Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Huruf pasangan (Aksara pasangan): mengganti contoh gambar dengan font yang berbeda
Baris 79:
Tonggak perubahan lainnya adalah aturan yang dikeluarkan pada [[Kongres Bahasa Jawa|Kongres Basa Jawa]] III, 15-21 Juli 2001 di [[Yogyakarta]]. Perubahan yang dihasilkan kongres ini adalah beberapa penyederhanaan penulisan bentuk-bentuk gabungan (kata dasar + imbuhan), dan KBJ IV yang membuka jalan bagi dimasukkannya aksara Jawa ke [[Unicode]].
 
== PemakaianBentuk aksara ==
<!-- unreferenced
Pada bentuknya yang asli, aksara Jawa Hanacaraka ditulis menggantung (di bawah garis), seperti [[aksara Hindi]]. Namun demikian, pengajaran modern sekarang menuliskannya di atas garis.-->
Tulisan jawa adalah sebuah [[abugida]]. Setiap huruf konsonannya memiliki vokal inheren /a/ atau /ɔ/ dalam posisi terbuka, yang diubah dengan penempatan tanda baca tertentu, seperti halnya [[huruf Arab]]. Namun berbeda dengan huruf Arab, tanda baca vokal '''wajib''' ditulis jika diperlukan. Perlu diperhatikan bahwa tulisan Arab aslinya bersifat [[abjad]], yakni hanya memiliki konsonan saja. Tanda baca dalam tulisan Arab hanya dipakai untuk teks penting, dan pengguna aslinya dapat membaca tulisan arab tanpa tanda baca.
 
Setiap huruf konsonan dalam aksara Jawa memiliki bentuk subskrip, disebut ''pasangan'', untuk membentuk klaster konsonan. Beberapa huruf memiliki bentuk 'kapital', namun huruf ini hanya digunakan untuk nama orang atau tempat, tidak untuk awal sebuah kalimat. Terdapat sejumlah huruf yang diadaptasikan untuk kata serapan dan bunyi asing yang tidak terdapat dalam [[bahasa Jawa]]. Terdapat pula angka, sejumlah tanda baca yang berfungsi untuk mengawali paragraf, mengawali surat, mengawali puisi, menandakan tengah puisi, dan mengakhiri puisi, serta tanda koma, titik, kurung, kutip dan penanda angka.
Pada bentuknya yang asli, aksara Jawa Hanacaraka ditulis menggantung (di bawah garis), seperti [[aksara Hindi]]. Namun demikian, pengajaran modern sekarang menuliskannya di atas garis.
 
Huruf Jawa ditulis miring ke kanan dan tanpa spasi ([[scriptio continua]]), karena itu pembaca harus mengenal tulisan dan bahasa Jawa untuk mengidentifikasikan batas antar kata.
Aksara hanacaraka Jawa memiliki 20 huruf dasar, 20 huruf ''pasangan'' yang berfungsi menutup bunyi vokal, 8 huruf "utama" (''aksara murda'', ada yang tidak ber''pasangan''), 8 ''pasangan'' huruf utama, lima aksara swara (huruf vokal depan), lima aksara rekan dan lima pasangannya, beberapa ''sandhangan'' sebagai pengatur vokal, beberapa huruf khusus, beberapa tanda baca, dan beberapa tanda pengatur tata penulisan (''pada'').
 
=== HurufKonsonan dasar (''aksara nglegena'') ===
Untuk menulis [[bahasa Jawa]] modern, digunakan 20 konsonan dasar yang disebut sebagai ''aksara nglegena''. Namun untuk menulis bahasa [[Jawa Kuno]], digunakan 33 konsonan dasar. Huruf-huruf tambahan ini merepresentasikan suara yang tidak dipakai lagi dalam bahasa Jawa modern, yang kemudian digunakan sebagai huruf 'kapital' dalam [[ortografi]] kontemporer.
Pada aksara Jawa hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara ''nglegena''), yang biasa diurutkan menjadi suatu "cerita pendek":
 
{| border="1" cellpadding="3" style="border-collapse: collapse;text-align:center;"
Baris 106 ⟶ 109:
| [[File:Javanese ma.svg|x40px]] || [[File:Javanese ga.svg|x40px]] || [[File:Javanese ba.svg|x40px]] || style="padding-top: 15px;" | [[File:Javanese tha.svg|x53px]] || [[File:Javanese nga.svg|x40px]]
|}
Pengurutan dengan sistem "Hanacaraka" hanya digunakan dalam bahasa Jawa modern, sedangkan bahasa Jawa yang terdaftar di Unicode menggunakan urutan [[#Aksara Jawa-Hindu|Panini]] (KaGaNga).
 
