Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Integrasi Hanacaraka ke dalam sistem informasi komputer: menambahkan informasi dan merapihkan kalimat
Baris 515:
Aksara hanacaraka masih diajarkan di [[sekolah]]-sekolah di wilayah berbahasa Jawa sampai sekarang <ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0609/25/humaniora/2973155.htm Bahasa Jawa? Ih, "Boring" Banget]. Kompas daring 25-09-2006. Diakses 6-5-2009.</ref> (Provinsi [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[DI Yogyakarta]]), sebagai bagian dari muatan lokal dari kelas 3 hingga kelas 5 SD.<ref name="Wahab">Abdul Wahab. [http://pusatbahasa.diknas.go.id/laman/nawala.php?info=artikel&infocmd=show&infoid=20&row= Masa depan bahasa, sastra, dan aksara daerah]. Nawala.</ref> Walaupun demikian, penggunaannya dalam surat-surat resmi/penting, surat kabar, televisi, media luar ruang, dan sebagainya sangatlah terbatas dan terdesak oleh penggunaan [[alfabet Latin]] yang lebih mudah diakses. Beberapa surat kabar dan majalah lokal memiliki kolom menggunakan aksara Jawa. Penguasaan aksara ini dianggap penting untuk mempelajari naskah-naskah lama, tetapi tidak terlihat usaha untuk menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Usaha-usaha revivalisasi bersifat simbolik dan tidak fungsional, seperti pada penulisan nama jalan atau kampung. Salah satu penghambatnya adalah tidak adanya usaha ke arah pengembangan [[ortografi]]/[[tipografi]] aksara ini.<ref name="Wahab"/>
 
== Integrasi Hanacaraka ke dalam sistem informasi komputer ==
Meskipun aksaraAksara Jawa banyak digunakan dalam percetakan pada zaman Hindia-Belanda abad 19, namun perkembangannya berhenti menjelang Perang Dunia II pengembangan ''typeface'' aksara Jawa yang dimulai pada abad ke-19 berhenti dengan tiba-tiba, dan perlahan-lahan aksara Jawa mulai ditinggalkan dan digantikan oleh abjad Latin.<ref>[http://www.monotype.co.uk/NonLatin/wt_info/info_javanese.html AGFA Monotype: Javanese]<!--alternative link: http://www.monotypefonts.com/Library/Non-Latin-Library.asp?show=info&lan=javanese--></ref> Dewasadengan inisistem penggunaanortografi Latin yang dikenalkan Belanda. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, aksara Jawa kembalibahkan meningkatdilarang seiringdigunakan. Ketika sistem informasi elektronik muncul, terjadi sejumlah usaha revitalisasi aksara Jawa dengan perkembanganmengintegrasikannya teknologike dalam sistem komputer, yang memungkinkantelah dilakukan sejak 1983 oleh peneliti dari [[Universitas Leiden]] (dipimpin [[Willem van der Molen]]) dan pada 1987 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan<ref>Ibu Sedyati: http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-13818</ref>. Integrasi ini diperlukan agar setiap karakter dalam aksara Jawa memiliki kode unik yang kompleksdiakui didigitalkandi seluruh dunia. Namun karena penggunaan yang menurun dan kompleksitas ''rendering'', upaya ini berjalan dengan lambat.
 
Usaha-usaha untuk mengintegrasikan aksara ini ke sistem informasi elektronik telah dilakukan sejak 1983 oleh peneliti dari [[Universitas Leiden]] (dipimpin [[Willem van der Molen]]) dan 1987 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan<ref>Ibu Sedyati: http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-13818</ref>. Integrasi ini diperlukan agar setiap anggota aksara Jawa memiliki kode yang khas yang diakui di seluruh dunia.
 
=== Unicode ===
Pada pertengahan tahun 1993 dan Maret 1998, Jeroen Hellingman mengajukan proposal untuk mendaftarkan aksara iniJawa ke [[Unicode]] pada pertengahan tahun 1993 dan Maret 1998. Selanjutnya, sekitar 2002, [[Jason Glavy]] membuat "[[font]]" aksara Jawa<ref>http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-3246</ref> yang diedarkan secara bebas sejak 2002 dan juga mengajukan proposal pula ke Unicode. Namun kedua proposal ini tidak diterima, dan baru sejak awal 2005 dilakukan usaha bertahap yang nyata untuk mengintegrasikan aksara Jawa ke dalam Unicode setelah [[Michael Everson]] membuat suatu ''code table'' sementara untuk didaftarkan. Kelambatan ini terjadi karena kurangnya dukungan dari masyarakat pengguna aksara iniJawa. Baru

