Daftar Raja Pagaruyung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 65:
||[[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Bagagarsyah]]||align="center"|1821||align="center"|1833||{{*}}Sultan terakhir Pagaruyung. Kemenakan Sultan Arifin Muningsyah, ia diangkat oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai ''regent'' Tanah Datar pada 1821. Wafat dalam tahanan Belanda di [[Batavia]].||align="center"|Sultan Tangkal Alam Bagagar, Sultan Alam Bagagar Syah
|}
 
== ''Regent'' Tanah Datar ==
 
Pada tanggal [[10 Februari]] [[1821]], Sultan Bagagarsyah bersama 19 orang pemuka adat lainnya ikut menandatangani perjanjian dengan Belanda untuk bekerjasama dalam [[Perang Padri|melawan kaum Padri]].<ref name="Stuers">{{cite book |last=Stuers |first=Hubert Joseph Jean Lambert ||coauthors=Pieter Johannes Veth |title=De vestiging en uitbreiding der Nederlanders ter westkust van Sumatra |volume=2 |publisher=P.N. van Kampen |year=1850 |quote = }}</ref> Beberapa sejarahwan menganggap bahwa Sultan Tangkal Alam Bagagar sebetulnya tidak berhak melakukan perjanjian dengan mengatasnamakan [[kerajaan Pagaruyung]],<ref name="Amran">{{cite book |last=Amran |first=R. |title=Sumatera Barat hingga Plakat Panjang |publisher=Penerbit Sinar Harapan |year=1981}}</ref> yang kemudian akibat dari perjanjian ini, dijadikan oleh Belanda sebagai tanda penyerahan kedaulatan Pagaruyung.<ref>Kepper, G., (1900), ''Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger; 1816-1900'', M.M. Cuvee, Den Haag.</ref> Kemudian setelah Belanda berhasil merebut Pagaruyung dari kaum Padri, Sultan Tangkal Alam Bagagar diangkat oleh pemerintah [[Hindia-Belanda]] hanya sebagai ''Regent Tanah Datar'', walaupun pada sisi lain ia menganggap dirinya sebagai ''Raja Alam'', namun pemerintah Hindia-Belanda dari awal telah membatasi kewenangannya atas wilayah kerajaan Pagaruyung itu sendiri.<ref name="Dobbin">Dobbin, C.E., (1992), ''Kebangkitan Islam dalam ekonomi petani yang sedang berubah: Sumatera Tengah, 1784-1847'', INIS, ISBN 979811612.</ref>
 
Pada masa awal [[Perang Padri]], setelah jatuhnya [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar|Pagaruyung]] ke tangan [[Kaum Padri]], kawasan Batipuh termasuk basis terakhir [[Kaum Adat]] di [[Luhak Tanah Datar]] yang berhasil bertahan terhadap serangan Kaum Padri. Kemudian Datuk Pamuncak yang waktu itu menyandang gelar Tuan Gadang di Batipuh, bekerja sama dengan Pemerintah Hindia-Belanda memerangi Kaum Padri. Setelah ditangkapnya [[Sultan Tangkal Alam Bagagar]] atas tuduhan pengkhianatan oleh [[Cornelis Pieter Jacob Elout|Kolonel Elout]], Datuk Pamuncak Tuan Gadang di Batipuh diangkat menjadi Regent oleh Belanda. Namun perubahan administrasi pemerintah Hindia-Belanda di Minangkabau serta ditolaknya permintaan Tuan Gadang untuk diakui sebagai [[raja]] di Minangkabau, mendorong rakyat Batipuh bersama Tuan Gadang pada tanggal [[22 Februari]] [[1841]] melakukan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Hindia-Belanda yang dimulai dengan menyerang pos garnisun tentara Belanda yang berada di [[Padangpanjang]]. Pengaruh perlawanan rakyat Batipuh ini cepat menyebar ke kawasan lain, menebarkan huru-hara pada kawasan [[Fort de Kock]] dan [[Fort Van der Capellen]], di mana beberapa pejabat Eropa dan pribumi terbunuh. Perlawanan rakyat ini juga tidak lepas dari penerapan [[cultuurstelsel]] di Minangkabau. Walau perlawanan ini dapat cepat diredam oleh Belanda, Tuan Gadang sendiri berhasil ditawan dan diasingkan ke [[Batavia]].<ref>{{cite book|first=Christine E.|last=Dobbin|year=1992|title=Kebangkitan Islam dalam ekonomi petani yang sedang berubah: Sumatra Tengah, 1784–1847|publisher=Inis|ISBN=9798116127}}</ref>
 
Setelah berakhirnya [[Pemberontakan Batipuh]], kedudukan Tuan Gadang ini tidak lagi ada diisi oleh [[penghulu]] yang ada di Batipuh dan kemungkinan sistem pewarisan gelar tersebut diwariskan kepada pihak [[kemenakan]] sebagaimana halnya dalam sistem [[matrilineal]] yang dianut oleh masyarakat Minang.<ref>{{cite book|first=Chatib|last=Pamuncak|year=1871|title=Asal Usul Tuan Gadang di Batipuh}} Naskah tersimpan di Perpustakaan Nasional RI di Jakarta.</ref>
 
==Lihat pula==
{{col|2}}
* [[Daftar Raja Inderapura]]
* [[Kerajaan Inderapura|Kesultanan Inderapura]]
Baris 80 ⟶ 89:
* [[Puti Reno]]
* [[Puti]]
{{EndDiv}}
 
==Referensi==