Kelenteng Mak Co: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) |
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox building
| building_name = Klenteng Mak Co
| image =
| caption =
| map_type =
| altitude =
| building_type =
| architectural_style =
| structural_system =
| cost =
| ren_cost =
| location = {{flagicon|Indonesia}} Desa [[Tasikagung, Rembang, Rembang]], [[Jawa Tengah]]
| address = Jalan Pelabuhan No.1 [[Rembang]]
| client =
| owner =
| current_tenants =
| landlord =
| coordinates =
| start_date = [[1841]]
| completion_date =
| inauguration_date =
| renovation_date =
| demolition_date =
| destruction_date =
| height =
| diameter =
| other_dimensions =
| floor_count =
| floor_area =
| main_contractor =
| architect = Kapiten Lie
| architecture_firm =
| structural_engineer =
| services_engineer =
| civil_engineer =
| other_designers =
| quantity_surveyor =
| awards =
| ren_architect =
| ren_firm =
| ren_str_engineer =
| ren_serv_engineer =
| ren_civ_engineer =
| ren_oth_designers =
| ren_qty_surveyor =
| ren_awards =
| references =
|latd= |latm= |lats= |latNS=
|longd=|longm=|longs=|longEW=
}}
Dengan dipindahkannya pemukiman orang-orang Tionghoa tersebut, maka kelenteng “Dewi Sanudra Mak Co Poo Thian Siang Sing Bo Nio-Nio” yang semula berada di Jangkungan masuk ke kota Rembang. Pertama kali menempati lokasi di jalan K.S. Tubun No.3 sekarang ini. Di tempat itu hingga sekarang masih terdapat batu peringatan pemugaran kelenteng tersbut. Tidak diperoleh data pasti sejak kapan dan berapa lama kelenteng Dewi Samudra berada dilokasi ini. Dari tempat ini kemudian kelenteng berpindah ke lokasi di desa Tasik Agung tepatnya di jalan Pelabuhan No.1 [[Rembang]], setelah dibangun kelenteng “Tjoe Hwie Kiong” oleh masyarakat Tionghoa di Rembang pada tahun 1841.▼
'''Klenteng Mak Co''' adalah klenteng yang terdapat di [[Kabupaten Rembang]] dengan pujaan utama Dewi [[Tian Shang Sheng Mu]].
==Sejarah==
Pada saat terjadi pemberontakan Tionghoa pada tahun 1740 yang dimulai di [[Batavia]] dan meluas ke daerah lain termasuk Jawa Tengah (dikenal dengan nama [[Perang Kuning]]), terjadi persatuan antara masyarakat pribumi dengan Tionghoa. Belanda menganggap hal tersebut membahayakan kejayaan Kompeni sehingga mereka mengadu domba kedua kelompok ini. Kompeni kemudian mengeluarkan perintah untuk memindahkan pemukiman orang-orang Tionghoa di Dresi ([[Dresi Wetan|Wetan]] dan [[Dresi Kulon|Kulon]]) serta Jangkungan ke sebelah timur atau masuk ke dalam [[Rembang, Rembang|Kota Rembang]] yang sekarang.
▲Dengan dipindahkannya pemukiman
==Lokasi==
Lokasi kelenteng
==Acara==
Setiap sepuluh tahun sekali
Di dalam klenteng tersebut ditemukan sebuah prasasti berhuruf kanji yang berisi informasi tentang pembangunan klenteng tersebut. Adapun isi prasasti tersebut adalah sebagai berikut :▼
==Arsitektur==
Riwayat Sheng Mu (Seng Boo yaitu Ma Zu / Mak Co<ref>http://rembangpost.blogspot.com/2012/08/obyek-wisata-utama-di-rembang-1.html</ref> yang harum mulai tahun Jian Long (960 M). Dinasti Song waktu dilahirkan di pulau Mi, Prefektur Pu (terletak di provinsi Fujian / hokkian), beliau sudah dilengkapi kekuatan gaib yang luar biasa dan setelah dewasa beliau menjadi Dewi dan naik ke langit pada waktu siang hri. Beliau menyelamatkan dunia, menguntungkan rakyat, juga membntu serta menolong manusia pada saat bahaya. Kebaikan tersebut menunjukkan bahwa beliau sama seperti Sang Pencipta. Pada zaman Dinasti Sang, beliau dipuja dan dihadiahi tanah dan gelar oleh 14 kaisar, Pada zaman Dinasti Yuan dari 5 kaisar, dan pada zaman Dinasti Ming, jumlah pernyataan penghormatan padanya ditambah 4.▼
