Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tanda-tanda Baca (pada): memisahkan tabel agar lebih mudah dibaca
Baris 386:
Di beberapa kasus, [[angka Arab]] menggantikan peran angka Jawa.
 
=== Tanda-tanda Baca (''pada'') ===
Dengan diperkenalkannya tulisan Jawa baru, tanda baca (''pada'') baru juga diperkenalkan<ref name=lang/><ref name=jour/><ref name=ws/>. Tanda baca dapat dibagi menjadi dua: umum dan khusus.
 
{| class="wikitable"
|+ Pada umum
|-
!colspan="1"|Nama
!colspan="1"|Gambar
!colspan="1"|Font
!colspan="1"|Fungsi
|- align="center"
| [[Adeg-adeg (aksara Jawa)|Pada adeg-adeg]] || [[File:Pada adeg-adeg1.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} || align="left"|Mengawali suatu teks atau paragraf.
|- align="center"
| Pada adeg-adeg || [[File:Pada adeg-adeg1.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} || align="left"| Tanda kutip.
|- align="center"
| Pada lingsa || [[File:Pada lungsi.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧈}}
| Pada piseleh || || {{Jav|꧌}} dan {{Jav|꧍}} || align="left"|Tanda kutip, namun dengan penekanan lebih.
|- align="center"
| Pada lingsalungsi || [[BerkasFile:Pada lungsilingsa.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} || align="left"|Tanda koma.
|}
 
* ''Pada adeg''. Berfungsi sama seperti [[tanda kurung]] atau [[tanda petik|petik]] (''pada piseleh'' juga dapat digunakan),
 
* ''Pada adeg-adeg''. Mengawali suatu paragraf,
 
* ''Pada lingsa''. Berfungsi sama seperti [[koma]], dan
 
* ''Pada lungsi''. Berfungsi sama seperti [[titik]].
 
Terdapat dua peraturan khusus mengenai penggunaan koma.
 
*1. Koma tidak diperlukanditulis setelah sebuah kata yang berujung ''pangkon''.
 
*2. Koma menjadi titik apabila tetap ditulis setelah ''pangkon''.
 
{| class="wikitable"
|+ Pada khusus
|-
!colspan="1"|FungsiNama
!colspan="1"|Gambar
!colspan="1"|Font
|- align="center"
| Pada lungsiluhur || [[BerkasFile:Pada lingsaluhur.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} || align="left"|Tanda titik
|- align="center"
| Pada pangkatmadya || [[BerkasFile:Pada pangkatmadya.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} || align="left"|Menandakan angka
|- align="center"
| Pada andhap || [[File:Pada andap.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧃}} ||align="left"|Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih muda atau berderajat lebih rendah.
| Pada rerengan || || {{Jav|꧁}} dan {{Jav|꧂}} || align="left"|Menandakan judul.
|- align="center"
| Pada guru || [[File:Pada guru.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧋꧆꧋}}
| Pada tirta tumetes || || {{Jav|꧞}} || align="left"|Menandakan salah tulis.
|- align="center"
| Pada pancak || [[File:Pada pancak.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧉꧆꧉}}
| Pada isen-isen || || {{Jav|꧟}} || align="left"|Menandakan salah tulis.
|- align="center"
| Purwa pada || [[BerkasFile:Purwa pada1.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧅ ꦧ꧀ꦕ ꧅}} ||align="left"|Mengawali sebuah tembang/puisi.
| Pangrangkep || || {{Jav|ꧏ}} || align="left"|Menandakan kata berulang (reduplikasi atau [[dwilingga]]).
|- align="center"
| PadaMadya gurupada || [[File:PadaMadya gurupada.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧋꧆꧋}} ||align="left"|Mengawali sebuahꦟ꧀ꦢꦿ surat tanpa꧅}} membedakan umur atau derajat.
|- align="center"
| PadaWasana pancakpada || [[BerkasFile:PadaWasana pancakpada.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧉꧆꧉꧅ ꦆ ꧅}} ||align="left"|Mengakhiri surat.
|- align="center"
| Pada luhur || [[Berkas:Pada luhur.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧅ }} ||align="left"|Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih tua atau berderajat lebih tinggi.
|- align="center"
| Pada madya || [[Berkas:Pada madya.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧄}} ||align="left"|Mengawali sebuah surat untuk orang yang sebaya atau berderajat sama.
|- align="center"
| Pada andhap || [[File:Pada andap.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧃}} ||align="left"|Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih muda atau berderajat lebih rendah.
|- align="center"
| Purwa pada || [[Berkas:Purwa pada1.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} ||align="left"|Mengawali sebuah tembang/puisi.
|- align="center"
| Madya pada || [[File:Madya pada.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} ||align="left"|Memulai bait baru dalam sebuah tembang/puisi.
|- align="center"
| Wasana pada || [[Berkas:Wasana pada.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} ||align="left"|Mengakhiri suatu tembang/puisi.
|}
</center>
 
* ''Rěrěngan''. Menandakan judul;
Terdapat dua peraturan khusus mengenai penggunaan koma.
 
* Koma tidak diperlukan setelah sebuah kata yang berujung ''pangkon''.
Tanda baca yang berhubungan dengan surat-menyurat
* Koma menjadi titik apabila tetap ditulis setelah ''pangkon''.
 
|* ''Pada luhur || [[Berkas:Pada luhur''.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧅ }} ||align="left"|Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih tua atau berderajat lebih tinggi.;
 
|* ''Pada madya || [[Berkas:Pada madya''.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|꧄}} ||align="left"|Mengawali sebuah surat untuk orang yang sebaya atau berderajat sama.;
 
* ''Pada andhap''. Mengawali sebuah surat untuk orang yang lebih muda atau berderajat lebih rendah;
 
* ''Pada guru''. Mengawali sebuah surat tanpa membedakan umur atau derajat;
 
* ''Pada pancak''. Mengakhiri surat;
 
Tanda baca yang berhubungan dengan tembang dan puisi
 
* ''Purwa pada''. Mengawali sebuah tembang/puisi;
 
|* ''Madya pada || [[File:Madya pada''.png|center|x40px|link=]] || {{Jav|}} ||align="left"|Memulai bait baru dalam sebuah tembang/puisi.;
 
* ''Wasana pada''. Mengakhiri suatu tembang/puisi.<ref name=jour/><ref name=ws/>
 
Tanda baca khusus berasal dari naskah [[keraton]] yang sangat dekoratif, sehingga bentuknya lebih rumit dibanding tanda baca umum. Tanda baca ini juga umum bersifat ornamental, dihias berdasarkan selera dan kemampuan penulis, karena itu berbagai varian dapat ditemukan dalam naskah Jawa.
 
Terdapat juga beberapa tanda baca yang tidak dikategorikan dalam dua ''pada'' tersebut:
 
* ''Tirta tumetes'' dan ''isen-isen'', serta
 
* ''Pada rangkep''.
 
''Tirta tumetes'' dan ''Isen-isen'' memiliki fungsi unik yang sekarang tidak ditemukan lagi dalam ortografi Jawa modern. Apabila terjadi kesalahan penulisan di sebuah teks Jawa, bagian yang salah diberikan salah satu dari dua tanda perbaikan diatas sebanyak tiga kali. ''Tirta tumetes'' digunakan oleh penulis [[Yogyakarta]], sementara ''Isen-isen'' digunakan oleh penulis [[Surakarta]]. Sebagai contoh, seorang penulis dari Yogyakarta ingin menulis ''pada luhur'' namun salah tulis menjadi ''pada wu...'', maka akan ditulis: