Dengan perkembangan yang sangat pesat, yang meliputi jumlah penduduk dan ekonomi, dari wilayah urban metropolitan GerbangkertosusilaGerbangpaskertosusila, maka munculah berbagai wacana untuk megembangankan wilayah sendiri menjadi Daerah Khusus Metro Surabaya, setingkat dengan provinsi dan terpisah dari wilayah Provinsi Jawa Timur, yang dipimpin oleh seorang gubernur. Pemisahan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara Gerbangkertosusilo dengan daerah lainnya di [[Jawa Timur]], terlebih telah ditunjang dengan [[Jembatan Suramadu]] yang menghubungkan [[Surabaya]] dengan [[Bangkalan]] (Madura), maka makin banyak pula pihak yang menginginkan wilayah metropolitan GerbangkertosusilaGerbangpaskertosusila sebagai wilayah provinsi sendiri dengan segera. Namun, wacana ini masih banyak yang memperdebatkannya, terutama di kalangan DPRD Jawa Timur, dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian yang mendalam dan akurat di bidang sosial ekonomi dan kemasyarakatan yang membutuhkan dana yang sangat besar. Maka, [[Soekarwo|Pakde Karwo]] sebagai gubernur [[Jawa Timur]] periode 2009 - 2014 menganggap pemekaran wilayah tidak mempunyai alasan kuat dan hanya akan menambah beban rakyat untuk biaya pemerintahan saja.
Dalam menyusun rencana tata ruang (RTR), pemerintah mendapatkan bantuan dari pemerintah Jepang melalui JICA Study Team K. yang dipimpin oleh Nagayama. Pada pertemuan untuk melakukan penyusunan rencana tata ruang Gerbangkertosusila Deputi Kepala Bappenas bidang pengembangan regional dan otonomi daerah, Max Pohan, mengemukakan betapa pentingnya melakukan pembagian peran dan fungsi terhadap kota-kota satelit di Kawasan GerbangkertosusilaGerbangpaskertosusila serta perlu dibuat green belt antara kota inti yaitu [[Surabaya]] dengan kota-kota satelitnya. Hal tersebut sangat penting agar dapat mencegah konurbasi seperti yang sekarang terjadi di Jabodetabek. Dalam melakukan pembagian peran dan fungsi, pemerintah tetap berusaha untuk memperhatikan kesesuaian RTR Kawasan GerbangkertosusilaGerbangpaskertosusila dengan RTRW provinsi/kabupaten/kota yang ada wilayah tersebut, terutama yang telah diperdakan, serta masalah kelembagaan. Seperti halnya [[Surabaya]] yang telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, pendidikan kawasan Indonesia Timur dan mempunyai rumah sakit rujukan sekawasan Indonesia Timur yaitu [http://www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id RSUD dr. Soetomo]
Kini, dalam menanggapi perubahan, perkembangan dan tuntutan zaman, membuat pemerintah mulai memikirkan lagi kemampuan kawasan Gerbangkertosusila dalam memenuhi tugas yang bertujuan pemerataan pembangunan antar daerah khususnya di Jawa Timur dan umumnya kawasan Indonesia Timur. Demi meningkatkan kemampuan kawasan tersebut, pada tahun 2011, pemerintah sedang dalam proses menggagas [[GerbangkertosusilaGerbangpaskertosusila Plus (GKS PLUS)]]. Pemerintah memandang perlu adanya kawasan pendukung baru yaitu GKS PLUS demi meningkatkan daya dukung atau menyokong kebutuhan dari kota inti. Dalam usaha merealisaikan gagasan ini, maka proses penggagasan ini telah dipublikasikan oleh [http://sitr.jatimprov.go.id/rtrw/rencana-struktur-ruang/sistem-pusat-pelayanan/fungsi-perwilayahan/gks-plus Sistem Informasi Tata Ruang Jawa Timur]