Putera Sampoerna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 60:
{{cquote|
<poem>
Banyak pengalaman yang Pak Putera dapatkan ketika beliau pergi ke luar negeri. Yang dimana, karena dari satu tahun itu kira-kira 9 bulan, dia ditugaskan oleh Pemerintah Provinsi [[Jawa Timur]] untuk mendatangkan tamu-tamu dari luar negeri. Dia selalu berobservasinya dengan sangat tinggi sekali terhadap suasana dan keadaan di negara-negara manapun yang ia kunjungi. Setelah Pak Putera sampai di Indonesia, kita-kira bulan [[Oktober]] [[1987]], ada banyak sekali kebutuhan dari banyak tamu-tamu yang diterima oleh Pak Putera. Tamu-tamu yang dia terima itu merasakan hal-hal yang tidak enak dengan rokok mereka. Mereka merasakan [[batuk]], [[pilek]], dan [[flu]]. ''Pokoknya'', mereka kurang enak dengan rokok yang mereka hisap. Kemudian, setelah itu, pada tahun [[1988]], ketika dia berencana akan berpergian ke luar negeri lagi, barulah dia mempunyai ide untuk melaksanakan apa yang dia cita-citakan.
 
Dia berusaha dalam mengirimkan beberapa kolega-koleganya, tepatnyauntuk pergi ke [[Bangkok]], [[Thailand]], termasuk [[gubernurGubernur Jawa Timur]] waktu itu, Pak [[Soelarso]], untuk mempelajari cara-cara produksi rokok rendah tar dan rendah nikotin atau LTLN yang berdiameter 7.5mm. Waktu itu, ada banyak merek rokok LTLN, tetapi tidak ada di Indonesia, dan mereknya pun bukan merek rokok [[kretek]]. Tetapi, ia bersikukuh dengan pilihannya : "tetap LTLN dan harus [[kretek]]"kretek”, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Sampai-sampai sempat ada selentingan dari Pak [[Gubernur Jawa Timur]] waktu itu, Pak [[Soelarso]] : "Aneh Putera ''iki'', rokok [[kretek]] ''kok ukuranne cilek''".
 
Dia berusaha mengirimkan beberapa kolega-koleganya, tepatnya ke [[Bangkok]], [[Thailand]], termasuk [[gubernur Jawa Timur]] waktu itu, [[Soelarso]], untuk mempelajari cara-cara produksi rokok rendah tar dan rendah nikotin atau LTLN yang berdiameter 7.5mm. Waktu itu, ada banyak merek rokok LTLN, tetapi tidak ada di Indonesia, dan mereknya pun bukan merek rokok [[kretek]]. Tetapi, ia bersikukuh dengan pilihannya : "tetap LTLN dan harus [[kretek]]", karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Sampai-sampai sempat ada selentingan dari Pak [[Gubernur Jawa Timur]] waktu itu, Pak [[Soelarso]] : "Aneh Putera ''iki'', rokok [[kretek]] ''kok ukuranne cilek''".
 
Kathleen Chow Liem.