Huruf "ha" dapat merepresentasikan vokal kosong, yang digunakan dengan tanda baca untuk membentuk huruf vokal independen.
=== Huruf pasangan (''Aksara pasangan'') ===
Pasangan dipakai untuk menekan vokal konsonan di depannya. Sebagai contoh, untuk menuliskan ''mangan <u>se</u>ga'' (makan nasi) akan diperlukan ''pasangan'' untuk "se" agar "n" pada ''mangan'' tidak bersuara. Tanpa pasangan "s" tulisan akan terbaca ''manganasega'' (makanlah nasi).
 
==== Pasangan ====
Tatacara penulisan Jawa Hanacaraka tidak mengenal [[spasi]] (''[[Scriptio continua]]''), sehingga penggunaan pasangan dapat memperjelas kluster kata.
Ketika sebuah konsonan kosong (konsonan yang vokal inherennya ditekan [[virama]]) muncul ditengah kalimat, tanda baca ''pangkon'' untuk menekan vokal inheren tidak digunakan. Namun huruf '''setelah''' konsonan kosong tersebut berubah menjadi bentuk subskrip yang bernama ''pasangan''. Setiap huruf konsonan Jawa memiliki pasangannya, dengan bentuk dan penataannya beragam. Namun umumnya, pasangan berada '''dibawah garis penulisan''' dan memiliki bentuk yang berbeda dari konsonan dasarnya. Pasangan dapat digabungkan dengan maksimum dua tanda baca menyambung untuk membentuk klaster konsonan.
 
Beberapa ''pasangan'' perlu disambungkan dengan huruf dasar (dengan cara yang sama seperti tanda baca ''suku'') seperti na, wa, dan nya, beberapa ditulis segaris dengan huruf dasar, seperti pa, sa, dan ha. ''Pasangan'' ka, ta, dan la hanya memiliki bentuk unik apabila ditulis tanpa tanda baca menyambung. Ketika ditulis dengan ''suku'' atau ''pengkal'' semisal, bentuk kedua huruf tersebut menjadi sama dengan huruf dasarnya, namun tetap ditulis dibawah garis. Huruf seperti ya dan ra memiliki bentuk pasangan yang persis sama seperti huruf dasarnya.
 
Berikut ini adalah daftar pasangan:
{| border="1" cellpadding="3" style="border-collapse: collapse;text-align:center;"
|- bgcolor="#f0f0f0"
Baris 133 ⟶ 136:
|}
 
=== Konsonan tambahan ===
 
==== Murda dan Mahaprana ====
Catatan:
Beberapa huruf Jawa memiliki bentuk ''murda'' yang hampir setara dengan huruf kapital pada huruf latin. Namun ''murda'' hanya digunakan untuk menuliskan nama [[gelar]], [[nama diri]], nama [[geografi]], atau nama lembaga, tidak untuk awal kalimat. Apabila sebuah nama ingin dikapitalisasi, suku kata pertamanya ditulis dengan aksara murda. Apabila tidak tersedia aksara ''murda'' untuk suku pertama, maka suku kedua yang dikapitalisasi. Apabila tidak tersedia aksara ''murda'' untuk suku kedua, maka suku ketiga yang dikapitalisasi, dan seterusnya. Jika diperlukan dan hurufnya tersedia, seluruh nama tersebut dapat ditulis dengan ''murda''.
# Aksara pasangan ditulis di bawah aksara konsonan akhir suku kata sebelumnya, kecuali aksara pasangan ha, sa, dan pa yang ditulis di belakang aksara konsonan akhir suku kata di depannya.
# Aksara ha, ca, ra, wa, dha, ya, tha, dan nga tidak dapat diberi aksara pasangan atau tidak dapat menjadi aksara ''sigegan'' (aksara konsonan penutup suku kata). Dalam hal ini aksara sigegan ha diganti ''wignyan'', aksara sigegan ra diganti ''layar'', dan aksara sigegan nga diganti ''cecak'', dan hampir tidak ada suku kata yang berakhir sigegan ca, wa, dha, ya, dan tha.
# Aksara nya hanya dapat menjadi akasara ''sigegan'' untuk bunyi nasal ñ, yaitu kata yang suku pertamanya berakhiran huruf 'n' dan kata keduanya berawalan huruf 'c' atau 'j'. Misal: ''kanca'', ''panca'', ''blanja'', ''kanji'', dll.
# Aksara pasangan ka, na, dan la, memiliki variasi aksara pasangan kedua, yaitu ketika diberi 'suku' (atau aksara pasangan ka diberi cakra, keret, atau pengkal), bentuk aksara pasangan itu diubah terlebih dahulu menjadi aksara utuh seperti aksara pokok masing-masing, kemudian baru diberi suku/cakra/keret/pengkal yang dirangkaikan di bawah bagian akhir aksara pasangan itu seperti pada aksara nglegananya.
 
