Tempura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
Midori (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Tempura juga berarti cara menggoreng yang berbeda dengan ''furai'' (istilah bahasa Jepang untuk ''deep fry''). Bahan makanan yang digoreng secara tempura dicelup ke dalam adonan tempura, sedangkan bahan makanan yang digoreng secara ''deep fry'' dibungkus secara berurutan dengan tepung terigu, kocokan telur, dan [[tepung panir]].
 
Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng tempura sebaiknya [[minyak goreng]] yang bersih dan belum digunakan untuk menggoreng bahan makanan lain. Di restoran kelas atas yang menyediakan menu tempura, campuran minyak [[wijen]] yang harganya mahal dan minyak biji [[kapas]] sering dipakai untuk menggoreng tempura. Minyak bunga [[Camelliakamelia]] yang digunakan pegulat [[Sumosumo]] sebagai minyak rambut juga digunakan di beberapa restoran mahal untuk menggoreng tempura.
 
Minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng tempura sering disebut {{nihongo|minyak tempura|天ぷら油|tempura abura}} yang merupakan sebutan untuk berbagai jenis minyak goreng seperti minyak [[minyak canolakanola]], [[minyak selada]], danatau minyak [[bunga matahari]].
 
== Adonan tempura ==
[[Berkas:Tempura_nabe_with_abura_kiri.jpg|thumb|Wajan untuk tempura]]
Dalam bahasa Jepang, adonan tempura disebut {{nihongo|''koromo''|衣||baju}} karena seperti "baju" yang membungkus bahan makanan. Adonan tempura dibuat dari campuran tepung terigu berprotein rendah yang sudah didinginkan lebih dulu, [[telur ayam]] yang dikocok lepas, dan air dingin (air es). Semua bahan diaduk secara asal saja dengan [[sumpit]] sehingga masih tersisa gumpalan-gumpalan tepung. Tepung terigu yang diaduk-aduk sampai bercampur rata justru membuat adonan keras dan hasil gorengan tidak bagus.
Baris 16:
Semua jenis bahan makanan bisa dijadikan tempura. Pada umumnya suhu minyak sewaktu menggoreng adalah sekitar 160℃ sampai 170℃ dengan waktu menggoreng yang singkat. Suhu yang agak rendah digunakan sewaktu menggoreng sayur-sayuran dan makanan laut seperti kerang yang mudah menjadi keras terkena suhu tinggi. Suhu tinggi digunakan untuk menggoreng [[udang]], [[cumi-cumi]], dan ikan sampai adonan tempura berubah warna.
 
Irisan daging ayam, berbagai jenis daun dari tanaman liar yang dapat dimakan, dan dan bahan makanan produksi pabrik seperti [[chikuwa]] juga sering dijadikan tempura. Irisan tipis daging [[babi]] yang digoreng secara tempura disebut Tonpuratonpura.
 
== Penyajian ==
Baris 28:
 
== Sejarah ==
Tempura bukan makanan asli Jepang. Menurut catatan yang bisa dipercaya, cara menggoreng dengan mencelup makanan dengan adonan tepung diperkenalkan oleh misionaris [[Katolik]] dari Portugis pada abad ke-16. Ada pendapat yang mengatakan kata "Tempura" berasal dari tradisi misionaris Portugis memakan makanan laut pada masa [[Pra-Paskah]] yang dalam [[bahasa Latin]] disebut ''ad tempora cuaresmae.'' Penjelasan lain mengatakan kata "Tempuratempura" berasal dari [[bahasa Portugis]] ''temporas'' (masa suci), ''tempero'' (bumbu dapur), ''templo'' (kuil), atau ''tempora'' yang berasal dari [[bahasa Spanyol]] atau [[bahasa Italia]].
 
Pada zaman Edo, tempura merupakan makanan rakyat yang dijual [[pedagang kaki lima]] dengan harga terjangkau.<ref>{{cite web |url=http://www.kamaboko.com/gotoshi/76/76-5.htm |title=食文化史研究家 永山久夫『江戸時代の食風景』 |archiveurl=http://web.archive.org/web/20120123173623/http://www.kamaboko.com/gotoshi/76/76-5.htm |archivedate=2012-1-23 |work= |publisher=Odawara Suzuhiro |accessdate=2013-06-09}}</ref> Pada zaman Edo, bahan makanan yang digoreng menjadi tempura adalah [[sayuran]], [[ubi jalar]], umbi [[teratai]], dan [[udang]] yang ditangkap dari perairan di sekitar [[Edo]].<ref>{{cite journal |last1= |first1= |last2= |first2= |year= |title=3.天ぷらは庶民の文化 ~江戸時代 |journal=植物油Information |volume=29 |issue= |pages= |publisher=Japan Oilseed Processors Association |doi= |url=http://www.oil.or.jp/info/29/29_3.html |accessdate=7 June 2013}}</ref> Tempura yang digoreng dengan minyak goreng yang harganya mahal seperti minyak wijen dan minyak biji kapas kemudian menjadi menu yang disajikan restoran mahal di Tokyo dan Kyoto.