Suku Bawean: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 18:
== Orang Bawean dan Orang Madura ==
[[Berkas:H-538.jpg|thumb|200px|Tikar Bawean ( sebelum tahun 1926)]]
Walaupun [[Bahasa Bawean]] dan [[Bahasa Madura]] mirip tetapi budaya dan adat mereka berbeda. Orang Bawean juga kurang familiar disebut sebagai Orang [[Suku Madura|Madura]] karena perbedaan tersebut. Adanya perkawinan campuran dengan berbagai suku antara orang bawean dengan suku-suku lain seperti madura, jawa, bugis, mandar maupun palembang mempengaruhi pada kebiasaan dan adat istiadat mereka sehingga membentuk komunitas dengan ciri khas tersendiri, oleh karena itu mereka lebih menyukai disebut sebagai orang Bawean (Boyanese). Menurut Legenda Bawean <ref>http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Legenda-dari-Pulau-Bawean-Soedjijono.pdf</ref> pada zaman pra Islam seorang raja yang dikenal dengan nama raja Babileono ( atau raja Babi) yang menganut paham animisme dan ahli sihir dipercaya sebagai nenek moyang orang Bawean, kemudian pada abad ke-16 pulau Bawean dipimpin oleh Syekh Maulana Umar Mas'ud atau dikenal dengan nama Pangeran Perigi yang beragama islam,dan makamnya terletak di Desa Kota Kusuma dibelakang Masjid Jamik Sangkapura .
== Budaya-Budaya Orang Bawean ==
|