Kemudian semenjak Kongres Bahasa Jawa (KBJ) 2006, mulai terhimpun dukungan dari masyarakat pengguna. Sejak gelaran KBJ IV di Semarang pada tahun 2006, usaha untuk meregistrasi aksara Jawa agar masuk dalam standar Unicode mulai intensif dilaksanakan. Tim khusus Registrasi Unicode aksara Jawa berhasil dibentuk dengan dikomandani oleh [http://ganeshana.org/ Hadiwaratama/Hadi Waratama] (Bandung), Ki [http://ki-demang.com Sudarto HS]/Ki Demang Sokowaten (Jakarta) dan Ki Bagiono Sumbogo/Djokosumbogo (Jakarta). Kerja keras yang telah dikerjakan selama kurang lebih 3 tahun ini akhirnya membuahkan hasil dengan telah diterimanya aksara Jawa sebagai aksara yang diakui dalam standar Unicode padaversi tanggal 1 Oktober 20095.2 Sebenarnya(tergabung dalam aksara-aksaraAmandemen Nusantara, aksara Jawa merupakan aksara ke-56) yang diakuikeluar Unicodepada setelahtanggal aksara1 Bugis,Oktober aksara Bali (keduanya sejak 52009.0<ref>[http://www.unicode.org/versions/Unicode5.02.0/Acknowledge.pdf</ref><ref>[http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-4841 Proses komputerisasi aksara Bali]</ref>), aksara Rejang dan aksara Sunda (keduanya sejakUnicode 5.1<ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode62.0.0/techcontrib.html</ref>). Selain itu saat ini di Unicode telah ada aksara Batak (sejak Unicode 6.0<ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/techcontrib.html</ref>)dan aksara Nusantara lainnya<!--Filipina?-->.<ref>[http://hanacaraka.fateback.com/ Sejarah Unicode Jawa]</ref> Dalam pernyataan resmi di situs Unicode, disebutkan orang-orang yang terlibat dalam upaya penstandaran aksara Jawa ini adalah: Bagiono Djokosumbogo, Michael Everson (teknis), Hadiwaratama (ketua tim), Donny Harimurti, Sutadi Purnadipura, dan Ki Demang Sokowaten. <ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/techcontrib.html</ref><ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/editorial.html lebih lanjut tentang Michael Everson</ref> dan akhirnya membuahkan hasil dengan diterimanya aksara Jawa untuk dimasukkan dalam Unicode versi 5.2 (tergabung dalam Amandemen 6) yang keluar pada tanggal 1 Oktober 2009.<ref>[http://www.unicode.org/versions/Unicode5.2.0/ Unicode 5.2.0]</ref>
 
Sebenarnya dalam aksara-aksara Nusantara, aksara Jawa merupakan yang ke-5 untuk diakui Unicode, setelah aksara Bugis, aksara Bali (keduanya sejak 5.0<ref>http://www.unicode.org/versions/Unicode5.0.0/Acknowledge.pdf</ref><ref>[http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-4841 Proses komputerisasi aksara Bali]</ref>), aksara Rejang dan aksara Sunda (keduanya sejak 5.1<ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/techcontrib.html</ref>) telah diakui. Dibandingkan dengan aksara Bali (aksara Nusantara lain dengan kompleksitas yang sama dilihat dari segi ''rendering'') aksara Jawa perlu waktu pengembangan yang lebih lama hingga akhirnya diterima dalam [[Unicode]].
 
 
=== Blok ===
Baris 529 ⟶ 532:
=== Font ===
[[Berkas:Hanacaraka Jawa 2 variasi.svg|thumb|Perbandingan font Hanacaraka dan JG Aksara Jawa]]
Dalam situsnya, Unicode memberikan kredit kepada Michael Everson dan Jason Glavy yang telah menyumbangkan ''font'' untuk aksara Jawa<ref>http://www.unicode.org/charts/fonts.html</ref>. Saat ini terdapat beberapa font aksara Jawa yang banyak beredar, seperti Hanacaraka/Pallawa (oleh Teguh Budi Sayoga) yang berdasarkan ANSI<ref>http://hanacaraka.fateback.com/dok&down.htm</ref><ref>http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-2759</ref>, Adjisaka (oleh Sudarto HS/Ki Demang Sokowanten)<ref>http://www.adjisaka.com/</ref>, JG Aksara Jawa (oleh Jason Glavy)<ref>http://www.reocities.com/jglavy/asian.html</ref>, Carakan Anyar (oleh Pavkar Dukunov)<ref>https://sites.google.com/site/hanacarakan/font</ref>, serta Tuladha Jejeg (oleh R.S. Wihananto) yang berdasarkan teknologi font pintar Graphite SIL<ref>https://sites.google.com/site/jawaunicode/</ref>. Matthew Arciniega juga sebelumnya pada tahun 1992 telah membuat ''screen font'' untuk [[Macintosh|Mac]] dan ia namakan "Surakarta".<ref>{{dead link}}[http://xentana.com/fonts/ Downloadable Surakarta fonts] by Matthew Arciniega.</ref><ref>http://luc.devroye.org/fonts-46330.html</ref> Font lain yang pernah beredar dengan cakupan yang tidak begitu luas adalah font bernama "Tjarakan" (dikembangkan sekitar tahun 2000) oleh perusahaan bernama AGFA Monotype.<ref>[http://www.monotype.co.uk/NonLatin/wt_glyphs/gr_javanese.html AGFA Monotype: Javanese script]<!--alternative link: http://www.monotypefonts.com/Library/Non-Latin-Library.asp?show=glyph&lan=javanese--></ref><ref>[http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka Aksara Jawa dalam Unicode]</ref>
 
