Hikikomori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
baru
 
Midori (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Hikikomori , Hiasuki, 2004.jpg|thumb|right|300px|Seorang pemuda ''hikikomori'' di Jepang, 2004]]
{{nihongo|'''''Hikikomori'''''|引きこもり, ひきこもり, atau 引き籠もり||arti harfiah: ''menarik diri, mengurung diri''}} adalah istilah Jepang untuk fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di [[Jepang]] yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial. Istilah ''hikikomori'' merujuk kepada fenomena sosial secara umum sekaligus sebutan untuk orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok sosial ini.
 
Menurut [[Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan (Jepang)|Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan]] Jepang, definisi ''hikikomori'' adalah orang yang menolak untuk keluar dari rumah, dan mengisolasi diri mereka dari masyarakat dengan terus menerus berada di dalam rumah untuk satu periode yang melebihi enam bulan.<ref>Itou, Junichirou. 2003. ''Shakaiteki Hikikomori Wo Meguru Tiiki Seisin Hoken Katudou No Guide-line (Guideline on Mental Health Activities in Communities for Social Withdrawal)." Tokyo: Ministry of Health, Labor, and Welfare.</ref> Menurut psikiater [[Tamaki Saitō]], ''hikikomori'' adalah "Sebuah keadaan yang menjadi masalah pada usia 20-an akhir, berupa mengurung diri sendiri di dalam rumah sendiri dan tidak ikut serta di dalam masyarakat selama enam bulan atau lebih, tetapi perilaku tersebut tampaknya tidak berasal dari masalah psikologis lainnya sebagai sumber utama."<ref>[[Tamaki Saitō|Saitō, Tamaki]]. 2012. ''Social Withdrawal: Adolescence without End.'' Trans. [[Jeffrey Angles]]. Minneapolis: University of Minnesota Press.</ref> Pada penelitian lebih mutakhir, enam kriteria spesifik diperlukan untuk "mendiagnosis" ''hikikomori'': (1) menghabiskan sebagian besar waktu dalam satu hari dan hampir setiap hari tanpa meninggalkan rumah, (2) secara jelas dan keras hati menghindar dari situasi sosial, (3) simtom-simtom yang mengganggu rutinitas normal orang tersebut, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau kegiatan sosial, atau hubungan antarpribadi, (4) merasa penarikan dirinya itu sebagai [[sintonik ego]], (5) durasi sedikitnya enam bulan, dan (6) tidak ada ganguan mental lain yang menyebabkan putus sosial dan penghindaran.<ref>Teo, Alan R and Albert Gaw. 2010. ''Hikikomori, a Japanese Culture-Bound Syndrome of Social Withdrawal? A Proposal for DSM-5." Journal of Nervous and Mental Disease 198(6): 444–449.</ref>