Naruto Shippuden: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 180.248.0.59 (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh 114.79.16.135. (TW)
Baris 63:
 
=== Tujuan Utama ===
gara-gara nonton BF ,mama dan adikku jdi korbanku
 
saat 19 tahun yang lalu saat
Naruto dan rekan-rekan kemudian melanjutkan pencarian, dengan mengandalkan ''Kagebunshin'' Naruto. Tanpa disangka-sangka salah satu Kagebunshin itu menemukan Sasuke meskipun langsung dihancurkan Sasuke dengan Chidori. Naruto yang menerima berita itu lewat pengalaman yang didapatkan kagebunshin kemudian meminta Hinata melacak Sasuke dan tim segera melakukan pengejaran.
pertama kalinya aku merasakan nikmatnya seks.
Saat itu usiaku 11 tahun dan masih duduk di kelas
6 SD. Dan orang-orang pertama yang menjadi
pemuas nafsuku adalah Mama dan adikku sendiri.
Sudah sejak berumur 7 atau 8 tahun aku
mempunyai keingintahuan dan hasrat yang kuat
akan seks. Secara sembunyi-sembunyi aku
sering membaca majalah dewasa milik orang
tuaku. Biasanya hal itu kulakukan saat sebelum
berangkat sekolah dan orang tuaku tidak di
rumah. Saat membaca majalah tersebut aku juga
beronani untuk memuaskan hasratku.
Pada saat usiaku 10 tahun, hasratku akan
pemuasan seks semakin besar, maklum saat itu
adalah masa puber. Frekuensiku melakukan onani
juga semakin sering, dalam sehari bisa sampai 4
kali. Dan setiap hari minimal 1 kali pasti aku
lakukan.
Pada suatu sore ketika aku duduk di kelas 6 SD,
saat itu tidak ada seorang pun di rumah. Papa
sedang bertugas keluar kota, sedangkan Mama
dan adikku sedang mengikuti suatu kegiatan sejak
pagi. Aku gunakan kesempatan tersebut untuk
menonton blue film milik orang tuaku. Sejak pagi
sudah 3 film aku putar dan sudah 4 kali aku
melakukan onani. Namun hasratku masih juga
begitu besar.
Ada adegan yang sangat aku sukai dan aku sering
berkhayal bahwa aku menjadi pemeran pria
dalam film itu. Adegan itu adalah saat seorang
pria sedang berbaring sementara wanita pertama
duduk di atas penis sang pria sambil
menggoyangkan pinggulnya dan wanita kedua
duduk tepat di atas mukanya sementara sang pria
dengan lahapnya menjilati vagina wanita kedua
tersebut.
Aku segera menurunkan celanaku bersiap
melakukan onani sambil menyaksikan adegan
favoritku. Di tengah-tengah kegiatanku dan film
sedang hot-hotnya, tiba-tiba terdengar suara
pintu pagar dibuka. Saat itu menunjukkan pukul
20.00, ternyata Mama dan adikku sudah pulang.
Segera aku kenakan celanaku kembali dan
mengeluarkan video dari playernya kemudian
meletakkannya kembali di tempatnya. Lalu baru
aku membukakan pintu untuk mereka.
“Eh Wan, tolong bantu masukkan barang-barang
dong”, Mama memintaku membantunya
membawa barang-barang.
“Iya Ma. Shin, di sana ngapain aja? Koq sepertinya
capek banget sih?”, aku menyapa adikku Sarah.
“Wah, banyak. Pagi setelah aerobik terus jalan
lintas alam. Sampai di atas udah siang. Terus
sorenya baru turun. Pokoknya capek deh.”, Sarah
menjelaskannya dengan bersemangat.
Setelah itu mereka mandi dan makan malam.
Sementara aku duduk di ruang keluarga sambil
menonton acara TV. Setelah mereka selesai
makan malam, adikku langsung menuju ke
kamarnya di atas. Mama ikut bergabung
denganku menonton TV.
“Wan, ada acara bagus apa aja?”, Mama bertanya
padaku.
“Cuma ini yang mendingan, yang lainnya jelek”,
aku memberi tahu bahwa hanya acara yang
sedang kutonton yang cukup bagus.
Saat itu acaranya adalah film action. Setelah itu
ada pembicaraan kecil antara aku dan Mama.
Karena lelah, Mama menonton sambil tiduran di
atas karpet. Tidak lama sesudah itu Mama
rupanya terlelap. Aku tetap menonton. Pada
suatu saat, dalam film tersebut ada jalan cerita
dimana teman wanita sang jagoan tertangkap
dan diperkosa oleh boss penjahat. Spontan saja
penisku mengembang. Aku tetap meneruskan
menonton.
Ketika film sedang seru-serunya, tanpa sengaja
aku menatap Mama yang sedang tertidur dengan
posisi telentang dan kaki yang terbentang. Baju
tidurnya (daster) tersingkap, sehingga sedikit
celana dalamnya terlihat. Tubuhku langsung
bergetar karena nafsuku yang tiba-tiba meledak.
Tidak pernah terpikir olehku melakukan
persetubuhan dengan Mamaku sendiri. Tapi
pemandangan ini sungguh menggiurkan. Pada
usia 29 tahun, Mama masih terlihat sangat
menarik. Dengan kulit kuning, tinggi badan 161
cm, berat badan 60 kg, buah dada 36B ditambah
bentuk pinggulnya yang aduhai, ternyata selama
ini aku tidak menyadari bahwa sebenarnya Mama
sangat menggairahkan.
Selama ini aku benar-benar tidak pernah punya
pikiran aneh terhadap Mama. Sekarang sepertinya
baru aku tersadar. Nafsu mendorongku untuk
menjamah Mama, namun sejenak aku ragu.
Bagaimana kalau sampai Mama terbangun.
Namun dorongan nafsu memaksaku. Akhirnya
aku memberanikan diri setelah sebelumnya aku
mengecilkan volume TV agar tidak
membangunkan Mama. Aku bergerak mendekati
Mama dan mengambil posisi dari arah kaki
kanannya. Untuk memastikan agar Mama tidak
sampai terbangun, kugerak-gerakkan tangan
Mama dan ternyata memang tidak ada reaksi.
Rupanya karena lelah seharian, ia jadi tertidur
dengan sangat lelap. Dasternya yang tersingkap,
kucoba singkap lebih tinggi lagi sampai perut dan
tidak ada kesulitan. Tapi itu belum cukup, aku
singkap dasternya lebih tinggi lagi dengan terlebih
dahulu aku pindahkan posisi kedua tangannya ke
atas. Sekarang kedua buah dadanya dapat terlihat
dengan jelas, karena ternyata Mama tidak
mengenakan bra. Langsung aku sentuh buah
dada kanannya dengan telapak tangan terbuka
dan dengan perlahan aku remas. Setelah puas
meremasnya, aku hisap bagian putingnya lalu
seluruh bagian buah dadanya.
Tiba-tiba Mama mendesah. Aku kaget dan
merasa takut kalau-kalau sampai Mama
terbangun. Tetapi setelah kutunggu beberapa saat
tidak ada reaksi lain darinya. Untuk
memastikannya lagi aku meremas buah dada
Mama lebih keras dan tetap tidak ada reaksi.
Walau masih penasaran dengan bagian dadanya,
namun aku takut jika tidak punya cukup waktu.
Sekarang sasaran aku arahkan ke vaginanya.
Mama mengenakan CD tipis berwarna kuning
sehingga masih terlihat bulu kemaluannya.
Aku raba dan aku ciumi vagina Mama, tapi aku
tidak puas karena masih terhalang CD-nya. Jadi
kuputuskan untuk menurunkan CD-nya sampai
seluruh vaginanya terlihat. Namun hal itu tidak
dapat kulakukan karena posisi kakinya yang
terbentang menyulitkanku untuk
menurunkannya. Jadi terpaksa aku rapatkan
kakinya sehingga aku bisa menurunkan CD-nya
sampai lutut. Tapi akibatnya aku jadi tidak bisa
mengeksplorasi vagina Mama dengan leluasa
karena kakinya kini merapat. Apakah aku harus
melepas semuanya? Tentu akan lebih leluasa, tapi
jika Mama sampai terbangun akan berbahaya
karena aku tidak akan bisa dengan cepat
memakaikannya kembali.
Berhubung nafsuku sudah memburu, maka aku
putuskan untuk melepaskannya semua. Lalu aku
rentangkan kakinya. Sekarang vagina Mama dapat
terlihat dengan jelas. Tidak tahan lagi, langsung
aku cium dan jilati vaginanya. Lebih jauh lagi,
dengan kedua tangan kubuka bibir-bibir
vaginanya dan aku jilati bagian dalamnya. Aku
benar-benar semakin bernafsu, ingin rasanya aku
telan vagina Mama. Tidak lama setelah aku jilati,
vaginanya menjadi basah. Setelah puas mencium
dan menjilati bagian vaginanya, penisku sudah
