Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Integrasi Hanacaraka ke dalam sistem informasi komputer: menambahkan informasi dan merapihkan kalimat |
|||
Baris 524:
Sebenarnya dalam aksara-aksara Nusantara, aksara Jawa merupakan yang ke-5 untuk diakui Unicode, setelah aksara Bugis, aksara Bali (keduanya sejak 5.0<ref>http://www.unicode.org/versions/Unicode5.0.0/Acknowledge.pdf</ref><ref>[http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-4841 Proses komputerisasi aksara Bali]</ref>), aksara Rejang dan aksara Sunda (keduanya sejak 5.1<ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/techcontrib.html</ref>) telah diakui. Dibandingkan dengan aksara Bali (aksara Nusantara lain dengan kompleksitas yang sama dilihat dari segi ''rendering'') aksara Jawa perlu waktu pengembangan yang lebih lama hingga akhirnya diterima dalam [[Unicode]].
=== Blok ===
Baris 532 ⟶ 531:
=== Font ===
[[Berkas:Hanacaraka Jawa 2 variasi.svg|thumb|Perbandingan font Hanacaraka dan JG Aksara Jawa]]
Dalam situsnya, Unicode memberikan kredit kepada Michael Everson dan Jason Glavy yang telah menyumbangkan ''font'' untuk aksara Jawa<ref>http://www.unicode.org/charts/fonts.html</ref>. Saat ini terdapat beberapa font aksara Jawa yang banyak beredar, seperti '''Hanacaraka/Pallawa''' (oleh Teguh Budi Sayoga) yang berdasarkan ANSI<ref>http://hanacaraka.fateback.com/dok&down.htm</ref><ref>http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-2759</ref>, '''Adjisaka''' (oleh Sudarto HS/Ki Demang Sokowanten)<ref>http://www.adjisaka.com/</ref>, JG Aksara Jawa (oleh Jason Glavy)<ref>http://www.reocities.com/jglavy/asian.html</ref>, '''Carakan Anyar''' (oleh Pavkar Dukunov)<ref>https://sites.google.com/site/hanacarakan/font</ref>, serta '''Tuladha Jejeg''' (oleh R.S. Wihananto) yang berdasarkan teknologi font pintar Graphite SIL<ref>https://sites.google.com/site/jawaunicode/</ref>.
Dari segi teknis, semua font diatas memiliki kekurangannya masing-masing. Semisal, JG Aksara Jawa dapat menimbulkan konflik dengan sistem tulisan lain karena font tersebut menggunakan kode aksara-aksara seperti Limbu (1900-194F), Tai Le (1950-197F), New Tai Lu (1980-19DF), Simbol Khmer (19E0-19FF), Bugis/Lontara (1A00-1A1F), Tai Tham (1A20-1AAD), Bali (1B00-1B7F), dan Sunda (1B80-1BBF). Tidak mengherankan karena font JG Aksara Jawa dibuat tahun 2003, sebelum aksara Jawa masuk Unicode. Font Adjisaka juga memiliki masalah yang serupa. Sementara itu, font Tuladha Jejeg hanya dapat menampilkan ''pasangan'' dan bentuk kompleks lainnya di program yang memanfaatkan teknologi Graphite SIL, seperti browser [[Firefox]], Thunderbird email client, dan beberapa prosesor kata ''open source''.
Font lain yang beredar dengan cakupan
=== Program konversi ===
|