{| class="wikitable"
=== Huruf utama (''aksara murda'') ===
|+ Aksara Murda
Pada aksara hanacaraka memiliki bentuk murda (hampir setara dengan huruf kapital) berjumlah sembilan buah yang seringkali digunakan untuk menuliskan kata-kata yang menunjukkan nama [[gelar]], [[nama diri]], nama [[geografi]], nama lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum. Aksara murda ini tidak dapat dipakai sebagai penutup suku kata (''sigegan'').
|-
!colspan="1"|Huruf dasar
!colspan="1"|Pasangan
!colspan="1"|Font
!colspan="1"|Nama
|-
| [[File:Jawa Na Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Na Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦟ}} || Na murda
|-
| [[File:Ca murda.png|58px]] || [[File:Jawa Ca Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦖ}} || Ca Murda
|-
| [[File:Jawa Ka Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Ka Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦑ}} || Ka murda
|-
| [[File:Jawa Ta Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Ta Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦡ}} || Ta murda
|-
| [[File:Jawa Sa Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Sa Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦯ}} || Sa murda
|-
| [[File:Jawa Pa Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Pa Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦦ}} || Pa murda
|-
| [[File:Jawa Nya Murda.png|60px]] || [[File:Nya murda pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦘ}} || Nya murda
|-
| [[File:Jawa Ga Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Ga Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦓ}} || Ga murda
|-
| [[File:Jawa Ba Murda.png|60px]] || [[File:Jawa Ba Murda Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦨ}} || Ba murda
|}
 
''Mahaprana'' berarti "dibaca dengan hembusan besar". Huruf-huruf ini merepresentasikan bunyi yang digunakan dalam bahasa [[Jawa Kuno]], namun tidak lagi diapaki dalam [[bahasa Jawa]] modern, karena itu huruf ''mahaprana'' jarang ditemui kecuali dalam teks-teks tua. Beberapa sumber menggunakan ''mahaprana'' seperti halnya ''murda'', yakni untuk mengkapitalisasi nama.
Aturan pemakaian aksara murda: suku pertama biasanya yang dikapitalisasi (ditulis dengan aksara murda), namun apabila tidak tersedia aksara murda untuk suku pertama, maka suku kedua yang dikapitalisasi. Apabila tidak tersedia aksara murda untuk suku kedua, maka suku ketiga yang dikapitalisasi, dan seterusnya. Awal kalimat tidak perlu ditulis menggunakan huruf kapital. Contoh: [[Diponegoro|Dipanegara]], karena tidak ada aksara murda untuk "di", maka suku kata kedua ("pa")-lah yang ditulis dengan aksara murda: ꦢꦶꦦꦤꦼꦒꦫ
Berikut ini adalah aksara murda serta aksara pasangannya:
 
{| class="wikitable"
<center>
|+ Aksara Mahaprana
{| class="wikitable" align="center" width="70%" style="clear:both;margin:0; font-size:90%"
|-
!colspan="1"|Huruf dasar
| colspan="9" bgcolor="#F3E5AB" align="center"|'''Aksara murda'''
!colspan="1"|Pasangan
!colspan="1"|Font
!colspan="1"|Nama
|-
| [[File:Dha mahaprana.png|58px]] || [[File:Dha murda pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦞ}} || Da mahaprana
|-
| [[File:Jawa Sa Gede.png|60px]] || [[File:Jawa Sa Gede Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦰ}} || Sa mahaprana
|-
| [[File:Jawa Jha.png|60px]] || [[File:Ja mahaprana pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦙ}} || Ja mahaprana
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Na (M).png|center|60px|link=ꦟ]][[Na (aksara Jawa)|Na murda (ꦟ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Ka (M).png|center|60px|link=ꦑ]][[Ka (aksara Jawa)|Ka murda (ꦑ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Ta (M).png|center|60px|link=ꦡ]][[Ta (aksara Jawa)|Ta murda (ꦡ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Sa (M).png|center|60px|link=ꦯ]][[Sa (aksara Jawa)|Sa murda (ꦯ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Pa (M).png|center|60px|link=ꦦ]][[Pa (aksara Jawa)|Pa murda (ꦦ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Ga (M).png|center|60px|link=ꦓ]][[Ga (aksara Jawa)|Ga murda (ꦓ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Ba (M).png|center|60px|link=ꦨ]][[Ba (aksara Jawa)|Ba murda (ꦨ)]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Nya (M).png|center|60px|link=ꦘ]][[Nya (aksara Jawa)|Nya murda (ꦘ)]]<!-- tambahan-->
| align=center |<!--[[Berkas:Javanese script - Ca (M).png|center|60px|link=ꦖ]]-->[[Ca (aksara Jawa)|Ca murda (ꦖ)]]<!-- tambahan-->
|-
| [[File:Tha mahaprana.1.png|60px]] || [[File:Tha mahaprana pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦜ}} || Tha mahaprana
| colspan="9" bgcolor="#F3E5AB" align="center"|Pasangan
|}
 
