Kampung PAYAKSANTREN
Bergabung 13 Juli 2013
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
→dokumen: bagian baru |
||
Baris 15:
Bukti peninggalan yang masih dilihat sampai sekarang adalah manuskrip Fiqih makna jenggotan memakai kertas watermark. Kondisi manuskrip ini sangat memperihatinkan, sebagian teks manuskrip sudah tidak terbaca lagi karena sudah rapuh dan lembaran-lembaran banyak yang hilang. Manuskrip ini peninggalan dari santri Mbah Yasir, yaitu Mbah Jamari (alm.) Generasi Mbah Jamari lainnya yang masih menetap di kampung ini juga ada yang mendirikan jamaah pengajian. Dalam satu dusun ini tempat pengajian lebih dari tiga lokasi. Waktunya terbagi menjadi tiga periode, setelah sholat Ashar, Maghrib, dan Isyak. Hal ini juga berlaku sebelum Mbah Yasir meninggal dunia, tetapi tempat pengajian waktu itu hanya disatu tempat, pesantren Mbah Yasir.
Dari kentalnya kehidupan suasana santri inilah, yang dulunya nama dusun ini Payak Simbar sekitar tahun 1890 diubah menjadi Payak Santren oleh petugas Petoek Padjeg Boemi pemerintah Hindia Belanda. Santren dasar dari kata ”santri” orang Jawa lebih akrab menyebutnya Santren. Dasar ini sebagai penguat karena waktu itu tidak ubahnya kampung hunian dari latar belakang mayoritas masyarakat santri. Simbar sebagai keabadian nama perampok lama kelamaan cukup diziarahi agar komposisi komunikasi menjadi motif dominan dalam simplifikasi dan jalinan dikotomi yang tidak saling ambivelensi.
== dokumen ==
===Sanggahan perubahan nama: {{PAGENAME}}===
<div style="background-color:#f5f5f5; border:solid 1px #aaa; padding:1em; margin:0em; margin-top:1em">
Saya pantas menggunakan nama pengguna saya ('''{{PAGENAME}}'''), dengan alasan:
<!-- Tuliskan alasan Anda di bawah baris ini-->
dokumentasi dan publikasi
<!-- Tuliskan alasan Anda di atas baris ini-->
[[Pengguna:Kampung PAYAKSANTREN|Kampung PAYAKSANTREN]] ([[Pembicaraan Pengguna:Kampung PAYAKSANTREN#top|bicara]]) 13 Juli 2013 15.46 (UTC)
</div>
|