Kerajaan Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
Riwayat menceritakan, bahwa ada seseorang dari Pagurawan bernama Datuk Bandar Kajum meninggalkan kampungnya melawat ke daerah Padang (Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya), bersama-sama keluarga dan pengikut-pengikutnya, karena diserang kerajaan lain.
Mula-mula mereka menempati sebuah kampung yang bernama Tanjung Marulak di wilayah Tuan Rambutan – daerah Kebun Rambutan. Di Tanjung Marulak inipun mereka mendapat serangan dari Kerajaan Raya, kemudian Datuk Bandar Kajum mencari tempat tinggal di atas dataran tinggi di pinggir sungai Padang.
Bersama dengan beberapa pengikutnya Datuk Bandar Kajum mendirikan rumah dan kampung yang dipagari dengan kayu yang kokoh di Tebing tepi sungai Padang, dibuatnya tempat pertahanan gunanya untuk
{| class="wikitable"
|-
| Kerajaan Padang || 1600an - 1946 || Ibukota Bandar Sakti || Bahasa Simalungun & Melayu || Agama Islam || Pemerintahan Monarkhi || Sejarah<br />
didirikan 1600an<br />
Revolusi Sosial 1946
|}
menahan serangan musuh kalau datang menyerbu kampungnya.
Pada suatu ketika puluhan orang dari Raya datang menyerang kampung Datuk Bandar Kajum, melihat musuh yang datang, seluruh keluarga Datuk Bandar Kajum dan orang-orang di kampung itu melarikan diri mengungsi ke kebun Rambutan.
Diceritakan, Datuk Bandar Kajum memperoleh bantuan dari administratur kebun Rambutan, sehingga Datuk Bandar Kajum dapat mengalahkan orang-orang dari Raya dan pimpinan pasukannya dapat ditawan. Kemudian Datuk Bandar Kajum dan keluarganya bersama pengikut-pengikutnya kembali ke kampung yang telah dibangunnya, di dataran tinggi pertemuan sungai Padang dan sungai Bahilang. Di tempat itu pernah dibangun pelataran tempat sampan berlabuh dan tempat sampan ditambatkan.
|