Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 57:
Pada awal [[kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi [[Sumatera]] yang berpusat di [[Bukittinggi]]. Pada tahun 1949, [[Provinsi Sumatera]] kemudian dipecah menjadi tiga provinsi, yakni [[Sumatera Utara]], [[Sumatera Tengah]], dan [[Sumatera Selatan]]. Sumatera Barat beserta [[Riau]] dan [[Jambi]] merupakan bagian dari keresidenan di dalam [[Provinsi Sumatera Tengah]]. Pada masa [[PRRI]] di Sumatera, Pemerintah Pusat berdasarkan [[Undang-undang]] darurat nomor 19 tahun 1957, [[Provinsi Sumatera Tengah]] dipecah lagi menjadi tiga provinsi yakni [[Provinsi Sumatera Barat]], [[Provinsi Riau]], dan [[Provinsi Jambi]]. Wilayah [[Kerinci]] yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten [[Pesisir Selatan Kerinci]], digabungkan ke dalam [[Provinsi Jambi]] sebagai kabupaten tersendiri. Begitu pula wilayah [[Kampar]], [[Rokan Hulu]], dan [[Kuantan Singingi]] ditetapkan masuk ke dalam wilayah [[Provinsi Riau]]. Selanjutnya ibu kota provinsi Sumatera Barat yang baru ini adalah masih tetap di [[Kota Bukittinggi]]. Namun berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 secara de facto menetapkan [[Kota Padang]] menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Barat.<ref name="Gusti"/>
Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah [[pulau Sumatera]] yang terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh [[Bukit Barisan]]. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang setara dengan 2,17% luas [[Indonesia]]. Dari luas tersebut, lebih dari 45,17% merupakan kawasan yang masih ditutupi [[hutan lindung]]. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan [[Samudera Hindia]] sepanjang 2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km².<ref name="dkp">{{cite web|url=http://dkp.sumbarprov.go.id/index.php?mod=profil&id=6|title=Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat|work=Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat|accessdate=2012-05-16}}</ref> [[Kepulauan Mentawai]] yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini.
Baris 78 ⟶ 76:
=== Sumber daya alam ===
[[Sumber daya alam]] yang ada di Sumatera Barat adalah berupa [[batubara]], batu besi, batu galena, [[timah hitam]], [[seng]], [[mangan]], [[emas]], [[batu kapur]] (semen), [[kelapa sawit]], [[kakao]], [[gambir]] dan hasil [[perikanan]].
'''5 Masakan Khas Sumatera Barat'''
Pastinya hampir semua orang di Indonesia mengenal masakan Padang. Bersama Warung Tegal, rumah makan Padang berlomba-lomba mengisi setiap jengkal wilayah di negeri ini. Masakan Padang bercirikan pedas, bersantan dan sangat lezat. Di Sumatera Barat sendiri sebenarnya ada ratusan resep masakan. Namun yang diangkat populer di rumah makan Padang hanya beberapa. Berikut adalah 5 masakan khas Sumatera Barat:
1. Asam Padeh
Asam Padeh merupakan masakan yang bercita rasa asam dan pedas. Bumbunya lazim menggunakan asam jawa, cabe dan berbagai racikan bumbu lainnya. Bahan utamanya biasanya menggunakan berbagai jenis ikan seperti tongkol, kakap, atau tuna.
2. Rendang
Rendang adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini sangat digemari di semua kalangan masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar negeri. Selain daging sapi, rendang juga menggunakan kelapa(karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak). Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau.
3. Ayam Pop
Ayam Pop adalah makanan khas Sumatera Barat yang menggunakan bahan utama ayam, air kelapa dan santan. Selain bahan-bahan tadi, ayam pop menggunakan bumbu bawang putih, jaeh dan garam. Cara pengolahan ayam pop adalah dengan melumurkan ayam dengan jeruk nipis dan bumbu halus, lalu dimasukan ke dalam santan dan air kelapa yang sudah dipanaskan. Ayam pop biasanya dihidangkan dengan cabe merah dan sayur pucuk ubi.
4. Itiak Lado Hijau
Itiak Lado Hijau atau yang dikenal dengan Itiak Lado Mudo adalah gulai daging bebek muda yang dilumuri cacahan cabe hijau. Saking banyaknya porsi cabe, seolah-olah kita melihat daging bebek muda itu “berendam” dalam cabe. Itiak Lado Hijau adalah masakan tradisional khas Koto Gadang, Kabupaten Agam. Keadaan cuaca Bukittinggi yang berhawa sejuk membuat Itiak Lado Hijau menjadi makanan yang dapat menghangatkan badan selain rasanya yang sangat lezat.
5. Dendeng
Dendeng adalah daging yang dipotong tipis menjadi serpihan yang lemaknya dipangkas, dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan dikeringkan dengan api kecil atau diasinkan dan dijemur. Hasilnya adalah daging yang asin dan semi-manis dan tidak perlu disimpan di lemari es. Dendeng adalah contoh makanan yang diawetkan. Di Sumatera Barat, pengolah dendeng dibagi dua, satu dendeng kering dan satunya dendeng basah. Dendeng kering biasanya diolah lagi dengan menggunakan cabe merah, kita kenal dengan sebutan Dendeng Balado. Sedangkan dendeng basah biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat masakan Dendeng Batokok yang sangat terkenal itu.
Di sunting oleh: MALIKI/ 1010861005
== Kependudukan ==
|