tidak tahan untuk dimasukkan ke dalam vagina
Mama. Aku kemudian berdiri untuk melepas
celanaku. Lalu aku duduk lagi di antara kedua kaki
Mama dan aku bentangkan kakinya lebih lebar.
Dengan mengambil posisi duduk dan kedua
kakiku dibentangkan untuk menahan kedua kaki
Mama, aku arahkan penisku ke lubang vaginanya.
Tangan kananku membantu membuka lubang
vagina Mama sementara aku dorong penisku
perlahan. Aku rasakan penisku memasuki daerah
yang basah, hangat dan menjepit. Tubuhku
gemetar hebat karena nafsu yang mendesak.
Setelah beberapa saat akhirnya seluruh penisku
sudah berhasil masuk ke dalam vagina Mama
dengan tidak terlalu sulit, mungkin karena Mama
sudah melahirkan dua orang anak.
Mulailah kugoyangkan pinggulku maju mundur
secara perlahan. Kurasakan kenikmatan dan
sensasi yang luar biasa. Aku memutuskan untuk
memuaskan nafsuku, apa pun yang terjadi.
Semakin lama gerakanku semakin cepat. Dengan
semakin bernafsu, aku peluk tubuh Mama dan
mengulum dadanya, sementara penisku terus
bergerak cepat menggosok vagina Mama. Aku
sudah tidak peduli lagi apakah Mama akan
terbangun atau tidak, biar pun terbangun aku
akan terus menggoyangnya sampai aku puas.
Sungguh nikmat. Bahkan lebih nikmat daripada
fantasiku selama ini. Setelah aku berjuang keras
selama 6 menit, akhirnya aku sudah tidak tahan
lagi hingga aku benamkan penisku dalam-dalam
ke vagina Mama. Aku rasakan spermaku mengalir
bersamaan dengan sensasi yang luar biasa.
Seakan melayang sampai-sampai terasa sakit
kepala. Aku biarkan penisku beberapa saat di
dalam tubuh Mamaku.
Setelah cukup rileks, aku cabut penisku. Aku
puas. Aku tidak menyesal. Aku kenakan kembali
celanaku. Sebelum aku kenakan kembali CD-
Mama, aku puaskan diri dengan meremas-remas
vagina Mama. Setelah itu aku rapikan kembali
daster Mama. Aku matikan TV dan naik menuju
kamarku di atas. Aku langsung rebahan di atas
kasurku. Walau aku merasa lelah tapi aku tidak
bisa tidur membayangkan pengalaman ternikmat
yang baru saja aku rasakan. Pengalaman seorang
anak SD yang baru saja melakukan hubungan
seks dengan Mamanya sendiri.
Membayangkan hal tersebut saja membuat
nafsuku bangkit kembali. Aku berpikir untuk
kembali melakukannya dengan Mama. Aku
berjalan keluar kamar menuju ruang keluarga.
Namun di depan kamar Sarah adikku, entah apa
yang mengubah pikiranku. Aku berpikir, kalau
Mama saja tidur sedemikian lelapnya maka tentu
Sarah juga demikian. Apalagi selama ini Sarah
kalau sudah tidur sulit sekali untuk dibangunkan.
Perlahan aku buka kamarnya dan aku lihat Sarah
tertidur dengan menggunakan selimut. Aku
masuk ke kamarnya dan aku tutup lagi pintunya.
Seperti yang sudah aku lakukan dengan Mama,
aku juga sudah bertekad akan menyetubuhi
Sarah adikku sendiri. Walaupun ia bangun aku
juga tidak akan peduli.
Lalu aku singkap selimutnya dan aku lepaskan
dasternya serta tidak CD-nya. Sekarang Sarah
sudah benar-benar bugil. Karena Sarah belum
memiliki buah dada, sasaranku langsung ke
vaginanya. Vaginanya sungguh mulus karena
belum ditumbuhi rambut. Aku rentangkan
kakinya lalu aku cium dan jilati vaginanya. Sekali-
kali aku gigit perlahan. Lalu aku buka lebar-lebar
bibir vaginanya dengan jariku dan kujilati bagian
dalamnya.
Setelah puas menciumi vaginanya, aku bersiap
untuk menghunjamkan penisku ke dalam vagina
Sarah yang masih mulus. Aku rentangkan
kakinya dan aku tempatkan melingkar di
pinggangku. Aku ingin mengambil posisi yang
memungkinkanku dapat menyetubuhi Sarah
dengan leluasa.
Lalu kuarahkan penisku ke lubang vaginanya
sementara kedua tanganku membantu membuka
bibir vaginanya. Aku dorong perlahan namun
ternyata tidak semudah aku melakukannya
dengan Mama. Vagina Sarah begitu sempit,
karena ia masih kecil (saat itu ia baru berusia 9
tahun) dan tentu saja masih perawan. Tapi itu
bukan halangan bagiku. Aku terus mendorong
penisku dan bagian kepala penisku akhirnya
berhasil masuk. Namun untuk lebih jauh sangat
sulit.
Nafsuku sudah memuncak tapi masih belum bisa
masuk juga hingga membuatku kesal. Karena aku
sudah bertekad, maka aku paksakan untuk
mendorongnya hingga aku berhasil. Namun tiba-
tiba saja Sarah merintih. Aku diam sejenak dan
ternyata Sarah tidak bereaksi lebih jauh.
Walaupun aku tidak peduli apakah Sarah akan
tahu atau tidak, tetap saja akan lebih baik kalau
Sarah tidak mengetahuinya.
Kemudian aku mulai menggoyang pinggulku,
tetapi gerakanku tidak bisa selancar saat
melakukannya dengan Mama, karena vagina
Mama basah dan tidak terlalu sempit, sedangkan
milik Sarah kering dan sempit. Aku terus
menggesekan penisku di dalam tubuh Sarah
semakin lama semakin cepat sambil memeluk
tubuhnya. Ada perbedaan kenikmatan tersendiri
antara vagina Mama dan Sarah. Karena vagina
Sarah lebih sempit maka hanya dalam waktu 3
menit aku sudah mencapai orgasme.
Kubiarkan spermaku mengalir di dalam vagina
Sarah. Aku tidak perlu khawatir karena aku tahu
Sarah belum bisa hamil. Aku tekan penisku
dalam-dalam dan aku peluk Sarah dengan erat.
Setelah puas aku kenakan lagi pakaian Sarah baru
aku kenakan pakaianku sendiri. Aku berjingkat
kembali ke kamarku dan tertidur sampai keesokan
paginya.
Pada pagi harinya aku agak khawatir jika
ketahuan. Tapi sampai aku berangkat sekolah
tidak ada yang mencurigakan dari sikap Mama
maupun Sarah. Sejak saat itu aku selalu
terbayang kenikmatan yang aku alami pada
malam itu. Aku ingin mengulanginya. Dengan
Mama kemungkinannya bisa dilakukan jika Papa
tidak di rumah. Jadi akan lebih besar
kesempatannya jika melakukannya dengan Sarah
saja. Walaupun pada saat melakukannya, aku
tidak peduli jika diketahui tetapi tetap akan lebih
aman jika mereka tidak mengetahuinya. Maka
hampir setiap malam, aku selalu bergerilya ke
kamar Sarah. Namun aku hanya berhasil sampai
tahap melucuti pakaiannya. Setiap kali penisku
mulai masuk, Sarah selalu terbangun.
Empat bulan sejak pengalaman pertama, aku
belum pernah lagi melakukan sex. Pada bulan
kelima, aku masuk SMP dan pada pelajaran
biologi aku mengenal suatu bahan kimia
praktikum yang digunakan untuk membius. Saat
itu aku langsung berpikir bahwa aku bisa
menggunakannya bersetubuh dengan Sarah lagi.
Setelah pelajaran biologi, aku mengambil sebotol
obat bius untuk dibawa ke rumah. Pada malam
hari setelah semuanya tertidur, aku masuk ke
kamar Sarah. Sebuah sapu tangan yang telah
dilumuri obat bius aku tempatkan di hidung
Sarah. Setelah beberapa saat, aku angkat sapu
tangan tersebut dan mulai melucuti pakaian
Sarah. Dan setelah aku melucuti seluruh
pakaianku, aku naik ke ranjang Sarah dan duduk
di antara kedua kakinya.
Aku mengambil posisi favoritku dengan
menempatkan kedua kakinya melingkari
pinggangku. Aku masukkan penisku ke
vaginanya dengan perlahan sampai keseluruhan
penisku masuk. Goyangan pinggulku mulai
menggoyang tubuh Sarah. Aku memeluk
tubuhnya dengan erat dan penisku bergerak
keluar masuk dengan cepat. Karena aku yakin
Sarah tidak akan terbangun maka aku bisa
mengubah posisi sesukaku. Seperti sebelumnya,
saat pada puncaknya aku biarkan spermaku
tertumpah di dalam vaginanya.
Sejak saat itu hampir setiap hari aku menyetubuhi
adikku, Sarah. Sesekali jika Papa sedang di luar
kota, aku juga menyetubuhi Mama. Alangkah
beruntungnya aku. Dengan ilmu pengetahuan,
suatu hambatan ternyata dapat diselesaikan
dengan mudah.
 
