Firdaus Abdullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
==Latar belakang==
Firdaus Abdullah merupakan seorang keturunan [[Orang Minang|Minangkabau]] asal [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Rao Rao, Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]]. Ketika kecil ia sering mendengar kesenian-kesenian Minang yang dipancarkan dari [[RRI]] [[Kota Padang|Padang]] seperti [[Randai]] dan lagu-lagu Minang. Ia juga senang mendengarkan pepatah petitih dari [[Saudagar Minangkabau|pedagang-pedagang Minang]] yang menjual obat di pasar. Dari pengalamannya itulah kemudian ia banyak melahirkan karya-karya yang bernafaskan Minangkabau.
 
Firdaus masuk pendidikan dasar di Sekolah Melayu Jalan Raja Muda dan Sekolah Menengah Methodist, di Sentul, [[Kuala Lumpur]]. Selepas bekerja sebagai wartawan, Firdaus melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Pada tahun 1971, dia mendapat gelar Sarjana''Master Politikof Arts'' dari Ohio University. Kemudian ia juga memperoleh ijazahgelar SarjanaM. FalsafahPhil (1975) dan ijazah Doktor Falsafah dalam bidang Sains Politik (1980), yang keduanya dari [[Columbia University]], [[Amerika Serikat]].
 
==Karier==
Firdaus memulai kariernya sebagai wartawan [[New Straits Times]], [[Singapura]], disamping sebagai kolumnis tetap “Hati dan Nadi Dunia Pelajar” dalam koran Berita Harian. Kemudian ia menjadi pengajar [[Bahasa Melayu]] dan Malayasian Civics kepada sukarelawan Amerika di Kampus Hilo, [[University of Hawaii]], Amerika Serikat. Ia juga pernah menjadi dosendekan diFakulti Ekonomi dan Pentadbiran, [[Universiti Malaya]].
 
Di dunia kepenulisan ia aktif dalam persatuan penulis seperti Pena dan Gapena. Selain itu ia juga aktif dalam Persatuan Sains Sosial Malaysia, Persatuan Sejarah Malaysia dan Persatuan Ekonomi Malaysia. Beliau juga pernah menjadi pemeran dalam film "Esok Masih Ada" arahan Dato Jins Shamsuddin. Meskipun begitu ia lebih dikenal sebagai penyair yang memiliki semangat keminangkabauan cukup kental. Pada akhir tahun 1960-an, puisi Firdaus yang berjudul "Tiga Pesan Pembangunan" telah dianggap oleh beberapa pengulas dan pengkritik sastra sebagai puisi propaganda.
 
==Karya==
Baris 22:
# Bintang Mengerdip (antologi bersama) DBP, 1984
# 100 Sajak Malaysia (antologi bersama) : Penerbitan Tra-Tra, 1984, 141
# Bahasa Alam (antologi bersama) : Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd., 1984, 108 hlm.
108 hlm.;
# Prisma Mimpi, Kuala Lumpur:DBP, 1985, 89
# Puisi Amira dan Falahi, (puisi kanak-kanak), Fajar Bakti Sdn. Bhd., 1986;
Baris 34 ⟶ 33:
# Malaysia dalam Puisi (antologi bersama): DBP, 1991
# Analisa Simposium Kepimpinan Melayu:Dari Mana ke Mana, Kuala Lumpur: Pustaka Zakry Abadi, 1977
<ref>[http://dbp.gov.my/lamandbp/main.php?Content=articles&ArticleID=842&IID= Firdaus Abdullah]</ref>
 
==RujukanReferensi==
<ref>dbp.gov.my [http://dbp.gov.my/lamandbp/main.php?Content=articles&ArticleID=842&IID= Profil Firdaus Abdullah]</ref>
{{reflist}}
 
[[Kategori:Sastrawan Malaysia]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
 
{{ms:Firdaus Abdullah}}