 
==== Rekan ====
Kebanyakan bunyi yang tidak terdapat dalam [[bahasa Jawa]] asli ditulis dengan huruf yang bunyinya mendekati ditambah tanda ''cecak telu''. Huruf semacam ini disebut ''rekan'' atau ''rekaan'' , dan dapat dibagi menjadi dua jenis; ''rekan'' untuk menulis bunyi dari [[bahasa Arab]], dan ''rekan'' untuk huruf latin dan bahasa-bahasa Eropa seperti [[bahasa Belanda]]. Terdapat dua jenis ''rekan'' lainnya yang kurang dikenal, yakni ''rekan'' untuk [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Cina]]. Namun ''rekan'' untuk bahasa Cina sangat jarang ditemui, dan tidak diikut-sertakan dalam range [[Unicode]].
 
{| class="wikitable"
|+ Rekan untuk Latin
|-
|-
| align=center |[[Berkas:Pasangan Na (M).png|center|60px|link=]][[Na (aksara Jawa)|Na murda]]
|-
| align=center |[[Berkas:Pasangan Ka (M).png|center|60px|link=]][[Ka (aksara Jawa)|Ka murda]]
| [[File:Rekan fa.png|60px]] || [[File:Ka sasak.png|50px]] || [[File:Rekan va.png|60px]] || [[File:Rekan za.png|60px]]
| align=center |[[Berkas:Pasangan Ta (M).png|center|60px|link=]][[Ta (aksara Jawa)|Ta murda]]
|-
| align=center |[[Berkas:Pasangan Sa (M).png|center|60px|link=]][[Sa (aksara Jawa)|Sa murda]]
| {{jav|ꦥ꦳}} || {{jav|ꦐ}} || {{jav|ꦮ꦳}} || {{jav|ꦗ꦳}}
| align=center |[[Berkas:Pasangan Pa (M).png|center|60px|link=]][[Pa (aksara Jawa)|Pa murda]]
|- bgcolor="#f0f0f0"
| align=center |[[Berkas:Pasangan Ga (M).png|center|60px|link=]][[Ga (aksara Jawa)|Ga murda]]
| fa || qa || va || za
| align=center |[[Berkas:Pasangan Ba (M).png|center|60px|link=]][[Ba (aksara Jawa)|Ba murda]]
|- bgcolor="#f0f0f0"
| align=center |[[Berkas:Pasangan Nya (M).png|center|60px|link=]][[Nya (aksara Jawa)|Nya murda]]<!-- tambahan-->
| fa || qa || va || d͡ʒa
| align=center |<!--[[Berkas:Pasangan Ca (M).png|center|60px|link=]]-->[[Ca (aksara Jawa)|Ca murda]]<!-- tambahan-->
|}
</center>
 
{| class="wikitable"
Tidak semua aksara yang terdaftar di dalam carakan ada aksara murdanya. Karena keterbatasan jumlah aksara murda dibanding huruf kapital Latin, maka pemakaian aksara murda tidak identik dengan pemakaian huruf kapital di dalam ejaan Latin.
|+ Rekan untuk bahasa Arab
|-
|-
|-
| [[File:Rekan tsa.png|60px]] || [[File:Rekan ha.png|60px]] || [[File:Rekan kha.png|60px]] || [[File:Rekan dza.png|60px]] || [[File:Rekan za.png|60px]] || [[File:Rekan sho.png|60px]] || [[File:Rekan dho.png|60px]] || [[File:Rekan tho.png|60px]] || [[File:Rekan zho.png|60px]] || [[File:Rekan a'.png|60px]] || [[File:Rekan gho.png|60px]] || [[File:Rekan fa.png|60px]] || [[File:Ka sasak.png|50px]]
|-
| {{jav|ꦱ꦳ }} || {{jav|ꦲ꦳}} || {{jav|ꦏ꦳}} || {{jav|ꦢ꦳ }} || {{jav|ꦗ꦳}} || {{jav|ꦰ꦳}} || {{jav|ꦝ꦳}} || {{jav|ꦛ꦳}} || {{jav|ꦘ꦳}} || {{jav|ꦔ꦳}} || {{jav|ꦒ꦳}} || {{jav|ꦥ꦳}} || {{jav|ꦐ}}
|- bgcolor="#f0f0f0"
| tsa || ḥa || kha || dza || za || ṣa || ḍa || ṭa || ẓa || a' || gha || fa || qa
|- bgcolor="#f0f0f0"
| θa || ħa || xa || ða || d͡ʒa || sˤa || ðˤa || tˤa || dˤa || ʔ || ɣa || fa || qa
|}
 
