Putera Sampoerna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 51:
 
Sebagai pendiri PSF, pada [[12 Desember]] [[2011]], Putera Samporena menerima penghargaan berupa ''Peace Through Commerce Medal Award 2011'' dari Administrasi Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan [[Amerika Serikat]]. Menurut Wakil Menteri Perdagangan AS, [[Francisco J Sanchez]], di sela-sela penyerahan penghargaan tersebut di Nusa Dua, Bali, Penghargaan itu diberikan atas usaha aktif Putera Sampoerna dalam meningkatkan perdagangan internasional antara [[Amerika Serikat]] dengan Indonesia melalui kerja sama di bidang pendidikan tingkat tinggi <ref>[http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/12/12/lw3l2u-pemerintah-as-beri-putera-sampoerna-penghargaan Artikel:"Pemerintah AS Beri Putera Sampoerna Penghargaan" di republika.co.id]</ref>. Pada tahun [[2013]], PSF mendirikan [[Universitas Siswa Bangsa Internasional]] yang merupakan hasil penggabungan dari [[Sampoerna School of Education]] (SSE) dan [[Sampoerna School of Business]] (SSB). Putera Sampoerna mempunyai beberapa perusahaan pribadinya yakni [[A Mild]], [[Universitas Siswa Bangsa Internasional|USBI]], dan [[Mansion]].
 
 
[[A Mild]] didirikan dengan modal sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di [[Surabaya]] pada bulan [[April]] [[1988]] yang pada waktu itu nama PT HM Sampoerna masih bernama House Of Sampoerna, dan dengan merek produksi [[A Mild]]. Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Peletakan batu pertama pada tanggal [[1 April]] [[1988]] dan dibangun di atas tanah seluas 7.500 meter persegi di [[Surabaya]]. Setelah pembangunan selama 6 bulan, antara bulan [[April]] sampai bulan [[Oktober]] [[1988]], produk perdana [[A Mild]] yang waktu itu berisi 12 batang, diluncurkan pada tanggal [[19 Oktober]] [[1988]], berkaitan dengan 25 tahun perseroan House Of Sampoerna ([[1963]]-[[1988]]).
 
Peluncuran perdana [[A Mild]] adalah pada tanggal [[19 Oktober]] [[1988]], di mana saat itu konsumen ragu-ragu dengan rokok kretek yang kadar tar dan [[nikotin]]nya tinggi, dan rokok putih mempunyai kadar tar dan [[nikotin]] rendah. Dalam pergaulan, rokok yang mereka hisap biasanya rokok putih, sementara kalau mereka menghisap rokok kretek biasanya secara sembunyi-sembunyi di kamar mandi karena takut diketahui oleh temannya. Selain itu, konsumen mulai sadar kesehatan, seperti tadi dijelaskan bahwa rokok putih mempunyai kadar tar dan [[nikotin]] rendah. Namun, hanya ada salah satu merek rokok kretek dengan penjualan tertinggi pertama di [[Indonesia]], [[Asia Tenggara]], dan [[Asia]], serta tertinggi kelima di [[Indonesia]]dunia, yaitu [[Dji Sam Soe]], dan hanya [[Dji Sam Soe]] yang banyak dinikmati ketimbang rokok kretek lainnya, seperti merek [[Djarum]] dan [[Gudang Garam]], yang banyak memakan korban tewas sebanyak 12 orang dalam setahun.
 
Salah satu pelanggan [[A Mild]] yaitu kontraktor pembangunan jalan tol [[Anyer]]-[[Panarukan]], [[Hyundai]]. Dari para insinyur [[Korea Selatan]] itu, kebiasaan menghisap rokok [[kretek]] berembel LTLN pun menular kepada rekan kerja pribumi mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya rokok [[kretek]] berembel LTLN diterima di masyarakat.