Rijsttafel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
k Sejarah: rapikan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 32:
Lebih bersifat sebagai jamuan pesta pada era [[Hindia Belanda|Kolonial Belanda]], ''rijsttafel'' diciptakan sebagai bentuk perjamuan resmi (makan siang atau makan malam) yang meriah yang dapat mewakili keanekaragaman suku-bangsa di Nusantara. Aneka macam hidangan dihimpun dari penjuru negeri; khazanah kuliner khas dari berbagai pulau di Indonesia — dari Jawa Tengah, makanan yang terkenal dan digemari antara lain [[sate]], [[tempe]], dan [[serundeng]]. Dari Batavia dan [[Priangan]] masakan sayuran favorit seperti [[gado-gado]], [[sayur lodeh|lodeh]] dengan [[sambal]] dan [[lalab]]. Citarasa pedas kaya bumbu disajikan dalam hidangan [[rendang]] dan [[gulai]] dari [[Ranah Minang]] di Sumatera Barat. Hidangan populer Hindia Belanda lainnya juga disajikan seperti [[nasi goreng]], [[soto ayam]] dan [[krupuk]]. Juga sajian hidangan Indonesia "hibrida"; seperti [[masakan Tionghoa Indonesia]] [[babi kecap]], [[lumpia]], dan [[bakmi]], serta hidangan yang dipengaruhi Eropa seperti [[Semur|semur daging]]. Masih banyak lagi pilihan hidangan dari ratusan pulau di Indonesia yang terdiri dari 300 suku bangsa.
 
Pada masa kolonial, jamuansajian ''rijsttafel'' paling bergengsi di Hindia Belanda adalah ''luncheon'' (makan siang) tiap hari Minggu di [[Hotel des Indes]] di Batavia dan [[Hotel Savoy Homann]] di [[Bandung]], di mana nasi disajikan bersama lebih dari 60 macam hidangan.<ref name="kompasiana">{{cite web
|url = http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2010/12/17/rijsttafel-the-history-of-indonesian-foodways-326575.html
|title = Rijsttafel: The History of Indonesian Foodways