SMA Negeri 1 Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 39:
== Sejarah ==
SI CUNGKRING GANTENG BANGET KARENA ITU DIA BISA MASUK SMAN 1 PADANG ITU ADALAH SEBUAH CERITA PANJANG Cikal bakal terbentuknya sekolah ini berkaitan dengan keberadaan Perguruan Menengah Indonesia (Permindo) yang didirikan pada tahun 1949 oleh tokoh-tokoh Republikein di [[Padang]]. Sebelumnya, sekolah-sekolah di Padang masih menggunakan [[bahasa Belanda]] sebagai bahasa pengantar kecuali [[Adabiyah School]], yang telah berbahasa pengantar Indonesia.{{sfn|Yusra|2011|pp=27}} Oleh sebab itu pada tanggal [[2 Mei]] [[1949]], beberapa tokoh Republikein termasuk para guru membuka sekolah Perguruan Menengah Indonesia di Padang yang bertempat di bekas gedung [[Persatuan Guru Agama Islam]] (PGAI) di [[Jati, Padang Timur, Padang|Jati]], [[Padang Timur, Padang|Padang Timur]]. Pada awalnya Permindo dibagi menjadi enam kelas, meliputi tingkat SMP dan SMA.{{sfn|Yusra|2011|pp=28}} Meskipun berada di bawah pengawasan pemerintah [[Hindia-Belanda]], keberadaan Permido yang juga menggunakan [[bahasa Indonesia]] sebagai bahasa pengantar tidak dipermasalahkan. Para guru dan siswa Permindo bebas masuk dan keluar sekolah, bahkan tokoh-tokoh Republikein dibiarkan menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya di kompleks sekolah ini, seperti upacara peringatan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1949.{{sfn|Yusra|2011|pp=28}}
Setelah diselenggarakannya [[Konferensi Meja Bundar]], pemerintah Hindia-Belanda memindahkan gedung Permindo ke Jalan Balantuang, yang kemudian berubah menjadi Jalan Soekarno sebelum akhirnya menjadi [[Jalan Sudirman, Padang|Jalan Sudirman]] sampai sekarang. Pada 2 Januari 1950, Permindo secara resmi terpisah menjadi [[SMP]] dan [[SMA]] yang masing-masingnya berdiri sendiri dan keduanya pada 1 April 1950 berubah nama menjadi [[SMP Negeri 1 Padang]] dan SMA Negeri 1 Padang. Pada saat itu nama pendiri Adabiyah School, yakni [[Abdullah Ahmad]], diabadikan sebagai nama sebuah jalan di [[Jati, Padang Timur, Padang|Jati]], begitu pula dengan nama Permindo.{{sfn|Yusra|2011|pp=29}}
|