Kesultanan Bulungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
|event_start = Didirikan
|year_start = 1731
|event1 = Masuk wilayah [[Indonesia]]
|year_event1 = 1949
|event_end = MasukPeristiwa wilayah [[Indonesia]]Bultiken
|year_end = 19591964
|event2 =
|year_event2 =
|
|p1 = Kesultanan Berau
Baris 190 ⟶ 188:
Penemuan minyak di BPM (Bataafse Petroleum Maatschappij) di [[pulau Bunyu]] dan Tarakan akan memberikan sangat penting bagi Bulungan untuk orang Belanda, karena Tarakan ibukota daerah.
 
Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Belanda, wilayah menerima status Wilayah Swapraja Bulungan atau "wilayah otonom" di Republik Indonesia pada tahun 1950, maka Wilayah Istimewa atau "wilayah khusus " pada tahun 1955. Sultan terakhir, Jalaluddin, meninggal pada tahun 1958. Kesultanan itu dihapuskan secara sepihak pada tahun 19591964 dalam peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Tragedi Bultiken (Bulungan, Tidung, dan Kenyah) dan wilayah ituKesultanan Bulungan hanya menjadi kabupaten yang sederhana.
 
== Referensi ==