Gara-gara diintip anakku
Namun di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh Tobi. Naruto yang merasa diganggu langsung menyerang dengan Rasengan, namun Tobi tidak terlihat mengalami cedera sedikitpun, bahkan seperti tidak pernah terkena sesuatu.
 
Tidak ada yang bisa memaafkan dengan apa yang pernah saya lakukan. Yang pernah kami lakukan, lebih tepatnya. Suatu perbuatan yang tidak terpuji, maksud saya adalah pembenaran dari suatu hal yang buruk atau mungkin hal yang menjauh dari kesucian, dari tindakan buruk yang pernah kami lakukan. Tapi pasti ada alasan, pasti ada, pasti selalu ada konsekuensi dari suatu kelakuan yang buruk. Saya tidak meminta simpati dari para pembaca, tapi jika anda mempunyai empati dari cerita yang saya buat, saya harap cerita ini bisa membuat anda mengerti. Memang, alasan saya menulis cerita ini untuk mengklarifikasi dan sebagai motivasi dan kelemahan dan juga suatu kebutuhan yang didasari suatu kebodohan dan juga mungkin kesenangan dari sebuah hubungan sedarah kami, sewaktu saya menyetubuhi anak laki – laki saya.
Sementara Sasuke yang menemukan Itachi langsung memulai pertarungan dengan saling serang lewat genjutsu melawan Itachi. Di tengah pertarungan Itachi bercerita tentang seorang pemilik Mangekyou Sharingan, yaitu Madara Uchiha, yang ternyata guru dari Itachi. Itachi juga mengatakan bahwa pada malam pembantaian klan Uchiha, dia juga dibantu oleh Madara Uchiha. Itachi menceritakan bahwa Madara Uchiha telah mempunyai kekuatan Mangekyou Sharingan yang abadi (Eternal Mangekyou Sharingan) setelah mengambil Mangekyou Sharingkan adiknya sendiri. Itachi pun memberitahukan kepada Sasuke bahwa ia ingin mengambil bola mata Sasuke untuk menyempurnakan Mangekyou Sharingannya.
 
