paus dan mendapat tempat terhormat dalam dewan penasehatnya.
 
[[Image:St Jerome by Rubens dsc01653.jpg|left|thumb|250px|''St. Hieronimus'', karya [[Peter Paul Rubens]], 1625–1630]]
Salah satu di antara berbagai tugas yang diembannya adalah melakukan revisi terhadap naskah Alkitab Latin berbasis Perjanjian Baru Yunani dan Perjanjian Lama Ibrani, dengan maksud menyudahi penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam naskah-naskah Gereja Barat pada masa itu. Sebelum adanya karya terjemahan Hieronimus, seluruh terjemahan Kitab Perjanjian Lama didasarkan atas [[Septuaginta]]. Meskipun ditentang oleh warga Kristen lainnya termasuk [[Augustinus dari Hippo|Agustinus]] sendiri, dia memilih untuk menggunakan Kitab Perjanjian Lama Ibrani, bukannya Septuaginta.
 
Penugasan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Latin menentukan rentang kegiatan kesarjanaannya selama bertahun-tahun, dan merupakan pencapaian terpenting yang berhasil diraihnya. Alkitab yang diterjemahkannya dari [[Bahasa Yunani]] ke dalam [[Bahasa Latin]] disebut [[Vulgata]] (vulgar) karena menggunakan bahasa sehari-hari, atau bahasa kasar (vulgar), yang dituturkan masyarakat pada masa itu. Tak diragukan lagi dia menjadi sangat berpengaruh selama tiga tahun tersebut, bukan saja karena kadar keilmuannya yang luar biasa, melainkan juga karena karena pola hidup matiraga ketat dan realisasi cita-cita monastiknya.
 
Dia dikelilingi sekelompok wanita yang terpelajar dan berasal dari keluarga kaya, termasuk beberapa wanita dari keluarga bangsawan tertinggi, seperti dua orang janda Marcella dan Paula serta puteri-puteri mereka, Blaesilla dan Eustochium. Meningkatnya minat para wanita tersebut pada hidup membiara, dan kritik-kritik Hieronimus yang gencar terhadap kehidupan kaum klerus sekuler, membuatnya makin dijauhi oleh para klerus tersebut dan para pendukung mereka. Segera setelah kematian pelindungnya, Sri Paus Damasus (10 Desember 384), Hieronimus dipaksa melepaskanmelepas jabatannya di Roma setelah kaum klerus Roma membentuk dewan inkuisisi untuk menyelidiki kecurigaan akan adanya hubungan yang tidak senonoh antara dirinya dengan si janda Paula.
 
Pada bulan Agustus 385, dia kembali ke Antiokhia bersama saudaranya Paulinianus dan beberapa sahabatnya, dan beberapa waktu kemudian disusul oleh Paula dan Eustochium, yang telah memutuskan untuk meninggalkan lingkungan bangsawan dan menghabiskan masa hidup mereka di Tanah Suci. Pada musim dingin tahun 385 Hieronimus menyertai perjalanan dan bertindak selaku penasehat spiritual mereka. Bersama Uskup Paulinus dari Antiokhia yang menggabungkan diri kemudian, para peziarah ini mengunjungi [[Yerusalem]], Betlehem, dan tempat-tempat suci di [[Galilea]], lalu kemudian berangkat ke [[Mesir]], markas para pahlawan dari hidup bermatiraga.
Baris 31:
[[Image:Colantonio.jpg|thumb|250px|Lukisan karya [[Niccolò Antonio Colantonio]], memperlihatkan St. Hieronimus mencabut duri yang tertancap di telapak kaki seekor singa.]]
 
Hieronimus meninggal dunia di dekat kota [[Betlehem]] pada tanggal [[30 September]] [[420]]. Tanggal kematiannya diperoleh dari kitab ''Chronicon'' karya [[Santo]] Prosper dari [[Aquitaine]]. Jenazahnya mula-mula dimakamkan di Betlehem, dan konon kemudian dipindahkan ke gereja [[Santa Maria Maggiore]] di Roma, meskipun berbagai tempat di Barat mengaku memiliki relikui Hieronimus -- katedral di [[Nepi]], [[Italia]] mengaku menyimpan kepalanya, yang menurut tradisi lain tersimpan di Biara Kerajaan [[Spanyol]], San Lorenzo de El Escorial, [[Madrid]].
 
==Karya tulis==