Jatingarang, Weru, Sukoharjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13:
}}
'''Jatingarang''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Weru, Sukoharjo|Weru]], [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Terdapat sebuah tempat bersejarah yaitu Watu Kelir yang diabadikan sebagai nama Terminal di Jatingarang, dan perdukuhan yang menjadi Lintasan atau jalur alternatif baik antar kabupaten maupun antar propinsi adalah Dukuh Gaden,
Di perdukuhan Dipimpin oleh Seorang Pejabat Administratif pemerintah desa Jatingarang yaitu Bayan Sularjo. Sarehan, Jatingarang
Ki Ageng Pengging (Sepuh) yang bernama Adipati Handayaningrat Makurung adalah seorang Adipati yang pilih tanding, sakti mandraguna, maka tak pelak lagi jika disayang oleh Raja Majapahit yaitu Prabu Brawijaya V, sebagai bukti kasih sayangnya, maka Adipati tersebut dinikahkan dengan seorang putrinya yaitu Retno Pembayun yang keturunan dari Putri Cempa.▼
▲Ki Ageng Pengging (Sepuh) yang bernama Adipati Handayaningrat Makurung adalah seorang Adipati yang pilih tanding, sakti mandraguna, maka tak pelak lagi jika disayang oleh Raja Majapahit yaitu Prabu Brawijaya V, sebagai bukti kasih sayangnya, maka Adipati tersebut dinikahkan dengan seorang putrinya yaitu Retno Pembayun yang keturunan dari Putri Cempa.
Dari hasil perkawinannya itu, lahirlah dua orang putra yang di beri nama Ki Kebo Kanigara dan Ki Kebo Kenanga. Selang beberapa tahun kemudian, Adipati Handayaningrat wafat dan digantikan oleh putranya yang kedua yaitu Ki Kebo Kenanga dengan gelar Adipati Pengging (Anom) sedangkan putra tertuanya yaitu Ki Kebo Kanogoro memilih jalan berkelana untuk menemukan jati diri sesungguhnya yang memeluk agama Budha.
Dalam berkelana atau pengembaraannya, Ki Kebo Kanigara singgah dibeberapa tenpat antara lain :
|