Jika cerita ini memang terdengar klise atau sudah pernah di tulis, itu hanya disebabkan oleh kesamaan suatu keadaan perilaku Manusia. Namun cerita ini berdasarkan dari kisah saya. Robbie (pacarnya memanggilnya Robert, teman2 nya memanggilnya Rob, tapi aku tetap memanggilnya Robbie, anak laki2 ku yang sangat ku sayang) sekali lagi dia mengganggu privasi aku, sewaktu aku mandi. Yang ke-3 kalinya di dalam bulan ini. Dengan alasan sebelumnya bahwa adik perempuannya memakai kamar mandi kami yang lain, dan Robbie menjadi sangat benar2 cerdik dalam kenakalannya. (suatu alasan yang memang tidak bisa aku sanggah)
Mereka pun bertarung dengan disaksikan Zetsu. Itachi langsung mendesak Sasuke dengan jurus Tsukoyomi dengan ilusi mata Sasuke diambil Itachi. Namun di luar dugaan, Sasuke berhasil mematahkan Tsukuyomi. Itachi juga terluka karena efek Tsukuyomi yang membuat mata kirinya mengeluarkan darah dan penglihatannya mulai kabur.
 
Saat pertama dia hanya buang air kecil, tapi dia lakukan dengan waktu yang lama, menggoyangkan penisnya, memasukan ke celananya dan menutup retsleting celananya sebelum dia berlalu. Memang seperti itu prosedurnya (kecuali memang karena harus melakukan sesuatu yang membutuhkan waktu yang panjang). Dia pernah menanyakan kepadaku tentang sesuatu (tapi aku lupa tentang apa) dan pertanyaan itu membuat dia semakin lama untuk keluar dari kamar mandi, aku jadi curiga dia berusaha untuk melihat sekilas tubuh telanjangku dari balik kaca plastic yang buram, tetapi tetap bisa memperlihatkan lekuk tubuhku yang langsing diusiaku yang ke- 38 ini.
Sasuke pun memanfaatkannya dengan mengeluarkan perangkap shuriken dan kaki Itachi terluka. Sasuke dan Itachi pun mengeluarkan jurus Goukakyuu no Jutsu. Itachi yang terdesak mengeluarkan jurus kedua, Amaterasu, api hitam yang langusng membakar hutan di sekitarnya dan berhasil membakar sayap joutai 2 Sasuke, tapi Sasuke berhasil meloloskan diri dengan jurus Kawarimi no Jutsu milik Orochimaru yang menghabiskan chakranya.
 
Aku harus mengakui dimana aku tidak bisa menyembunyikan diriku lebih jauh, dari anak laki – laki yang berumur 16 tahun dan sebagai remaja masa kini, pasti sudah melihat banyak sekali tubuh wanita yang sedang telanjang. Sudah pasti saat dia sedang kencan (dan jika beruntung) dia akan mendapatkan semua kejujuran dan kebohongan apa yang disimpan wanita, tentang suatu rahasia yang berada diantara kaki wanita, secara pribadi. Sebenarnya aku tidak berpikir lebih tentang niatnya untuk mengintip ku sampai nanti, setelah beberapa saat Robbie muncul waktu aku sedang menyabuni tubuhku. Saat itu juga aku langsung membilas tubuhku dari sabun, dan seketika itu juga aku tersadar dengan isyarat bahwa aku tidak sendirian dirumah. Suamiku sudah pergi ke kantor pagi2 sekali, lalu dimana Sally ? Aku berkata di dalam hati.
Dia menjebak Itachi dengan jurus naga langit yang memanaskan udara. Hujan turun dan petir menyambar-nyambar. Sasuke memanfaatkan kekuatan alam dengan jurus Kirin tapi Itachi berhasil selamat dengan jurus Susano'o.
 
“ Maaf, Mam”, terdengar suara dari anak lakiku yang mempunyai tubuh lumayan atletis itu. “ Sally memakai kamar mandi yang lain dan aku sudah putus asa tidak tahan ingin buang air kecil, jadi aku masuk ke kamar mandi Mama”. Kata Robbie kepadaku, sambil membalikan badan ke kloset, dan duduk di kloset, setelah itu saya melihat bayangannya dari balik kaca penghalang plastic dia menurunkan celana boxernya dengan sekali gerakan “ Dia bilang mau buang air kecil, tapi kenapa dia duduk di kloset dan melepas semua celananya”, aku bergumam di dalam hati. Setelah aku perhatikan, suatu perhatianku kepadanya yang tidak terlalu khusus,”Mmm..”, aku bergumam yang gumaman ku mungkin agak keras dan bisa terdengar diantara derasnya suara air pancuran, dan aku tetap melanjutkan membilas badanku. Dan diluar ruangan shower, aku melihat dengan sudut mataku ada semacam rupa gerakan yang berirama, dan sudah bisa dipastikan itu adalah gerakan yang sangat familiar.” Sepertinya dia sedang menarik Penisnya, benar gak ya..Hmmm”, aku jadi sedikit penasaran. Aku tidak bisa menahan senyum kecilku, ternyata aku melihat anak lakiku secara diam-diam melakukan onani di hadapan Mamanya yang sedang telanjang. Aku merasa seperti tergganggu tetapi juga merasa senang dalam waktu yang bersamaan, bingung sekali rasanya.
Orochimaru keluar dari segel gaib Sasuke dengan wujud Yamata no Orochi dengan pedang Kusanagi. Tapi dia dikalahkan dengan pedang Totsuka yang tersembunyi dalam jurus Susano'o dan mengirim Orochimaru dan seluruh joutai Sasuke ke dalam genjutsu mimpi. Sasuke mencoba menyerang Itachi namun gagal karena Itachi masih terlindungi dengan Susano'o.
 
Yang membuat ku senang bukanlah sesuatu yang sedang dia lakukan. Tetapi Tubuh ku ini, setelah aku lihat2, aku bangga mempunyai tubuh yang bisa menjadi inspirasi bagi dia, itu yang membuatku jadi agak tersenyum nakal. Yang membuat ku merara terganggu dan risih adalah karena tidak ada tanggapan yang sesuai dari ku sebagai seorang Ibu, aku merasa bersalah karena aku tidak marah kepadanya. Tapi faktanya, malah membuatku seperti agak sedikit horny dan merasa berada di dalam keanehan yang eksotik, aku malah merasa sebagai penari striptis yang sedang tampil di dalam sebuah pelindung kaca.
Itachi mendekati Sasuke. Sasuke mengira Itachi mau mengambil mata Sasuke, namun Itachi menyentuh dahi Sasuke seperti yang sering dilakukannya saat kecil dulu. Itachi roboh dan tewas. Kelelahan, Sasuke pun roboh di sebelahnya.
 
