Simson: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Semsamtimfor (bicara | kontrib)
Baris 10:
 
Joan Comay, salah seorang penulis buku "Who's Who in the Bible:The Old Testament and the Apocrypha, The New Testament" menyatakan bahwa cerita Simson yang sedemikian akuratnya mengenai waktu dan tempat membuktikan bahwa Simson adalah figur yang nyata yang menggunakan kekuatan fisiknya untuk melawan bangsa-bangsa yang menjajah Israel dan bukan cerita legenda saja.
 
 
Simson dan Orang-orang Filistin, Apakah Peristiwa itu Benar-benar Terjadi?
Dalam cerita Simson diceritakan bahwa dia merubuhkan sebuah kuil. Apakah para ahli arkeologi telah mengemukakan informasi yang berhubungan dengan cerita ini?
Titik balik yang sangat berarti dalam peperangan Israel melawan Filistin adalah kematian Simson. Dia ditangkap melalui pengkhianatan Delila. Orang-orang Filistin mencungkil matanya dan membawanya ke Gaza, salah satu kota besar mereka. Di sana mereka menyuruhnya menggiling biji-bijian di penjara. Kita tahu dari penemuan arkeologi bahwa penjara seperti itu pada dasarnya adalah rumah penggilingan. Di rumah-rumah biasa, pekerjaan ini biasa dilakukan oleh para wanita. Para bangsawan birokrasi membangun rumah penggilingan untuk menghasilkan biji-bijian bagi para kaum elit. Di tempat inilah para budak dan narapidana diperkerjakan. Peralatannya adalah batu penggiling yang sederhana. Simson melewatkan hari-harinya duduk di atas tanah menggiling biji-bijian dengan alu yang digosok-gosokkan maju mundur dalam lesung di atas pangkuannya.
Pada suatu hari para pemimpin Filistin mengadakan upacara keagamaan untuk merayakan kemenangan mereka atas para musuhnya. Mereka membawa Simson ke kuil tempat mereka berkumpul, sehingga ia dapat menghibur mereka. Begitu tiba di dalam kuil, Simson meminta anak yang menuntunnya untuk menunjukkan kepadanya di mana letak tiang-tiang penyangga, sehingga dia dapat bersandar. "Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya. Berkatalah Simson: "Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini." Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya." (Hakim-hakim 16:29-30).
 
Dengan satu kejadian, Simson menghilangkan seluruh kepemimpinan Filistin. Ini merupakan kemunduran besar dalam konflik mereka dengan Israel. Hal itu merupakan suatu titik balik. Sejak saat itu, orang Israel mulai memperoleh kemenangan. Tetapi apakah peristiwa itu benar terjadi? Dapatkah satu orang merubuhkan seluruh kuil sendirian? Arkeologi telah memberi kita jawaban yang menakjubkan.
 
Dua kuil Filistin telah ditemukan oleh para ahli arkeologi. Satu di Tel Qasile, di utara Tel Aviv, dan satu di Tel Miqne, Ekron kuno, 21 mil di selatan Tel Aviv. Kedua kuil mempunyai desain yang unik—atapnya disangga oleh dua tiang penyangga tengah! Tiang penyangganya terbuat dari kayu dan berdiri di atas alas batu. Dengan tiang-tiang yang berjarak enam kaki, seorang yang kuat dapat melepaskan tiang tersebut dari alas batunya dan menyebabkan seluruh atap runtuh. Penemuan arkeologi ini sangat cocok dengan cerita Kitab Suci.
Walaupun Simson mempunyai kelemahan, dia adalah orang pilihan Tuhan dan terdaftar dalam Perjanjian Baru sebagai seorang "yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, … telah beroleh kekuatan dalam kelemahan" (Ibrani 11:32-34)
 
Dianjurkan sebagai Bacaan Lanjutan:
Wood, Bryant G. 1974. "Samson and the House of Dagon", Bible and Spade, pp. 50-54. (available from the Associates for Biblical Research).
 
== Simson dalam Islam ==