Sejarah batik di indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{gabungke|Batik}}
{{rapikan}}
Sejarah [[batik
Menurut Wulandari (2011:11) berbagai motif batik tersebar di seluruh wilayah nusantara. Motif dasar lereng dapat ditemukan pada patung emas Syiwa (dibuat abad IX) di Gemuruh, Wonosobo. Dasar motif ceplok ditemukan pada pakaian patung Ganesha di Candi Banon dekat Candi Borobudur (dibuat abad IX). Batik juga ditemukan pada titik-titik dalam motif pada patung Padmipada di Jawa Tengah (menurut perkiraan patung tersebut dibuat awal abad VIII-X). Motif liris ditemukan pada patung Manjusri, Ngemplak, Semongan, Semarang (dibuat abad X)<ref>Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofi, cara pembuatan & Industri Batik. Yogyakarta: Penerbit Andi.</ref>.
Baris 7:
Kenyataan tersebut membuktikan bahwa kegiatan membatik telah ada sejak ratusan tahun silam. Kejayaan Majapahit yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas, batik makin dikenal oleh masyarakat. Kegiatan membatik sudah menjadi tradisi yang mendarah daging di seluruh kawasan mulai ujung Sumatera hingga Papua. Kendati demikian, kepastian kapan batik mulai ada masih menjadi bahan kajian para pakar.
Sejak berdirinya kerajaan [[Mataram
Pada awalnya, batik digunakan sebagai hiasan pada daun lontar yang berisi naskah atau tulisan agar tampak lebih menarik. Seiring perkembangan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa asing, maka mulai dikenal media batik pada kain. Sejak itu, batik mulai digunakan sebagai corak kain yang berkembang sebagai busana tradisional, khusus digunakan di kalangan ningrat keraton (Wulandari, 2011:12).
|