Sejarah batik di indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mhmalik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mhmalik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
 
Sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam, Sejarah batik di Indonesia mulai terdokumentasi. Motif-motif batik yang bersumber dari istana keraton Mataram seperti parang rusak dengan variannya; parang rusak barong, parang rusak gendreh, parang rusak klithik,, semen ageng sawat grudha, semen ageng sawat lar, udan riris, rujak senthe, semen rama, dll.
 
Pada awalnya, batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khusus digunakan di kalangan ningrat keraton (Wulandari, 2011:12).
 
Berbagai sumber tertulis menyebutkan bahwa sejarah batik di Indonesia sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arca dalam Candi Ngrimbi dekat Jombang yang menggambarkan sosok Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (1294-1309), memakai kain batik bermotif kawung.
<ref>Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofi, cara pembuatan & Industri Batik. Yogyakarta: Penerbit Andi.</ref><references/>.
{{reflist}}