Aku geser badanku dengan sedikit goyangan yang sexy, yang memperlihatkan lekuk tubuhku, dan aku mendengar meningkatnya tempo pergerakan genggaaman tangannya di penisnya. Di dalam sebuah gerakan tubuhku yang total tanpa aku merasa ragu untuk memperlihatkan bayangan lekuk tubuhku dari balik penghalang kaca platic yang buram itu, dan aku tidak tahu dari mana ide ini datang seperti spontan saja mengikuti naluri, aku majukan perutku ke menghadap plastic pelindung yang tembus cahaya itu tepat disebelanya adalah muka Robbie yang sedang mengintipku secara langsung.
Di lain tempat, Tobi sedang bertarung dengan kelompok tujuh dan delapan. Shino mengambil alih penyerangan terhadap Tobi. Tobi dikerumuni dengan ribuan serangga, namun setelah beberapa saat ia menghilang tanpa jejak. Lalu Hinata menemukannya di atas ranting pohon dengan Byakugan.
 
Dengan aku memajukan perutku agak menempel ke kaca tersebut, otomatis dia melihat bagian gelap di bawah perut Mamanya yang memperlihatkan seperti semak tipis yang gelap yang sedang disirami oleh siraman air dari shower, dengan gerakan tubuh ku yang naik dan turun perlahan secara berulang – ulang, dengan sangat benar-benar memprovokasinya. Menurutku gerakan itu cukup memberikan dia serangan mendadak ke psikisnya dan membuat dirinya berpikir untuk mengambil tisu sebanyak-banyaknya untuk menahan semprotan derasnya aliran sperma yang mengalir deras dari penisnya, agar tidak bercucuran di lantai. Pikiran nakal yang ada di otakku adalah, menginginkan dengan sangat untuk menghisap bagian vital dari anak lakiku itu yang sedang dimainkan olehnya dan melakukan hisapan ketika spermanya keluar bagaikan air mancur. “ Tapi dia adalah anak laki mu”, protes hati nurani ku, sambil aku membalikan badanku menjauh dari wujud bayanganya yang sedang memuntahkan sperma, tapi jariku sendiri malah menyentuh Vaginaku secara spontan. Menurutku, mungkin saat itu kami mempunyai pikiran yang sama, tentang ketidak senonohan/lancang mengenai diri kami masing2, berpikir dengan memutar imajinasi kami tentang keuntungan atau keburukan yang akan kita dapatkan. “Ibu dan anak sama2 mempunyai nafsu sexual yang tinggi”, pikirku.
 
Aku menunggunya sampai dia keluar dari kamar mandiku, dia terliahat seperti terburu-buru saat keluar dari pintu kamar mandi. Aku tidak tahu, apakah dia sebenarnya tahu apa yang sedang terjadi, sehingga dia keluar cukup tergesa-gesa, atau dia takut diketahui oleh diriku, (jika memang aku tidak tahu, tapi mengapa tadi aku tempelkan tubuhku,agar dia bisa melihatku di kaca plastik ini?) Tapi sayangnya akibat ketergesa-gesaannya dia telah melewatkan pertunjukan besar dari ibunya, yang ternyata diriku juga merasakan orgasme, tidak lama kira2 tidak sampai 30 detik setelah dia keluar dari kamar mandi. Dan menurutku itu sangat memalukan!! Dan aku mengakuinya kepada diriku sendiri sesaat setelah aku pulih dari nikmatnya orgasme kecilku. Jika dia bukan anak ku, mungkin aku sudah tergoda. Aku mengingat kembali tetang aksi masturbasi kita antara aku dan Robbie yang saling berbalasan tapi secara sembunyi dan aku mengingatnya satu persatu, aku membayangkan jika aku jadi Robbie atau pada diriku sendiri, seperti kejadian yang terjadi begitu saja dan memang tidak terencana tapi memang sungguh nyata, meskipun diantara kita sekarang sudah tidak di ruangan yang sama.
 
Sampai pada suatu kesempatan, Sally anak perempuanku pergi keluar rumah pagi2 sekali. Dimana menurut Robbie, Sally pergi untuk melakukan suatu kegiatan di luar rumah. Jadi kesempatan kali ini, bisa digunakan Robbie untuk mengintip lagi Ibu-nya yang sedang telanjang. Apakah aksi Robbie sebelumnya, merupakan suatu kelicikan? Akankah dia melakukannya lagi, dan apakah tanggapanku yang harus aku buat kali ini? “Ah, tidak, Jangan” tapi pikiran nakalku berbisik,” Ayolah, sayang, biarkan inspirasi erotis itu datang dan ada diantara kalian berdua”,hal ini bisa membuatku nakal lebih jauh, dan libidoku yang tinggi ini ingin merasakan sisi gelap dari sebuah gairah yang terlarang. Bagaikan seorang permaisuri di dalam novel-novel romantis yang tertarik kepada Pemuda2 nakal, dan membayangakan pemuda tersebut sebagai sumber obsesinya, dan gairah kupun kembali menyala.
 
Aku mencoba untuk menempatkan diri dan berpikir, jika aku berada pada situasi itu, aku masih belum bisa menemukan jalan keluar mengenai masalah ini sampai dengan 8 hari kemudian, sekali lagi privasi ku diserang. Tapi kali ini, sesaat setelah aku selasai mandi dan bersiap untuk keluar dari kamar mandi, sebelum Robbie menyelesaikan aksinya. “ Upsss...!!”, kataku. Robbie, berdiri diatara aku dan handuk besarku yang masih tergantung di gantungan pintu kamar mandi, dan aku kembali masuk kedalam ruangan shower , lalu aku berkata “ Hey, sayang..tolong berikan handuk Mama, yang warna merah jambu, lempar saja handuk itu dari atas!! “
 
Saya melihat gerakan bayangan penisnya dari bayangan kaca plastik pelindung, sewaktu dia melemparkan handuk kepadaku. Aku segera memakai handuk dengan melilitkan kebadanku, dan aku segera keluar dari ruangan shower.
 
