Tuak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
mengembangkan artikel |
||
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een palmwijnverkoper en een inheemse soldaat TMnr 3728-732.jpg|thumb|
'''Tuak'''
Beberapa tempat di [[Pulau Madura]] dahulu dikenal sebagai sebagai penghasil tuak, namun orang [[Suku Madura|Madura]] tidak mempunyai kebiasaan minum yang kuat. Saat ini dapat dikatakan sangat sedikit orang Madura yang minum tuak atau arak.{{fact}} Masyarakat [[Tapanuli]] ([[Sumatera Utara]]), khususnya masyarakat [[Batak]] menganggap bahwa tuak berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh.{{fact}} Hal yang sama dijumpai pada masyarakat [[suku Toraja]] di [[Tana Toraja]], [[Sulawesi Selatan]], yang memiliki kebiasaan minum tuak. Selain untuk menghangatkan badan, tuak dari pohon [[enau]] di Toraja telah menjadi minuman pada ritual-ritual adat. Sehingga setiap pelaksanaan ritual adat sudah pasti tersedia tuak.
==Jenis tuak==
===Tuak beras===
'''Tuak beras''' adalah sejenis minuman [[suku Iban|masyarakat Iban]] di [[Kalimantan]]. Biasanya tuak beras diolah dari sejenis beras yang disebut "[[beras pulut]]" (beras ketan). Beras tersebut akan direndam air di dalam tempayan yang disebut "[[Tajau]]". Proses tersebut akan mengambil waktu setidaknya dua minggu sebelum dapat diminum dan [[beras]] tersebut juga akan menjadi makanan yang disebut "[[tapai]]". Namun saat ini proses pembuatan tuak beras berlainan sedikit, yaitu selain dibuat menggunakan beras ketan, juga dicampur dengan [[gula pasir]] supaya rasanya lebih manis.
Biasanya tuak beras akan dihidangkan pada perayaan tertentu seperti perayaan [[Gawai Dayak]], [[Gawai Hantu]], [[Gawai Kenyalang]] dan sebagainya. Selain dari masyarakat Iban, terdapat juga masyarakat lain seperti Bidayuh, Orang Ulu yang juga membuat tuak dengan cara mereka sendiri. Tuak jenis ini memiliki kandungan alkohol yang cukup untuk membuat [[mabuk]] bila diminum berlebihan.
===Tuak nira===
{{utama|Tuak nira}}
'''Tuak nira''' biasanya dihasilkan dari menyadap [[nira]] dari [[mayang]] (tongkol bunga) pohon [[enau]] atau [[nipah]]. Mayang enau atau nipah akan dibiarkan akan menjadi buah, dipotong dan air manis yang menitik dari tandan yang dipotong itu akan dikumpulkan dalam wadah, biasanya [[buluh bambu]]. Air [[nira]] yang terkumpul dan belum mengalami fermentasi tidak mempunya kandungan alkohol dan biasa dijual sebagai minuman jajanan [[legen]]. Bila dibiarkan, kandungan [[gula]] di dalamnya akan menjadi [[alkohol]] melalui proses fermentasi selama beberapa hari dengan [[kandungan alkohol]] sekitar 4%. Tuak enau atau nipah ini dapat diminum selepas beberapa hari.
Biasanya tuak nira dihidangkan pada perayaan tertentu seperti pesta perkawinan. Bila tuak enau atau nipah ini dibiarkan terlalu lama akan menjadi masam dan lama-kelamaan akan menjadi [[cuka]] secara alami tanpa mencampurkan bahan asing.
== Lihat pula ==
* [[Ciu]], minuman beralkohol berbahan [[beras]] dari negeri [[Tiongkok]].
* [[Sake]], minuman beralkohol berbahan beras dari negeri [[Jepang]].
{{minuman beralkohol}}
{{minuman-stub}}
{{makanan-indo-stub}}
|