Kejadian 2: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 63:
== Ayat 16 ==
:''Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,"<ref>{{Alkitab|Kejadian 2:16}}</ref>
Perintah ini diberikan kepada [[Adam]] sebelum [[Hawa]] dijadikan ({{Alkitab|Kejadian 2:21-22}})
Sejak awal sejarah umat manusia terikat dengan Allah melalui iman dan ketaatan kepada Firman-Nya sebagai kebenaran mutlak.
* 1) Hidup melalui iman dan ketaatan diberikan sebagai prinsip pengatur di dalam hubungan Adam dengan Allah di taman Eden. Adam diingatkan bahwa dia akan mati jikalau melanggar kehendak Allah dan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat ([[#ayat 17|Kejadian 2:17]]). Ancaman kematian ini harus diterima dengan iman berdasarkan firman Allah karena Adam belum melihat kematian manusia.
* 2) Perintah Allah ({{Alkitab|Kejadian 2:16-17}}) diberikan kepada Adam sebagai ujian moral. Perintah itu menempatkan di hadapannya suatu pilihan yang tegas dan sengaja untuk percaya dan taat, atau tidak percaya dan tidak menaati kehendak Penciptanya.
* 3) Selama Adam mempercayai firman Allah dan taat, dia akan terus memiliki hidup kekal dan hubungan yang bahagia dengan Allah. Jikalau dia berdosa karena tidak taat, dia akan menuai bencana moral dan kematian ([[#ayat 17|Kejadian 2:17]]).<ref name=fulllife>The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.</ref>
== Ayat 17 ==
Baris 83 ⟶ 84:
=== Analisis ===
"Pastilah engkau mati" ({{lang-he|mūṯ|04191}} ''tā·{{Strong|mūṯ|04191}}''; di mana "'''''m'''ū'''ṯ'''''" berarti "'''m'''a'''t'''i" atau "berakhir, binasa") menunjuk kepada suatu "akhir" ("tamat") dari kehidupan alamiah, yaitu kehidupan yang bahagia dan kudus bersama Allah, dan merujuk kepada lebih dari satu jenis "kematian"; bukan hanya "kematian jasmani" (''corporeal death''), tetapi juga "kematian rohani atau moral" (''spiritual or moral death'') di mana manusia kehilangan kesalehan semula dan terpisah selamanya dari Allah. Hal ini menyebabkan orang Yahudi menafsirkan kematian ini adalah dalam dunia ini maupun dunia yang akan datang.<ref>Gill's Exposition of the Entire Bible. Including from Tikkune Zohar, correct. 24. fol. 68. 1. correct. 54. fol. 90. 2. correct. 66. fol. 100. 1.</ref>
== Ayat 18 ==
:''TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."<ref>{{Alkitab|Kejadian 2:18}}</ref>
Sebagai "'''penolong yang sepadan'''" ({{lang-he|עזר כנגדו}}, ''{{Strong|‘ê·zer|05828}} kə·{{Strong|neḡ·d|05048}}ōw.''; di mana "''ezer''" artinya "pertolongan, bantuan, penolong" dan "''neged''" (akar dari kata "kenegedow") artinya "berhadapan, berlawanan (jenis atau muatannya), bersesuaian, padanan"), wanita diciptakan untuk menjadi rekan yang mengasihi dan menolong laki-laki. Selaku rekan ia harus bersama-sama menanggung tanggung jawab laki-laki dan bekerja sama dengannya dalam memenuhi maksud Allah bagi kehidupan laki-laki dan keluarga mereka (lihat {{Alkitab|Efesus 5:22}}; lihat pula {{Alkitab|Mazmur 33:20; 70:6; 115:9}}, di mana istilah "penolong" dipakai juga untuk menggambarkan Allah).<ref name=fulllife>
== Ayat 19 ==
:''Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.''<ref>{{Alkitab|Kejadian 2:19}}</ref>
== Ayat 23 ==
|