▲Di dalam klenteng
▲:"Riwayat Sheng Mu (Seng Boo yaitu Ma Zu / Mak Co
Para Kaisar Dinasti Qing pula menambah tanah dan gelar kehormatan padanya serta menempatkan beliau dalam upacara sembahyang resmi, jumlahnya mencapai 10 kali. Sejak Dinasti Song sampai sekarang, telah tercatat 800 kali lebih kaisar-kaisar turun-temurun menghadiahi tanah dan gelar kehormatan padanya dan berulang-ulang memberi peningkatan statusnya dalam upacara sembahyang resmi. Dengan berlalunya zaman, kebaikannya semakin luar biasa, dunia ini semakin diperdamaikan, dan keluhurannya semakin jelas. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa kebaikannya tidak terbatas pada tempat atau waktu, tetapi terbentang ke seluruh dunia dan seluruh masa. Kami para Tang Ren (orang Tionghoa) di Nan Wang (Rembang) juga diberkati seluas-luasnya dan dilindungi sebesar-besarnya, oleh karena itu kami ingin memuji keajaibannya yang abadi dan jaya. Maka disinilah kami mendirikan istana untuk mempersuburkan kemurahan hatinya (Ci / Tjoe) dan keberkatannya (Hui / Hwe). Dengan mengumpulkan dana dari seluruhnya, akhirnya berhasil menyelesaikan pembangunan klenteng ini. Kemuliaannya dan perayaan demi beliau akan dipuja ribuan tahun, dan disini kami khusus mengingatkan bahwa keajibannya terus makmur, dan kami akan menyembah beliau sebesar-besarnya dan selama-lamanya.▼
▲:"Para Kaisar Dinasti Qing pula menambah tanah dan gelar kehormatan padanya serta menempatkan beliau dalam upacara sembahyang resmi, jumlahnya mencapai 10 kali. Sejak Dinasti Song sampai sekarang, telah tercatat 800 kali lebih kaisar-kaisar turun-temurun menghadiahi tanah dan gelar kehormatan padanya dan berulang-ulang memberi peningkatan statusnya dalam upacara sembahyang resmi. Dengan berlalunya zaman, kebaikannya semakin luar biasa, dunia ini semakin diperdamaikan, dan keluhurannya semakin jelas. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa kebaikannya tidak terbatas pada tempat atau waktu, tetapi terbentang ke seluruh dunia dan seluruh masa. Kami para Tang Ren (orang Tionghoa) di Nan Wang (Rembang) juga diberkati seluas-luasnya dan dilindungi sebesar-besarnya, oleh karena itu kami ingin memuji keajaibannya yang abadi dan jaya. Maka disinilah kami mendirikan istana untuk mempersuburkan kemurahan hatinya (Ci / Tjoe) dan keberkatannya (Hui / Hwe). Dengan mengumpulkan dana dari seluruhnya, akhirnya berhasil menyelesaikan pembangunan klenteng ini. Kemuliaannya dan perayaan demi beliau akan dipuja ribuan tahun, dan disini kami khusus mengingatkan bahwa keajibannya terus makmur, dan kami akan menyembah beliau sebesar-besarnya dan selama-lamanya."
Tahun Dio Guing ke-21 (1841 Masehi), Xin Chou (Tahun Sapi-Mas-Yin) Jiayue (bulan “Alang-alang”), Gudan (pagi hari yang baik)▼
▲:"Tahun Dio Guing ke-21 (1841 Masehi), Xin Chou (Tahun Sapi-Mas-Yin) Jiayue (bulan “Alang-alang”), Gudan (pagi hari yang baik)."
Dipahat oleh antara lain Pengurus / Kapitan : Xinshi Huang Kai San; Pengikut (Oei Khay San) Zuzhi Sun Guo Tai (Soen Kok Thay), Xinshi Guo De Zong (Kwee Tee Tjang).▼
▲:"Dipahat oleh antara lain Pengurus / Kapitan : Xinshi Huang Kai San; Pengikut (Oei Khay San) Zuzhi Sun Guo Tai (Soen Kok Thay), Xinshi Guo De Zong (Kwee Tee Tjang)."
==Lihat pula==
*[[Tian Shang Sheng Mu]]
*[[Chen Huang Er Xian Sheng]]
*[[Ze Hai Zhen Ren]]
==
{{reflist}}
==
* [http://rembangpost.blogspot.com/2012/08/obyek-wisata-utama-di-rembang-1.html Klenteng Mak Co Rembang]
|