Basuki Probowinoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Ds. '''Basoeki Probowinoto''' (lahir di Tempurung (Tlogomulyo), Grobogan, [[Purwodadi]], 19 Januari 1917) adalah seorang Pendeta [[GKJ]], Pendiri [[Parkindo]], dan beberapa gerakan dalam dan antar-agama di [[Indonesia]]. Ia adalah anak dari pasangan Mateus Rahmat dan Rokayah. Sejak sekolah, Probowinoto dikenal sebagai anak cerdas, karena seringnya melakukan lompatan ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah menempuh sekolah guru (HIK), Probowinoto justru ingin masuk ke sekolah theologia. Sambil menunggu ujian akhir kelulusan, karena ia mempunyai ijazah guru, diminta mengajar di sekolah di Purwodadi. Selain itu, ia kerap diundang untuk ceramah di berbagai gereja lokal. Setelah lulus, ia dipanggil oleh dua gereja: di Purwodadi di [[Kwitang]], Jakarta. Atas anjuran gurunya, ia memutuskan untuk melayani di [[Jakarta]], yang katanya persoalannya sangat kompleks dan lebih mendesak.
 
Berkaitan dengan kiprahnya di bidang politik. Ia cukup menonjol di antara beberapa pemikir Kristen, khususnya dari kalangan rohaniwan. Dengan statusnya sebagai [[pendeta]], keberaniannya mengumpulkan beberapa tokoh Kristen untuk membentuk wadah bagi perjuangan kemerdekaan adalah salah satu karakternya yang menonjol. Pada [[masa pendudukan Jepang]], kehidupan gereja juga mendapat pengawasan yang cukup ketat. Posisinya sebagai pendeta ditopang oleh kenalannya dengan sesama pendeta dari [[Jepang]], membuat dia relatif bisa bergerak untuk mengorganisasi kegiatan sosial dan politik. Namun, dia sendiri mengakui bahwa zaman Jepang menimbulkan ketakutan di masyarakat. Bahkan, menurutnya, saat itu ketakutan itu begitu luar biasa, sehingga para pemimpin juga merasa bahwa akan ada perpecahan oleh pendudukan Jepang tersebut.