Sariamin Ismail: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bolehnggak (bicara | kontrib) |
Bolehnggak (bicara | kontrib) |
||
Baris 45:
==Tema==
Kritikus sastra Indonesia [[Zuber Usman]] menulis bahwa, tidak seperti karya kontemporer lainnya, karya-karya awal Sariamin, ''Kalau Tak Untung'' dan ''Pengaruh Keadaan'' tidak berbenturan dengan konflik antar generasi atau membentur nilai-nilai [[adat]] dan modern.{{sfn|Usman|1959|p=111}} Ia menemukan bahwa novel-novelnya lebih difokuskan mengenai
Kritikus sosial [[Bakri Siregar]] tidak setuju dengan penilaian Usman, ia menyebut karya Sariamin sebagai sesuatu yang menolak tradisi. Ia mencatat bahwa novel-novelnya menggambarkan sebuah perkawinan bahagia yang didasari
Ahli literatur Indonesia asal Belanda [[A. Teeuw]] menganggap watak laki-laki di karya-karya Sariamin sebagai seorang laki-laki lemah yang menyerah pada nasib. Ia membandingkan ''Karena Keadaan'' dan dongeng Barat "[[Cinderella]]", menyatakan bahwa watak utama di kedua cerita memilih mengorbankan dirinya tetapi mendapat ganjaran yang setimpal pada akhirnya.{{sfn|Teeuw|1980|p=102}} Penulis Juliette Koning mengklasifikasikan''Kalau Tak Untung'' sebagai bagian dari "serangkaian karya yang mewakili pendapat-pendapat dari wanita-wanita asli yang terpelajarn" bersama ''Kehilangan Mestika'' (Hamidah, 1935) dan karya
==Karya==
|