Tisuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k std taxobox
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+
Baris 21:
Tisuk tumbuh tinggi, hingga 25 [[meter|m]], namun dengan batang dan [[tajuk (botani)|tajuk]] yang kurus; agak-agak mirip dengan [[payung]]. Gemang batangnya 15–25 [[sentimeter|cm]]. Di [[Jawa]] bagian barat tumbuh liar hingga ketinggian lk. 800 m dpl., serta ditanam hingga 1.400 m dpl.<ref name="heyne">{{aut|Heyne, K. 1987.}} ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''3''':1306-1307. Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta</ref>
 
Hampir semua bagian yang lunak berambut rapat, coklat, seperti [[sutera]], panjang hingga 8 [[milimeter|mm]]. Kuncup terletak terminal, 7–9 cm, terlindung oleh [[daun penumpu]] yang lebar memanjang. [[Daun]]nya tunggal, bundar, ujungnya lancip, ukurannya besar, berbulu halus, bertangkai panjang, 15–30 cm. Helai daun hampir bundar, bentuk [[jantung]], garis tengah 20–36 cm; bertepi rata atau bergerigi; dengan 7–9 ibu tulang daun yang menjari. Kuncup daun, ranting, tangkai daun, berwarna coklat kekuningan.<ref name="FoC">Flora of China: [http://efloras.org/florataxon.aspx?flora_id=2&taxon_id=200013709 ''Hibiscus macrophyllus'' Roxburgh ex Hornemann]</ref><ref name=BP>Sastrapradja, Setijati; Kartawinata, Kuswata; Soetisna, Usep; Roemantyo; Wiriadinata, Hari; Soekardjo, Soekristijono (1980). ''Kayu Indonesia''. '''14''':14{{spaced ndash}}15. Jakarta:[[Lembaga Biologi Nasional|LBN]] - [[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaka]].</ref>
 
[[Bunga]] dalam [[bunga berkarang|karangan]] terminal bentuk [[payung]], hingga 30 cm. Daun kelopak tambahan bertaju 10–12, hampir sama panjang dengan kelopak yang bertaju 5. Mahkota berdiameter lk. 6 cm, kuning dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai benang sari lk. 3 cm. [[Buah#Buah kotak|Buah kotak]] panjang 2,5–3 cm, berbulu halus rapat.<ref name="FoC"/>
 
Menyebar luas mulai dari [[Pakistan]] di barat, [[India]], [[Burma]], [[Cina]] selatan ([[Yunnan]]), [[Vietnam]], [[Kamboja]], [[Thailand]], [[Malaysia]], dan [[Indonesia]]<ref name="FoC"/>.
 
== Persebaran ==
Tisuk tumbuh secara alami di [[hutan]]-hutan [[dataran rendah]] dan [[belukar]] sampai 500 [[mdpl]]. Di [[Indonesia]], ia didapati di [[Kalimantan Selatan]], [[Kalimantan Timur|Timur]], [[Jawa]], dan [[Sumatera]]. Di luar [[Indonesia]], tisuk ditemukan di [[Indochina]], [[India]], dan [[Semenanjung Malaya]]. Di [[Jawa]], tisuk ditanam di [[kebun]]-kebun pada ketinggian dari 0-1400 [[mdpl]] untuk bermacam-macam keperluan.<ref name=BP/> Di [[Hawaii]] dan [[Palawan]], [[Filipina]] ditanam sebagai [[tanaman hias]]. [[Bunga]] dan [[buah]] ditemui sepanjang tahun. Tisuk sendiri merupakan [[pohon]] yang bertumbuh sangat cepat dan dapat ditanam dengan [[biji]].<ref name=BP/>
 
== Pemanfaatan ==
Di [[wanatani|kebun-kebun talun]], tisuk umumnya dibiarkan tumbuh atau dipelihara untuk diambil kayunya. Kayu tisuk tergolong ringan hingga sangat ringan, sangat lembut, berwarna coklat abu-abu, berbintik-bintik ungu, dangan [[Berat Jenis|B.J.]] 0.46, kelas kekuatannya III-IV, dengan kelas keawetan III-IV.<ref name=BP/> berstruktur padat dan agak lembut, berwarna coklat kelabu muda keunguan. Di Jawa, kayu tisuk dimanfaatkan untuk rumah dan bangunan lain; terutama menghasilkan kayu yang lurus dan panjang, hingga 10–12 m, yang baik untuk tiang. Namun di [[Sumatra]] kayu ini kurang kegunaannya. Kayu tisuk baik sekali untuk dibuat batang korek api.<ref name="heyne"/>
 
Dari kayunya juga dapat dibuat pelbagai alat dapur dan kerajinan. Mainan kincir angin (Sd., ''kolecer'') biasa menggunakan kayu tisuk untuk membuat bilah-bilahnya.
 
Kulit batang tisuk, setelah direndam sepekan, dikerok, serta dikeringkan, dapat menghasilkan serat yang berkualitas baik untuk dibuat tali, bahan anyaman [[tikar]], dan bahkan tali [[pancing]].<ref name="heyne"/>
 
 
== Catatan kaki ==