Sulaiman Ar-Rasuli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
ringkas, hilangkan hal2 yg melebar agar fokus pada tokohnya
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 27:
Syeikh Sulaiman kembali ke Minangkabau sebagaimana sahabatnya Tok Kenali yang kembali ke Kelantan, yaitu setelah wafatnya Syekh Ahmad al-Fathani (11 Zulhijjah 1325 H/14 Januari 1908 M). Setibanya di Bukit Tinggi, Sumatera, ia mulai membuka majlis pengajaran.
 
Pada tahun 1928, Syeikh Sulaiman bersama-sama Syekh [[Abbas bin Abdi Wahab Ladang Laweh|Abbas Ladang Lawas]] dan Syekh [[Muhammad Jamil Jaho]] mendirikan [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]. Dalam sistem pendidikan maupun dalam berpendapat pendapat, Syekh Sulaiman dan kawan-kawannya tersebut mempertahankan tradisi tarikat dan berpegang pada Mazhab Syafi'i.
 
Beberapa pendapat khusus Syekh Sulaiman dalam polemik keagamaan, antara lain lebih menyetujui rukyat dalam hal puasa, mewajibkan muqaranah niat dan mensunnahkan jahar lafaz dalam hal shalat, mewajib dibayarnya zakat fitrah dengan makanan yang mengenyangkan, serta mempertahankan tarawih dan witir 23 rakaat. Syekh Sulaiman juga pernah mengkritik sebuah buku pengajaran Tarekat Naqsyabandiyah karya penulis lain yang dianggapnya keliru, dalam karyanya ''Tabligh al-Amanat fi Izalah al-Munkarat wa asy-Syubuhat''.