Sewaktu aku keluar, perasaan ku seperti meleleh. Aku melihat Robbie dengan celana pendeknya, yang sudah siap dengan ujung penis yang sudah terlihat keluar dari celananya. Handuk kecil yang ada ditangannya tidak terlalu lebar untuk menutupi penisnya, dari situ aku mulai mengerti. Anak laki – laki ku menatap dengan berani kearah tubuh ibunya. Dia menjulurkan tangannya ke penis untuk membetulkan posisi penisnya agar lebih nyaman. Dan dia mulai mengocok Penisnya di depan diriku, namun itu hanya asumsi ku saja mungkin apa yang ku lihat adalah salah, dan aku akan mencoba memikirkannya nanti. Saat pertama kali kami menggunakan kamar mandi bersama, mungkin dia terlihat seperti kejadian yang tidak disengaja, tapi lama kelamaan dan kali ini, dia lebih berani dan mempunyai maksud tersembunyi, dan sekarang, dia melakukannya secara nyata di depanku.”Sudah keterlaluan, menurutku” dan spontan aku langsung menampar mukanya dengan keras.
 
Akibat tamparanku, Robbie sangat kaget, dan akupun juga kaget, mengapa aku menampar Dia, aku agak sedikit merasa bersalah. Terlihat dari muka Robbie yang sangat kebingungan dan sangat sedih. Aku tahu bahwa mungkin aku telah salah bertindak, dengan tidak melihat situasi dan kondisi. Melihat kebingungan dan ketakutannya, sikap keibuanku pun mulai keluar, dan aku jadi tidak memperhatikan mengenai keadaanku sekarang yang sudah mendekati telanjang, hanya berbalut handuk merah jambu, tapi aku tetap acuh dan melupakan keadaan ku sekarang yang hanya berbalutkan handuk, aku langsung memeluknya dengan pelukan erat seorang ibu yang sangat sayang kepada anak laki-laki nya. Penisnya yang tadi berdiri tegak dan keras, menjadi agak lembek beberapa saat, tapi mukanya secara tidak langsung menempel pada payudaraku, karena dekapan pelukanku yang erat kepada dirinya.
 
Aku merasa menjadi sangat buruk di mata Robbie, dan aku ingin memberikanya suatu ganti rugi untuknya. “Oohh Robbie anaku sayang, maafkanlah Mama sayang, Mama tidak bermaksud untuk menyakitimu, soalnya Mama sangat kaget ketika membuka pintu shower, kamu sedang onani dengan mengintip Mama, dengan melihat tubuh Mama yang sudah tua ini”.
 
Robbie hanya terdiam, dengan mengeluarkan sedikit air mata, dengan tetap meneruskan pelukannya pada tubuhku dan terus menyandarkan kepalanya di Dadaku. Aku coba mengatakan kepadanya, agar kejadian ini tidak dianggap sebagai hal yang serius, dengan mengatakan,” Adakah yang Mama bisa lakukan untuk mu, agar kamu bisa melupakan kejadian ini, sayang?” , “ Apa yang bisa mama dapakan untuk bayi Mama ini, apakah kamu mau yang special dari Mama? Ayo, bilang ke Mama, Sayang!!!”
 
Sewaktu aku sedang membujuknya, aku merasakan Puting susuku yang sebelah kiri seperti dihisap. Ternyata setelah aku melihat kearah Payudaraku, Robbie telah berkata dengan tersirat melalui aksi mulutnya, apa yang dia inginkan dariku. Apa yang bisa dilakukan lebih, dari seorang ibu kepada anaknya kecuali menyusuinya, meskipun anaknya sudah berumur 16 Tahun. Hati dan perasaan ku seperti menabur rasa kemurnian kasih sayang dari seorang ibu untuk anaknya melalui bagian tubuh yang sangat intim, yaitu putting susu ku ke Bibir Robbie. Rasanya aku ingin memelihara kedekatan fisik, tubuh kami antara aku dan anak ku, sebagai moment yang manis. Sama seperti saat Robbie masih bayi. Tapi dengan bertumbuhnya kedewasaan diantara kami, pasti akan menimbulkan image yang buruk.
 
Aku merasakan Penisnya mulai mengeras dan berdiri tegak kembali, dan artinya hisapan di Puting susuku terasa bukan hisapan yang kekanak kanakan, tetapi dengan mengerasnya Batang penis Robbie, memperlihatkan bahwa dia sedang berada di dalam samudra gairah yang tak tertahankan!! Gelombang gairah itu pun akhirnya juga menerpa dan mulai merasuki ku, dan aku mulai terangsang sangat hebat, sikapku pada saat itu mulai berubah dari seorang wanita yang sangat keibuan menjadi seorang Ibu yang sangat menginginkan bercinta dengan seorang pemuda yang umurnya terpaut jauh lebih muda dariku (MILF). Saya mulai merasakan telapak tangan Robbie, meluncur turun kebawah perutku dan jari2nya menuju kearah lipatan vertikal ku yang ditumbuhi bulu halus, yang memang sangat aku rawat, dan sekarang vagina ku sudah mulai basah oleh cairan kewanitaanku, karena rangsangan yang hebat yang aku rasakan dari rabaan jari – jari Robbie. Dia pasti tahu dengan apa yang dia lakukan kepadaku dan akan membuatku menggeliat, dimana tangan kanannya meyeruak masuk kedalam Vaginaku dan jarinya memainkan bagian yang paling tervital di tubuhku, jarinya mulai memelintir dengan halus klitorisku, dan aku merasakan aliran darahku yang deras berdesir ke seluruh tubuhku, suatu kenikmatan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, aku merasa seperti melayang jauh tinggi ke awan. Yang kurasakan ini mungkin karena, Anaku sendiri yang membuatku jadi begini, memang rasanya terasa sangat jauh berbeda , saat aku melakukan ini dengan suamiku.
 
Tanpa sadar aku terus memajukan pinggulku untuk penetrasi ke dalam sentuhannya jari2nya, kami lakukan ini dengan sangat perlahan, dan aku sangat menikmatinya. Robbie memindahkan mulutnya untuk menghisap puting ku yang satu lagi, dan jari dari tangan kirinya tetep menusuk kedalam liang vaginaku, sambil kadang memencet klitorisku dengan lembut, dan aku rasakan sisa jarinya yang masih diluar liang vaginaku meraba bibir anusku dengan nakal, kadang dimasukan atau menggesek gesek bibir anusku. Aku mulai merasa kehilangan kontrol terhadap situasi yang terjadi saat itu, aku sangat yakin bahwa aku tidak mempunyai kehendak untuk menghentikan cekramaan dari rangsangan gairah nafsu yang sedang membakar kami berdua. Yang terjadi malah aku mencengkram Bantang penis anaku yang mengacung tinggi dan keras, yang selama ini anakku pamerkan kepadaku tapi aku acuh tak acuh, dan aku merasakan kekuatan dari seorang lelaki yang mempunyai nafsu seperti binatang. Semakin aku berpikir liar, dan aku semakin terangsang sangat hebat. Sentakan dari desiran darah di dalam adrenalinku merasuki sistem pertahanan tubuhku, dan aku dibuat sangat lemah karenanya, aku sudah melupakan kejadian saat aku menamparnya tadi. Dan aku merasakan lututku mulai melemah.
 
