Anastilosis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Pengayaan
Gunkarta (bicara | kontrib)
pengayaan
Baris 14:
* Kerusakan komponen asli secara praktiknya tidak dapat dihindari.
* Sebuah elemen bangunan mungkin pernah digunakan kembali, atau berasal dari bangunan atau monumen lain yang berasal dari periode yang berbeda. Penggunaannya dalam pemugaran dapat mengakibatkan elemen itu tidak dapat digunakan di tempat lain.
 
==Contoh==
Upaya anastilosis secara primitif dan sederhana dilakukan pada 1836 di [[Akropolis, Athena|Akropolis]] di [[Athena (kota)|Athena]], di mana [[Kuil Athena Nike]] didirikan kembali dari bahan yang tersisa. Kini metode ini diterapkan di [[Parthenon]].
 
Mulai 1902, arsitek Yunani [[Nikolas Balanos]] menggunakan anastilosis untuk memugar bagian Parthenon yang telah runtuh, membangun kembali [[Erekhtheion]], dan membangun kembali Kuil Nike untuk kedua kalinya. Jepit besi dan sumbatan yang digunakan pada pemugaran sebelumnya mulai berkarat dan merusak struktur asli. Jepit dan penyangga logam ini kemudian digantikan dengan jepit dari bahan logam mulia yang anti karat. Ketika bangunan dipugar fragmen asli yang baru dikenali ditambahkan dalam struktur bangunan.
 
[[Berkas:Borobodur1.jpg|250px|thumb|Salah satu contoh awal pemugaran dengan metode anastilosisi candi [[Borobudur]] di [[Pulau Jawa]], [[Indonesia]].]]
[[Berkas:Teatro romano cartagena.jpg|250px|thumb|Anastilosis pada teater Romawi di Cartagena, Spanyol (2008)]]
 
Pada awal abad ke-20 arkeolog Belanda melakukan anastilosis pada pemugaran [[stupa]] [[Buddha]], Candi [[Borobudur]] di Jawa, [[Indonesia]]. Pemugaran ini dilakukan pada kurun 1907-1911. Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh tim pemugaran Indonesia pada tahun 1980-an.
 
Arkeolog Perancis [[Henri Marchal]], dari [[École française d'Extrême-Orient]] (EFEO), mempelajari metode ini dari [[Pieter Vincent van Stein Callenfels]], dan pada tahun 1930-an memulai proyek pemugaran [[Angkor Wat]]. Candi-candi [[Khmer]] di [[Kamboja]] lainnya yang dipugar dengan menggunakan metode anastilosis antara lain candi [[Bayon]] dan [[Banteay Srei]]. Sebagai pengecualian candi [[Ta Prohm]] tidak dipugar dan dibiarkan dalam kondisi aslinya sebagaimana kala ditemukan kembali.
 
Contoh lainnya:
* [[Odeion]] di [[Troya]] ([[Turki]])
* Kuil [[Trajan]] [[Pergamon]] (Turki)
* Kuil Hercules [[Agrigento]] ([[Italia]])
* [[Al Khazneh]] (Ruang Khazanah) di [[Petra]] ([[Jordania]]) <ref>http://www.roughguides.co.uk/website/travel/destination/content/default.aspx?titleid=87&xid=idh541880704_0353</ref>
* [[Mỹ Sơn]] ([[Vietnam]])
* Pemugaran kompleks makam raja di [[Djoser]], ([[Saqqarah]], [[Mesir]]); oleh [[Jean-Philippe Lauer]] pada kurun 1926-2001
* Kapel merah di [[Karnak]]
* Istana Kreta di [[Knossos]] oleh arkeolog [[Arthur John Evans]]
* Istana selatan di [http://www.vatphu-champasak-laos.com/en/projects/84-vat-phu-mission-francaise-de-restauration-du-porche-nord-du-quadrangle-sud Wat Phu], Laos Selatan, distrik Champasak.
 
Kini sejak 2006 telah diajukan proposal untuk menggunakan metode ini untuk memugar kembali [[Buddhas Bamyan]] di [[Afghanistan]], yang dihancurkan oleh [[Taliban]] pada 2001. Arkeolog telah menaksir sekitar 50% materi patung bisa dipugar kembali.
 
Teater Romawi di Cartagena, Spanyol, juga sebagian dipugar, menggunakan metode yang dapat dikembalikan kembali dengan anastilosis terbatas berdasarkan jumlah fragmen yang ditemukan (2008).
 
[[Kategori:Metode dan prinsip dalam arkeologi]]