Orang Peranakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 40:
 
Di Indonesia, orang Peranakan muda masih bisa berbicara bahasa kreol ini, meskipun penggunaannya terbatas pada acara-acara informal. Peranakan muda telah kehilangan banyak bahasa tradisional mereka, sehingga biasanya ada perbedaan dalam kosakata antara generasi tua dan muda.
 
==Status saat ini ==
Budaya Peranakan telah mulai menghilang di Malaysia dan Singapura. Tanpa dukungan kolonial Inggris terhadap netralitas ras mereka, kebijakan pemerintah di kedua negara setelah kemerdekaan dari Inggris telah mengakibatkan asimilasi budaya Peranakan kembali ke aliran umum budaya Tionghoa. Singapura kemudian mengklasifikasikan Peranakan sebagai etnis Tionghoa, sehingga mereka menerima instruksi formal dalam [[bahasa Mandarin]] alih-alih Melayu sebagai bahasa kedua (sesuai dengan "Kebijakan [[Bahasa Ibu]]"). Di Malaysia, standarisasi semua Melayu ke dalam [[Bahasa Melayu]] - yang diperuntukkan untuk semua kelompok etnis - telah menyebabkan hilangnya karakteristik unik dari para ''Baba Melayu''.
 
Di Indonesia, budaya Peranakan kehilangan popularitas dibandingkan [[budaya Barat]] modern, namun dalam beberapa tingkat kaum Peranakan mencoba untuk mempertahankan bahasa, masakan, dan adat istiadat mereka. Peranakan muda masih berbicara [[bahasa kreol]] mereka, meskipun banyak perempuan muda Peranakan tidak memakai ''kebaya''. Pernikahan biasanya mengikuti budaya barat karena kebiasaan tradisional Peranakan kehilangan popularitas. Tercatat hanya tiga komunitas peranakan yang masih menjunjung tinggi adat pernikahan tradisional Peranakan, yaitu: [[Tangerang]] (oleh orang [[Cina Benteng]]), Peranakan Makassar dan Peranakan Padang. Dari tiga komunitas tersebut, orang Cina Benteng adalah yang paling patuh terhadap budaya Peranakan, namun jumlah mereka semakin berkurang.<ref name="Pernikahan Peranakan">{{cite web |url=http://nasional.kompas.com/read/2008/02/05/18160273/Imlek.Prosesi.Pernikahan.China.Peranakan.Hanya.Bertahan.di.Tiga.Kota |title=Imlek, Prosesi Pernikahan China Peranakan Hanya Bertahan di Tiga Kota |deadurl=no |accessdate=10 July 2012}}</ref>
 
Orang Cina Benteng biasanya hidup sebagai golongan ekonomi bawah, banyak dari mereka mencari peluang di bidang lain. Beberapa organisasi mencoba untuk meringankan beban hidup mereka.<ref name="Cina Benteng Get Free Health Service">{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/05/15/cina-benteng-get-free-health-service.html |title=Cina Benteng get free health service |deadurl=no |accessdate=10 July 2012}}</ref> Hingga Mei 2012, sekitar 108 keluarga Cina Benteng terancam tergusur dari rumah tradisional mereka. Alasan dari pemerintah Tangerang adalah bahwa daerah tersebut sebenarnya dimaksudkan sebagai lahan hijau untuk kota. Hal ini menimbulkan masalah karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang berpenghasilan rendah dan tidak tahu di mana untuk berpindah, sedangkan pemerintah juga tidak memberikan uang kompensasi yang cukup untuk membeli rumah baru. Beberapa upaya penggusuran di 2010 dan 2011 yang berakhir dengan kekerasan, telah menyebabkan trauma bagi mereka.<ref name="Cina Benteng Vows Fight Upcoming Eviction">{{cite web |url=http://www.thejakartapost.com/news/2012/05/19/cina-benteng-vows-fight-upcoming-eviction.html |title='Cina Benteng' vows to fight upcoming eviction |deadurl=no |accessdate=10 July 2012}}</ref>
 
Migrasi dari banyak keluarga Peranakan, khususnya yang berkecukupan, telah menyebabkan terciptanya diaspora Peranakan kecil di negara-negara tetangga, dari [[Vietnam]]<ref name="Vietnamese diaspora">{{cite web |url=http://www.colorq.org/MeltingPot/Asia/MalayChinese.htm |title=Chinese/Native intermarriage in Austronesian Asia |publisher=Color Q World |accessdate=10 July 2012}}</ref> ke [[Australia]].<ref name="Australian diaspora">{{cite web |url=http://www.theswanker.com/macammacam/2005/04/babas_and_nonya.html |title=babas_and_nonya.html |publisher=theswanker.com}}{{dead link|date=July 2012}}</ref> Namun, komunitas ini sangat kecil, dan dengan meningkatnya penggunaan berbagai bahasa di negara masing-masing, penggunaan bahasa Peranakan Melayu atau ''Baba Melayu'' telah semakin tidak terlihat.
 
==Asosiasi saat ini==
Asosiasi Tionghoa Peranakan antara lain ''[[Peranakan Association of Singapore]]'', [[Aspertindo]] (Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia) dan [[Asosiasi Gunung Sayang]], sebuah kelompok seni pertunjukan. Asosiasi Peranakan saat ini memiliki sekitar 1.700 anggota, dan Gunung Sayang memiliki sekitar 200 anggota. Meskipun Asosiasi Peranakan terdiri dari campuran orang muda dan tua, Asosiasi Gunung Sayang memiliki anggota yang kebanyakan oran tua atau [[pensiunan]]. Di Malaka, terdapat Asosiasi India Peranakan yang dikenal sebagai [[Chetti]] Melaka. Asosiasi ini adalah sebuah komunitas erat dari penganut Hindu [[Shaivisme|Shaivisme]].<ref>http://www.selectbooks.com.sg/getTitle.cfm?SBNum=38378</ref> Chetti Peranakan menampilkan banyak kemiripan dengan Tionghoa Peranakan dalam hal berpakaian, lagu dan tarian, misalnya [[pantun]] rakyat.
 
==Tokoh-tokoh peranakan==