Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NextJi (bicara | kontrib)
NextJi (bicara | kontrib)
Baris 640:
penulisan bahasa indonesia dan bahasa asing banyak dipelopori oleh pengguna Aksara Jawa kalangan neo-konservatif, mereka menganggap bahwa aksara jawa harus dilestarikan sebagaimana bantuk dan bunyi aslinya dikarenakan dapat digunakan untuk menulis bahasa rekaan (bahasa asing) dengan baik serta bertujuan untuk mengembalikan kefasihan dalam berbahasa jawa sehingga penulisannya membutuhkan ke-35 huruf aksara jawa namun disamping itu kalangan ini juga mendorong agar aksara jawa mengikuti realita zaman agar tetap langgeng keberadaannya, kalangan ini juga mengadobsi legenda ''[[Aji Saka]]'' untuk mempermudah pelafalan Aksara Jawa, namun perbedaannya kalangan ini menyertakan seluruh Aksara Jawa yang berjumlah 35 karakter selain memudahkan pelafalan, cara ini juga mempermudah membedakan bunyi huruf Aksara Jawa, berikut susunan yang digunakan :
 
[[Berkas:Jawa-neo-konservatif.png|thumb|300px|right400px|Susunan 35 Aksara Jawa menggunakan urutan hanacaraka.]]
 
beberapa penulisan yang dihasilkan dari susunan ini adalah [[Aksara Rekaan Arab]] dan [[Aksara Rekaan Inggris]]