Robbie mengetahui bahwa memang pertahananku sudah runtuh, dan dia juga tahu bahwa ibunya sudah pasrah dengan rangsangan dari kenikmatan siksaan yang dia berikan dan dengan mudah dia membaringkan tubuhku ke lantai. Karpet berwarna merah muda pekat, dengan bahan kain sedikit berbulu, melapisi lantai kamar mandi utama kami, dan menjadi bantalan yang empuk dah halus yang memang tepat sekali untuk alas bercinta yang sangat indah, aku merasa badanku seperti perlahan melayang jatuh saat tubuh telanjangku terbaring, lebih tepatnya dibaringkan diatas bulu2 halus di karpet itu dengan dibantu oleh Anak lakiku tercinta yang kuat dan sangat tampan. Setelah tubuhku terbaring di lantai, Robbie langsung memeluku, aku berada di bawahnya yang juga menyambut pelukan itu dengan langsung mencium bibirnya dengan penuh gairah yang tertahan untuk diledakan, aku merasakan mulut Robbie dan merasa anaku ini juga ingin di explor olehku,lidahnya menelusuri tiap inci dalam mulutku, baru kali ini aku merasakan tentang Robbie anak laki2 ku yang ternyata sangat hebat dalam bercinta. Aku sempat terpikir, dengan apa yang sedang terjadi sekarang, dan dampak apa yang terjadi setelah kejadian ini, dan lama kelamaan bersama dengan desiran angin asmara diantara aku dan Anakku, pikiran itu hilang terbawa gelombang kenikmatan surga yang datang menerpa diriku dan aku merasa seperti tubuhku sedang melayang terbang jauh menuju sebuah Bintang yang memberikan harapan tentang kenikmatan suatu keintiman Seks yang indah yang mungkin akan aku rasakan dan diberikan oleh anaku sendiri.
 
Diriku semakin haus akan kepuasan, bukan saja haus melainkan aku sudah sangat merasakan lapar akan kenikmatan Bercinta, aku sudah sangat basah, aku sempat berpikir biarlah aku Hamil dari anaku sediri, semua sudah kepalang basah, yang penting aku hanya mau kenikmatan itu, aku arahkan agar Robbie untuk segera memasukan batang Penisnya yang lumayan besar itu untuk segera menerobos masuk ke dalam Vagina ibunya yang merah merona dan merekah yang sudah sangat banjir akan cairan2 kewanitaan. Aku mulai menggenggam lengan atas Robbie, dan merasakan otot bisep dan trisepnya yang semakin membuatku bergelora, dengan ketelanjangan kami berdua, aku merasakan bersatunya tubuh dan badan kami antara ibu dan anak, dengan sensasi yang benar-benar luar biasa, merasakan kulit ku bersentuhan langsung secara penuh dengan kulitnya tanpa adanya batasan dan halangan dan kami lakukan dengan tanpa ada rasa tabu diantara kami. Tubuhku sudah mendekap erat tubuhnya dan memperlihatkan suatu buaian – buaian kasih sayang dengan penuh nafsu dan rongrongan birahi. Aku menjadi birahi kepada anak lakiku, sangat dan teramat sangat, sehinggap Robbie dapat dengan mudah membuat serapat mungkin tubuhnya kepadaku agar dia dapat lebih leluasa untuk menentukan posisi yang nyaman untuk menyetubuhi ibu kandungnya sendiri, yang mungkin terkesan kuno tapi klasik dengan cara bercinta lelaki diatas perempuan. Dalam situasi berciuman kami yang penuh dengan hasrat dan birahi, aku bisa merasakan Penisnya mulai menyodok dan mulai mendorong mencari lubang Vagina ibunya sendiri yang memang sudah basah, banjir oleh cairan yang licin dan lengket yang sudah siap untuk diterobos masuk, pintu kenikmatan surgaku seperti diketuk sudah siap kubuka, kenikmatan surga duniawi yang penuh dengan dosa, tapi sangat indah dan luar biasa, Surga duniawi sudah menunggu kami, dan kami berdua siap melayang terbang kesana menggapai kenikmatan yang terbalut dengan indahnya dosa. Birahi kami sudah sangat tidak bisa kami tolerir. Tiba-tiba aku merasakan suatu sensasi yang sangat sulit untuk diungkapan, tanpa tuntunan tangan ku ternyata penisnya telah menyeruak menerobos masuk dengan hentakan nafsu binatang seorang anak Laki2 dan terus mendesak terpompa semakin dalam dan semakin dalam ke liang Vagina ku, dengan ukuran besar dan panjangnya penis anaku aku sedikit merasakan agak ngilu pada bibir Vagina ku, tapi rasa sakit dan ngilu itu terhapuskan oleh buaian gelombang nafsu birahiku yang sedang berkobar, dan aku merasakan suatu sensasi nikmatya dari suatu hujaman yang bisa menggapai rahimku, dimana kesucianku sebagai seorang ibu telah terengut dan dirampas oleh anak kandungku,yang selama ini hanya aku khususkan untuk suami ku tersayang, dengan jujur aku katakan aku menikmati terenggutnya dan terampasnya kesucian ini, kesucian dari sebuah Vagina, sebuah rahim seorang ibu yang bisa menghasilkan sumber kehidupan dan benih dari suatu kehidupan baru.
 
