Layang gantung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
Keberhasilannya itu tak lantas membuatnya berpuas diri. Dia kembali melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta teori yang ia adopsi dari gejala-[[gejala alam]] yang kerap diperhatikannya.
 
Pada tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah [[mesin terbang]] merupakan cikacikal-bakal layang gantung yang mampu membawa manusia. Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.
[[Berkas:Http://masmoi.files.wordpress.com/2010/02/ibn-firnas-dubai 3.jpg|thumb|right|250px|mesin terbang buatan Ibnu Firnas]]
Penerbangan yang disaksikan secara luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses. Sayangnya, karena cara meluncur yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama layang gantung buatannya. Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang membuat Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba berikutnya.
 
Kecelakaan itu terjadi karena Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana [[burung]] menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Dia pun lupa untuk menambahkan ekor pada model layang gantung buatannya. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkan dia gagal mendaratkan layang gantung ciptaannya dengan sempurna.
 
Namun usaha Ibnu Firnas bukan usaha ilmuwan Muslim terakhir. Pada tanun 1630-1632 M, [[Hezarfen Ahmad Celebi]] di [[Turki]] berhasil menyeberangi [[Selat Bospurus]] di [[Istanbul]]. Ahmad melompat dari [[menara Galata]] yang tingginya 55 meter dan berhasil terbang dengan layang gantungnya kira-kira sejauh 3 km serta mendarat dengan selamat.
 
Usaha meraih teknologi aeronautika ini sejalan dengan tantangan [[Allah]] di dalam firman-Nya:
''"Hai jamaah [[jin]] dan [[manusia]], jika kamu sanggup melintasi penjuru [[langit]] dan [[bumi]], maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan".''(QS. [[ar-Rahman]] (55):33).
 
Dari saat penerbangan nahas Icarus ke zaman pionir olahraga seperti Otto Lilienthal, Octave Chanute dan John Montgomery, manusia telah mencoba melakukan terbang bebas di hampir setiap fase sejarah modern. Saat [[Wright Bersaudara]] menciptakan penemuan mereka untuk penerbangan bermesin, mereka mengasah keterampilan terbang mereka dalam "gantolle". Setelah penerbangan bersejarah mereka di Kitty Hawk, seluruh dunia menjadi semakin tertarik pada pengembangan teknologi penerbangan bermesin, meninggalkan gantole untuk generasi berikutnya.<ref name="gantolle"/>