Tanin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arifin muhamad (bicara | kontrib)
Arifin muhamad (bicara | kontrib)
Baris 13:
Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar) [[jala]], [[tali]], dan [[layar]] agar lebih tahan terhadap air [[laut]]. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan<ref name="prosea3">{{aut|Lemmens, R.M.H.J., N. Wulijarni-Soetjipto, R.P. van der Zwan & M. Parren}}. 1997. Pendahuluan dalam R.M.H.J. Lemmens dan N. Wulijarni-Soetjipto (Eds). ''Tumbuh-tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin''. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara (PROSEA) '''3''' : 15-38. Balai Pustaka, Jakarta</ref>.
 
Tanin yang terkandung dalam minuman seperti [[teh]], [[kopi]], [[anggur]], dan [[bir]] memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti [[gambir]] (salah satu campuran makan [[sirih]]) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut ([[astringensia]]) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.<ref name="prosea3"/> Tanin yang terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi <ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48316][Korelasi kadar tanin pada produk teh komersial dengan aktivitasnya sebagai senyawa antibakteri epec K1-1]</ref> Hasil penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46288][Kandungan tanin dan potensi anti Streptococcus mutans daun teh var. Assamica pada berbagai tahap pengolahan][Yulia Rita]</ref>
===Pakan Ternak===
Tanin yang terkandung dalam pakan ternak seperti pada daun kaliandra, dapat menjadi anti nutrisi pada ternak ruminansia jika dikonsumsi berlebih. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan manipulasi proses pencernaan oleh mikroba rumen dengan menginokulasi isolasi bakteri toleran tanin supaya mengoptimalkan pemanfaatan kaliandra sebagai sumber pakan <ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22476][Uji Bakteri Toleran Tanin dan Pengaruh Inokulasinya Pada Ternak Kambing Berpakan Kaliandra (Calliandra calothyrsus)]</ref>
Baris 20:
Dalam proses penyamakan, tanin bereaksi dengan protein dari belulang. Proses ini akan mengawetkan kulit dari serangan-serangan [[bakteri]]. Di samping itu, penyamakan akan memberi warna tertentu, serta membentuk kepadatan dan kelenturan kulit tersamak yang berbeda-beda; bergantung kepada sifat-sifat kulit asal dan kepada proses penyamakan yang digunakan.<ref name="prosea3"/>
proses penyamakan dapat menggunakan tanin dari kulit kayu akasia sebagai bahan penyamak nabati <ref> [http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/39230][Pemanfaatan Tanin dari Kulit Kayu Akasia (Acacia mangium Willd) sebagai Bahan Penyamak Nabati][Nugraha, Ganjar]</ref>
===Perekat kayu===
Tanin yang terkandung dalam tanaman bakau dan akasia dapat di ekstrak yang dapat dijadikan perekat kayu lamina.Perekat autokondensat tanin bakau dan akasia memiliki nilai keteguran geser kayu laminanya yang tidak berbeda dengan menggunakan perekat fenolformaldehida dan ureaformaldehida<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/4770][Autokondensasi Tanin dan Penggunaannya sebagai Perekat Kayu Lamina][Susanti, Cicilia Maria Erna]</ref>
 
==Catatan kaki==