{| class="wikitable"
|+ Rekan untuk bahasa Sunda
|-
|-
|-
| [[File:Sundanese nya.png|60px]] || [[File:Pa cerek dirga.png|60px]] || [[File:Jawa Nga Lelet Dirga.png|60px]]
|-
| {{jav|}} || {{jav|ꦉꦴ}} || {{jav|ꦋ}}
|- bgcolor="#f0f0f0"
| nya || rêu || lêu
|- bgcolor="#f0f0f0"
| ɳa || rɤ || lɤ
|}
 
{| class="wikitable"
|+ Rekan untuk bahasa Cina
|-
|-
|-
| [[File:Rekan the.png|60px]] || [[File:Rekan se.png|60px]] || [[File:Rekan nie.png|60px]] || [[File:Rekan hwe.png|60px]] || [[File:Rekan yo.png|80px]] || [[File:Rekan syo.png|75px]]
|- bgcolor="#f0f0f0"
| the || se || nie || hwe || yo || syo
|}
 
==== Lainnya ====
 
{| class="wikitable"
|+ Miscellaneous Letters
|-
!colspan="1"|Basic letter
!colspan="1"|Pasangan
!colspan="1"|Font
!colspan="1"|Name
|-
| [[File:Ra agung.png|60px]] || [[File:Ra agung pasangan.1.png|60px]] || {{jav|ꦬ}} || Ra agung
|-
| [[File:Ka sasak.png|50px]] || [[File: Ka sasak pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦐ}} || Ka sasak
|-
| [[File:Jawa Pa Cerek.png|60px]] || [[File:Jawa Pa Cerek Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦉ}} || Pa cêrêk
|-
| [[File:Jawa Nga Lelet.png|60px]] || [[File:Jawa Nga Lelet Pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦊ}} || Nga lêlêt
|-
| [[File:Jawa Nga Lelet Dirga.png|60px]] || [[File: Nga lelet raswadi pasangan.png|60px]] || {{jav|ꦋ}} || Nga lêlêt raswadi
|}
 
=== Huruf Vokal Mandiri dasar(''aksara swara'') ===
Aksara suara (aksara swara) berjumlah tujuh buah. Aksara suara digunakan untuk menuliskan aksara vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas pelafalannya. Aksara suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara ''sigegan'' yang terdapat di depannya harus dimatikan dengan pangkon. Walaupun demikian aksara suara dapat diberi sandhangan wignyan, layar, dan cecak.
<center>
Baris 194 ⟶ 281:
</center>
 
=== Huruf tambahan (''aksara rèkan'') ===
Aksara rekaan (aksara rekan) berjumlah lima buah. Aksara rekaan dipakai untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata asing (khususnya [[bahasa Arab]]) yang masih dipertahankan seperti aslinya. Aksara rekaan dapat menjadi aksara pasangan, dapat diberi pasangan, serta dapat diberi sandhangan seperti keduapuluh aksara dasar.
 
<center>
{| class="wikitable" align="center" width="70%" style="clear:both;margin:0; font-size:90%"
|-
| colspan="5" bgcolor="#F3E5AB" align="center"|'''Aksara rèkan'''
|-
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Kha.png|center|60px|link=]][[Ka (aksara Jawa)|Kha]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Dza.png|center|60px|link=]][[Da (aksara Jawa)|Dza]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Fa.png|center|60px|link=]][[Pa (aksara Jawa)|Fa / Va]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Za.png|center|60px|link=]][[Ja (aksara Jawa)|Za]]
| align=center |[[Berkas:Javanese script - Gha.png|center|60px|link=]][[Ga (aksara Jawa)|Gha]]
|}
</center>
 
=== Huruf Vokal tidak Mandiri (''sandhangan'') ===