Dari segi teknis, semua font diatas memiliki kekurangannya masing-masing. Semisal, JG Aksara Jawa dapat menimbulkan konflik dengan sistem tulisan lain karena font tersebut menggunakan kode aksara-aksara seperti Limbu (1900-194F), Tai Le (1950-197F), New Tai Lu (1980-19DF), Simbol Khmer (19E0-19FF), Bugis/Lontara (1A00-1A1F), Tai Tham (1A20-1AAD), Bali (1B00-1B7F), dan Sunda (1B80-1BBF). Tidak mengherankan karena font JG Aksara Jawa dibuat tahun 2003, sebelum aksara Jawa masuk Unicode. Font Adjisaka juga memiliki masalah yang serupa. Sementara itu, font Tuladha Jejeg hanya dapat menampilkan ''pasangan'' dan bentuk kompleks lainnya di program yang memanfaatkan teknologi Graphite SIL, seperti browser [[Firefox]], Thunderbird email client, dan beberapa prosesor kata ''open source''.
 
Font lain yang beredar dengan cakupan yang tidak begitu luas adalah "Surakarta".<ref>{{dead link}}[http://xentana.com/fonts/ Downloadable Surakarta fonts] by Matthew Arciniega.</ref><ref>http://luc.devroye.org/fonts-46330.html</ref> yang dibuat Matthew Arciniega pada tahun 1992 sebagai ''screen font'' untuk [[Macintosh|Mac]]. "Tjarakan" yang dikembangkan sekitar tahun 2000 oleh perusahaan bernama AGFA Monotype.<ref>[http://www.monotype.co.uk/NonLatin/wt_glyphs/gr_javanese.html AGFA Monotype: Javanese script]<!--alternative link: http://www.monotypefonts.com/Library/Non-Latin-Library.asp?show=glyph&lan=javanese--></ref><ref>[http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka Aksara Jawa dalam Unicode]</ref> Kemudian terdapat juga font Jawa berbasis simbol "Aturra" yang dikembangkan oleh Aditya Bayu sekitar 2012-2013.
=== Program konversi ===
Selain itu sebelum terdaftar di Unicode, aksara Jawa juga pernah beredar ''font'' serta ''software'' aksara Jawa oleh Yanis Cahyono pada tahun 2001 yang diberi nama "Aljawi"<ref>[http://sites.google.com/site/fontaksarajawa font aksara jawa standar yogyakarta (aljawi)]</ref>, hampir bersamaan disusul Ermawan Pratomo membuat font hanacaraka pada tahun 2001{{fact}}. Selain itu ada pula program pengkonversi font Carakan-Latin oleh Bayu Kusuma Purwanto (2006), yang dapat diekspor ke dalam html<ref>[http://carakan.blogspot.com/2008/05/publikasi-carakan.html Carakan]. Aplikasi pengkonversi Aksara Jawa Hanacaraka ke aksara Latin (''vica versa'')</ref>, dan Setya Amrih Prasadja yang membuat ''font'' Rama Setya yang berdasarkan Serat Rama Cirebonan<ref>http://smada-zobo.jimdo.com/unduhan/</ref> dan Hanacaraka JG Setya (turunan JG Aksara Jawa). Program konversi lain yang beredar antara lain adalah OnScreen Keyboard Jawa oleh Wisudyantoro <ref>http://wisudyantoro.blogspot.com/2010/05/onscreen-keyboard-jawa.html</ref><ref>[http://yonk1991.xtgem.com/jagad%20jawa/nulis%20jawa keyboard jawa versi ''online''] dan [http://yonk1991.xtgem.com/jagad%20jawa/translate transliterasi ''online''] oleh Yayong Ditya K</ref>