Alienasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
Alienisasi atau dalam [[Bahasa Indonesia]] bisa diartikan menjadi proses menuju keterasingan, adalah teori yang dikeluarkan oleh [[Karl Marx]] tentang munculnya sebuah keadaan
Konsep Keterasingan buatan Marx berasal dari fakta ekonomi yang ada di masanya. Hal ini tertulis dalam karyanya [[Das Kapital]] dan terbesit dalam karya-karyanya yang lain. Sebenarnya Marx sendiri mengurangi penggunaan kata ''alienisasi'' atau keterasingan dalam karya-karya di fase kedua hidupnya. Hal ini dikarenakan Marx tidak mau kata ini berkurang nilainya, sebagai akibat dari banyaknya para filsuf sejaman Marx yang menggunakan kata tersebut sebagai konsep mereka yang sebenarnya jauh dari yang dimaksud oleh Marx.
Baris 10:
Pengendalian kapitalis terhadap apa yang diciptakan buruh dan keadaan sistem kemasyarakatan yang tidak mendukungnya akan memunculkan sebuah kekuatan eksternal yang memaksanya. Kekuatan tersebut seakan-akan (bagi buruh) memusuhinya. Artinya, sebagai ''[[barang modal]]'' milik kapitalis, buruh tak lain dianggap sebagai budak dan bisa dipakai oleh si kapitalis asal dalam batas-batas perjanjian atas buruh dan si majikan yang pro-keuntungan si majikan dan bukan perjanjian yang ''balanced'', sering ini menjadi sebagai perangkap kerja buat si buruh karena buruh yang tak punya tak punya pilihan lain selain menerima perjanjian tersebut. Dengan kata lain, produk kerja dari kaum buruh tidak menjadi kepunyaanya dan bersifat eksternal.
== Kritik terhadap Feuerbach ==
Pandangan tentang alienisasi tak lepas dari kritik Karl Marx terhadap [[Ludwig Feuerbach]], seorang filsuf di eranya. Namun Marx berfikir justru lebih konkrit dari pada Feuerbach. Ada beberapa dimensi utama dari pembaharuan Marx tentang keterasingan
Baris 20 ⟶ 21:
4. Manusia hidup dalam hubungan aktif dengan alam yang merupakan ekspresi dan hasil hubunganya dan menjadi pembeda antara manusia dengan hewan. Pekerjaan yang terasing lebih menurunkan kegiatan produktif manusia ke tingkat adaptasi pada alam, layaknya hewan. Padahal yang membedakan antara keduanya adalah sikap kecakapan mereka dalam mengarungi hidup.
== Alienasi dan agama ==
Dalam keagamaan, Marx menganggap bahwa keterasingan bisa diciptakan dalam fase kepercayaan manusia atas fantasi ketuhanan mereka. Marx menganggap bahwa [[agama]] adalah sebuah candu yang akan memberi pengaruh fantasi akan hari depan sebagai sebuah harapan subsitusi kehidupanya saat ini. Agama juga kadang-kadang sebagai alasan suatu gerakan eksploitasi masyarakat yang menyudutkan gerakan buruh memihak hak-hak kerjanya, tentu ini harus diartikan secara kontekstual. Memang beberapa pemuka agama melakukan hal-hal pesanan tersebut, inilah yang membuat ''orang-orang kepercayaan dan mengkhianati kepercayaan'' para buruh ini menjadi ular berkepala dua guna mendapatkan keuntungan pribadinya. Namun, gerakan kaum agama yang mendukung buruhpun juga terhitung. Merekalah yang mencoba untuk mengembalikan pemikiran masyarakat dan dengan ajaran mereka, buruh atau siapapun yang terbilang proletar tidak perlu mengkhawatirkan agama hanya akan menjadi fantasi subsitusi mereka melainkan sebagai sebuah gerakan yang akan membuat mereka lebih baik dan punya ''nilai lebih perundingan'' di hadapan si majikan.
|