Rumpun bahasa Sama-Bajau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q2157439
Arif doudo (bicara | kontrib)
Bahasa Bajau
Baris 11:
|iso3=
}}
'''RumpunBahasa bahasa Sama-Bajau''' adalah sekelompoksebutan untuk bahasa yang digunakan oleh masyarakat di [[SabahSuku Bajau]] (salahterutama satudi negarawilayah bagianpesisir kepulauan [[MalaysiaIndonesia]]) bagian timur, kepulauan bagian selatan [[Filipina]], danbagian diselatan, bagian timurserta [[IndonesiaSabah]]. Secara umum masyarakatnya yang pindah kedan [[SemenanjungLembah MelayuKlang]] tinggal di, [[Lembah KlangMalaysia]].
 
RumpunBahasa Sama-Bajau termasuk dalam [[rumpun bahasa Barito Raya]], dandengan dibagiposisinya dalam 2rumpun bahasa tersebut adalah kelompoksebagai berikut:
 
*Bahasa Inabaknon (Filipina) dan
*[[Rumpun bahasa Sulu-Borneo]] (7 bahasa), yang pada gilirannya dibagi dalam kelompok berikut :
**''Borneo'Bahasa Coast BajawBajau''' :
***bahasa Bajau Indonesia (Sulawesi),
***bahasa Bajau Pantai Barat (Sabah) dan
***[[bahasa Mapun]] (Filipina),
**''Inner SuluBahasa Sama'' Kepulauan Sulu Dalam:
***bahasa Balangingi (Filipina),
***bahasa Sama Tengah (Filipina) dan
Baris 27:
**Bahasa Sama Pangutaran (Filipina).
 
Menurut sejumlah sumber, nama asli bahasa ini adalah ''Sinamah''. Kata ''Sinamah'' adalah kata yang berasal dari akar kata ''Samah'' yang merujuk kepada suku bangsa ''Samah'' atau ''Sama''. Kata''Samah'' kemudian mendapatkan sisipan '-in-' sehingga menjadi ''Sinamah''.
Dalam bahasa Bajau sendiri sisipan ''-in-'', apabila disisipkan kepada nama, akan berarti 'kepunyaan'. Dengan pengertian tersebut, penamaan ''Sinamah'' berarti ''sesuatu milik suku Samah''. Terkait dengan asal-usul nama ''Bajau'', yang juga dirujuk kepada bahasa yang sama serta suku bangsa pemakainya, belum dapat dipastikan asal-usulnya.
 
Dalam Sinamah, Bahasa Samah (Bajau) (penulis adalah berketurunan Bajau/Samah) sisipan ''-in-'', apabila diimbuhkan kepada Kata Nama, akan bererti 'kepunyaan'. Justeru itu, masyarakat Samah menamakan bahasa mereka sebagai ''Sinamah'' karena bahasa tersebut adalah bahasa kepunyaan mereka.
 
Berkenaan dengan perkataan 'Bajau' yang juga dirujuk kepada suku bangsa dan bahasa yang sama iaitu Bahasa dan Bangsa Samah, belum dipastikan tentang asal-usul kewujudannya. Namun demikian, perkataan Bajau berasal dari Indonesia. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat kata tersebut. Yang pasti kata "Bajau" berasal dari hasil proses ''pelunakan'' bunyi atau sebutan perkataan Badjoe (sistem tulisan/ejaan lama bahasa Indonesia):
 
;BADJOE -> BADJAO -> BADJAU -> BAJAU.
 
Dalam Kamus Dewan Edisi Ketiga (cetakan 1997) terdapat dua entri kata bajau seperti berikut:-
* '''bajau I; membajau''' memukul
* '''Bajau II''' = ''orang ~'' orang laut (terutama yang tinggal di pantai sebelah timur Borneo)
<!--
Mungkinkah nama bangsa Bajau itu diambil daripada perkataan Melayu ini? Ini juga ada kemungkinannya. Mengambil makna entri pertama itu dan menghubungkaitkannya (menasabkannya) dengan makna entri kedua bahkan sangat relevan. Makna bajau seperti dalam entri pertama itu sangat rapat dengan, dan bahkan menjadi kekuatan aktiviti lanun atau perlanunan pada masa dahulu dan ia memang melibatkan secara langsung medan perlanunan itu sendiri iaitu laut. Hanya Orang Laut sahaja yang sentiasa berada atau mempunyai hubungan yang rapat dengan laut. Dan hanya di laut sahaja (pada zaman duhulu) aktiviti perlanunan berlaku. Tidak dinafikan, (menurut cerita daripada ibu penulis), laki-laki orang Bajau pada zaman dahulu terlibat dalam aktiviti perlanunan. Bahkan aktiviti '''''magkulluh-kulluh''''' masih dilakukan sehingga selepas Perang Jepun (Perang Dunia II). '''''Magkulluh-kulluh''''' adalah istilah yang digunakan di kalangan masyarakat Bajau yang bermaksud merampas (merompak) atau melanun orang asing di laut semasa laki-laki orang Bajau itu '''''magbusai''''' (berpergian merentasi lautan) mencari rezeki daripada hasil-hasil laut.
 
Jadi, kemungkin nama bangsa Bajau itu diambil daripada perkataan Melayu 'bajau' (memukul) ada logiknya. Bahkan hingga hari ini, di setengah-setengah tempat, orang-orang Bajau masih mempunyai sifat yang suka memukul apabila privasi mereka dicerobohi.
-->
Di Sabah, penduduk yang dipanggil Bajau tidak pernah menggelar diri mereka sebagai berbangsa Bajau. Mereka akan menggunakan nama suku-suku seperti Samah, Simunul dll. Pentadbir British yang menggelarkan diri mereka Bajau. Ini mungkin hasil dari guru-guru bahasa Melayu yang mengajar diSekolah-sekolah diSabah pada waktu itu dan menjadi penasihat kepada pentadbir British. Ramai guru-guru bahasa Melayu ini berasal dari Indonesia dan Malaya, sebab orang Sabah tidak menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan mereka dan tidak ada orang Sabah yang mampu menjadi guru.
 
Terdapat sekurang-kurangnya 26 atau lebih subdialek bahasa ini yang dituturkan di Sabah dan Selatan Filipina. 26 (kini telah disenaraikan 31) subdialek ini belum mengambil kira subdialek yang terdapat dan dituturkan di Indonesia Timur. Berikut adalah 31 subdialek tersebut:
 
# Ubian
# Sallogan
# Sapa’
# Sikubung
# Sapa’-sapa’
# Tando’ Bas
# Basbas
# Tando’ Banak
# Ungus Matata
# Lo’ok Nato’
# Kohek
# Bannaran
# Sitangkai
# Simunul
# Sibutu’
# Pangutaran
# Siasi
# Laminusa
# Nusa
# Larapan
# Musu’
# Manubal
# Pala’u
# Kota Belud (Penduduk disini memanggil diri mereka sebagai Samah, bukan Bajau, dan tidak ada perbezaan ketara di antara bahasa mereka dan orang Samah)
# Sama (Pantai Barat Sabah)
# Sisangat
# Siamal
# Tabawan
# Kagayan
# Bangingi' (Balagnini atau Balangingi)
# Tatabuan-Kaniogan
 
== Pranala luar ==