Penetrasi demi penetrasi kami lakukan bersama, suatu dorongan, desakan dan hujaman demi hujaman Penis anak ku kedalam Rahim tempat dimana dulu dia dikandung. Penetrasi itu menimbulkan setruman setruman, yang secara intensif dari setiap gerakan didalam persetubuhan fisik kami dalam suatu hubungan sedarah/inces, yang termotivasi lebih dari suatu pengorbanan ungakapan cinta dari sepasang manusia. Hujaman Penisnya keluar dan masuk seperti itu berturut turut kedalam Vaginaku, dan aku dengan sangat senang menerima hujaman tersebut ke dalam vaginaku, pasti kami merasakan rasa persetubuhan yang sama indahnya, suatu sensasi kepuasan yang belum tentu bisa di gapai oleh orang lain. Kenikmatan dari persetubuhan yang nista ini bagaikan binatang yang tidak mengenal ayah ibu atau anak, yang terpenting adalah kepuasan, aku merasa menjadi seorang yang primitive seperti tidak ada laki2 lain di dunia ini yang bisa memberikan aku kepuasan tanpa batas, erangan demi erangan kami lakukan, desahan demi desahan, dan jeritan jerita kecil yang ku ungkapan ke telinga Robbie membuatnya semakin Liar menghujamkan penis besar dan panjangnya itu sedalam dalamnya kedalam liang Vaginaku sehingga aku merasakan sodokan pada rahimku. Basahan dari keringat kami berdua yang membasahi sekujur tubuh kami, menimbulkan suara tepukan yang terdengar sangat dramatis, setiap tepukan dari bagian tubuh kami dari kulit yang basah oleh keringat, pertemuan antara selangkangan ku dengan selakangan Robbie yang menimbulkan suara tepukan dipadukan dengan nikmatnya Sodokan, dan jeritan, sangat sulit diungkapkan. Yang pasti sangat nikmat. Tubuh kami terkunci dalam suatu dekapan erat yang tak terlepaskan, dadanya mendekap dadaku sehingga payudaraku tergencet dan tertumpah menyembul ke samping diantara badanku dan dia, pinggul dan pahanya menghantam pinggul dan pahaku naik turun dengan sangat perlahan tapi pasti dengan nafsu birahinya kepadaku, dengan erat aku cengkram kedua pantat sexy anak ku, membantu mendorong membuat hujaman2 keras dan sedikit kasar untuk Vaginaku, gerakan yang sangat bermanfaat dan membuat kami seperti terbang bersama sesaat, merasakan hujaman demi hujaman yang dia lakukan terhadapku.
 
Aku mulai menantikan dengan waswas dan hati berdebar tapi sangat menginginkannya juga, aku sangat menyukai disaat saat seperti ini dimana aku rasakan sebuah penis yang besar keras dan panjang akan menyemprotkan sperma di dalam Vaginaku, penisnya sudah mulai berdenyut dengan hebat,dengan denyutan penisnya itu pun aku juga mulai merasakan hal yang tak akan pernah kurasakan di di dalam hidupku, bahwa nafsu birahiku terpuaskan oleh anak kandung ku sendiri, Suatu sensasi yang memang sangat luar biasa, sepertinya aku juga akan mengalami oragasme. Sengaja aku tahan oragasme ku agar Aku dan Robbie dapat bersama menikmati Nikmatnya Suatu dosa hubungan sedarah antara ibu kandung dengan anak kandungnya. Robbie memiliki Penis dengan batang dan kepala yang cukup besar, saat dia melakukan hujaman yang kali ini cukup terasa keras bagiku, tiba-tiba Robbie diam mematung seperti membeku, badannya bergetar menahan suatu kenikmatan yang selama ini dia impi-impikan, Aku rasakan Penisnya seperti terkunci tertelan sangat dalam di vaginaku dengan kepala Penis berada jauh di dalam rahimku, aku melihat wajahnya yang tampan dan kedewasaan mulai tergambar dari raut wajahnya yang mungkin nanti menjadi Ayah dari anak yang akan ku kandung ini. Akhirnya hal yang kutakutkan terjadi aku terlambat mencabut batang penisnya dari dalam vaginaku, tapi disatu sisi aku merasakan sensasi nakal yang menjalar di tubuhku yang ingin merasakan rasanya jika dibuahi oleh anak kandung ku sendiri, Robbie melenguh dan mendesah hebat Penisnya menyemburkan sperma di Rahimku tempat dimana aku mengandungnya, semburannya berkali kali sangat kencang terasa, dan saat itu pula aku merasakan Vaginaku juga berdenyut keras dan aku menjerit histeris karena merasakan Orgasme yang selama ini belum pernah aku rasakan, karena sensasi persetubuhan sedarah ini, aku merasa seperti terbebas terbang, aku orgasme sangat panjang dan lama seiring dengan keluarnya sperma Robbie yang menyembur di dalam Vaginaku. Terasa hangat basah, gemericik, sedikit lengket pada selangkangan kami yang menempel terkunci satu sama lain, dengan aku menyilangkan kakiku pada pinggang Robbie.
 
“ Mam, aku mengeluarkannya di dalam...maaf”, ucapnya dengan nada datar, takut aku hamil, tapi dia puas tanpa ada penyesalan. “Ya Tuhan, Robbie... Kamu ini benar-benar nakal. Tapi mau gimana lagi, kan sudah keluar?”, itu yang aku katakan kepadanya. Kami mengalami klimax persetubuhan sedarah yang sangat indah, terdengar tabu tapi faktanya indah dan luar biasa.
 
Spermanya perlahan lahan mengalir keluar dari dalam Vagina ku, bercampur dengan cairan kewanitaan ku, spermanya sangat banyak, dan aku yakin dia sehat dan pasti spermanya juga sehat. Hamilkah diriku? Apa yang terjadi, menjadikan kami ketagihan akan hubungan rahasia yang sangat penuh dengan dosa, aku akan menjalani hubungan ini dengan caraku, dan aku tidak akan pernah menyerah.
 
Memang seperti yang aku katakan di awal cerita ini, perbuatan ini pasti tidak bisa di maafkan, apa yang kami lakukan pasti akan ada kosekwensinya, aku tahu itu dan aku mengerti. Tapi disaat Robbie ada disebelahku, dan waktu kami melakukan Dooggie style, atau jika aku berada diatasnya layaknya wanita penunggang kuda, atau di manapun kami menumpahkan cairan kenikmatan itu, semuanya mengandung resiko yang sangat tinggi, ketahuan oleh suami atau orang lain tentang hubungan sedarah kami, atau aku hamil. Tapi aku, kami berusaha secantik mungkin agar semua itu tertutup dengan rapih, dan sepintar mungkin agar aku tidak mengandung benih dari anak ku sendiri. Tapi sayangnya tetap saja aku berhasil jebol juga. Aku benar-benar menjadi hamil dari benih anakku sendiri
 
Saat mereka masih berpikir tentang sosok Tobi yang dapat menggunakan space travel time jutsu, muncul Zetsu yang memberitahukan pada Tobi bahwa pertandingan antara Sasuke dan Itachi telah selesai dan pemenangnya adalah Sasuke. Naruto dan kawan-kawan terkejut mendengar hal tersebut. Kakashi melihat ke arah Tobi, dan ia melihat Sharingan di lubang topeng Tobi. Tobi dan Zetsu seketika pergi dan menghilang. Naruto dan kawan-kawan segera menuju ke tempat pertarungan Sasuke dan Itachi dengan kecepatan penuh. Di tengah perjalanan mereka menghadapi rintangan api hitam Amaterasu, Yamato membelah Amaterasu untuk dilalui. Namun setelah sampai, mereka telah terlambat karena Sasuke dan Itachi telah dibawa oleh [[Zetsu]] dan Tobi.
 
=== Tim Taka dan Tehnik Sage Naruto ===